Prolog

98 4 0
                                    


10 tahun yang lalu, bocah yang bernama Rino Alamsyah sedang tergesa-gesa menuju taman yang bertepatan di sebelah kompleknya. Dipikirannya hanya satu, yaitu ingin bertemu teman yang paling berharga.

Terlihat taman yang megah dan hanya ada satu orang gadis blasteran Jepang yang seumuran dengannya. Gadis itu terlamun, Rino yang memandangnya dari jauh pun langsung tersipu nampak sudah menaruh perasaan yang mendalam.

Gadis itu merasa dipandangi seseorang langsung membalikkan badannya perlahan. Angin yang bertiup sepoi-sepoi membuatnya semakin anggun. Rino makin tersipu dan menghampiri teman yang paling berharganya itu.

"Maaf membuatmu menunggu lama."

"Tidak apa-apa kok, malahan aku yang datang terlalu awal," ucap gadis itu dan mengajak Rino duduk disebelahnya.


Deg ...

Hati Rino berdetak dengan kecepatan maksimal. Tiba-tiba saja gadis itu mengeluarkan liontin. Liontin tersebut terlihat tua. Ia mengatakan akan pergi dengan waktu yang tidak menentu. Rino yang mendengar ucapan gadis itu langsung syok seketika. Lalu, gadis itu memberikan liontin yang tadi dikeluarkan. Ia meminta Rino untuk menjaga liontin tersebut. Rino mengiyakan permintaan yang terdengar egois.

"Tolong jaga liontin ini sampai aku kembali. Jika aku kembali maka kembalikan liontin itu dan kita akan menikah," ucap gadis itu dengan tersenyum lembut.

Rino yang mendengarnya sontak memeluk gadis itu dengan dekapan yang erat.

"Aku berjanji akan menjaga liontin ini dan berjanjilah padaku kau akan kembali lagi. Jagalah janji ini seperti engkau menjaga barang-barang kesayanganmu."

Entah mengapa air mata gadis itu jatuh ke bumi seperti sangat bahagia mendengar perkataan Rino. Rino sempat melepaskan pelukan hangatnya itu, dan menghapus air mata yang menggenang dikelopak gadis yang berperawakan Jepang-Indo.

Gadis itu berdiri dari tempat duduknya, ia sempat sedikit menjauh dari Rino dan membalikkan badannya lagi.

Dengan tersenyum bahagia menghadap ke arah Rino. " Baik, akan ku jaga janji ini. Aku yakin kita akan bertemu kembali suatu saat nanti. Sampai jumpa ... cinta pertama ku." Gadis itu sedikit demi sedikit hilang tertiup angin.

Rino seketika menangis melihat kepergian cinta pertamanya dari belakang. Ia tidak menyangka momen terakhir kalinya bertemu.

ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang