Terbangun dari lelapnya tidur, Rino yang saat itu masih memikirkan hal yang tidak mengenakkan. Ia ingat bahwa ada murid pindahan. Melihat jam yang menunjukkan 6 lewat 15 menit.
"Bajingan, gue hampir telat lagi. Putri kebiasaan banget, ngga bangunin gue disaat situasi kaya begini." Rino yang panik langsung bergegas ke kamar mandi. Melihat dirinya sudah bersih, Rino langsung memakai pakaian yang sangat casual di jaman SMA sekarang.
Setelah selesai, Rino segera bergegas menuju basement, tempat dimana ia menaruh motor dan mobil kesayangannya. Tetapi, Rino melihat motornya sudah tidak ada. Rino menelpon Adiknya dengan terburu-buru.
Drett ... Drett ... Drett
Akhirnya diangkat oleh Putri dengan suara yang rada ricuh.
"Halo Bang ... kenapa telpon?"
"Abang mau nanya dah, motor abang kok ngga ada di basement? Jangan bilang motornya Puput bawa." Rino mulai merasakan hal-hal yang membuat dirinya emosi sedikit demi sedikit memuncak.
"Hehehe, abisnya Abang tidurnya kayak orang mati suri. Udah berapa kali dibangunin tetap aja masih ngorok. Daripada terlambat, mending Puput bawa motor Abang tadi."
Rino yang sedang kesal langsung mematikan telponnya sambil menepuk kening.
"Astaghfirullah Adik gue ini bodohnya jangan diborong juga, kesian sama orang yang membutuhkan. Tapi, TETAP AJA MOTOR AEROX GUE SEGALA DIPAKE LAGI!" ungkap Rino di dalam hatinya sambil marah-marah ngga jelas.
Karena waktu terlalu mepet, akhirnya Rino tak punya pilihan lain untuk mengeluarkan BMW M3 GTR yang sudah ia modif sedemikian rupa. Suara rauman knalpot yang menandakan siap mengaspal. Langsung tancap gas keluar dari basement apart menuju SMA 26 yang berada di jalan tebet dalam. Saat ditengah jalan, hp nya bergetar. Ternyata sahabatnya menelpon Rino.
"No, langsung tancap gas. Security disekolah udah kita culik, jadi lo udah aman," ucap Prabowo dengan gagahnya
"Sip ... pulang sekolah langsung ke apart gue, kita kobam." Rino yang bahagia itu salut dengan perjuangan sahabat satu alam rahim yang beranggotakan Rino, Guntur, dan Prabowo.
Mereka bertiga memang suka banget yang namanya melanggar peraturan. Apalagi saat dapat panggilan dari Guru BK nya karena tidak ada akhlak. Namanya juga anak yang masih remaja, jadi banyak pelanggaran yang dilakukan mereka bertiga.
Tak lama kemudian mobil Rino datang. Ia juga memasang ekspresi datar terlihat dari kaca depan mobilnya. Guntur dan Prabowo merasa jengkel dengan ekspresi yang dikeluarkan Rino.
"Sumpah wo, kalo bukan sahabat kita udah gue tarik tuh muka nyebelinnya."
"Iya Tur, kok gue jadi malu sendiri gitu."
Keluar dari mobil, Rino langsung di sinisin sama kedua sahabatnya itu.
"Lo pada kenapa dah?" ucap Rino yang kebingungan.
Guntur dan Prabowo langsung lewat didepan dengan memasang muka kesal. Rino langsung mengeluarkan perkataan maut yang bisa membuat suasana cair.
"Mau kontak cewek ngga? Tadi banyak yang minta saveback kontak wa gue." Sontak membuat duo bodoh ini berbalik ke hadapan Rino.
"Sini-sini bagi kontaknya, yang kemarin lo bagi ngga ada yang menarik," ucap Prabowo dengan menebar pesona, tetapi salah sasaran. Guntur dan Rino merasa ilfeel melihat Prabowo yang tebar pesona di depan mereka.
Sekarang gantian Prabowo yang di sinisin oleh kedua sahabatnya itu. Mereka berjalan berdampingan sampai ke kelas. Disitu Ningsih mencoba menggoda Rino.
"Pagi Rino sayang. Setiap aku wa ngga pernah dibalas." Rino langsung menarik napas dalam-dalam, ia menganggap pagi ini menjadi cobaan hidupnya.
"Bisa ngga hari ini jangan godain gue?" ucap Rino dengan nada yang sangat cuek.
"His, jangan begitu sama aku. Rasa orang juga ada masa expirenya, Baby," ucap Ningsih dengan mendekatkan wajahnya ke arah Rino.
Tiba-tiba saja Pak Tito masuk ke kelas siap untuk mengajar.
"Oke-oke, kalian pasangan yang sedang kasmaran. Pagi-pagi udah bikin adegan panas, untungnya disini pakai AC." Murid-murid sontak tertawa, tetapi Rino malah membela diri.
"Idih, kalo bapak mau ambil aja Ningsih, Pak. Saya ikhlas lahir batin kok."
Ucapan Rino bagai angin lewat. Tidak di gubris oleh Pak Tito. Kondisi mulai kondusif, Pak Tito ingin mengenalkan murid yang pindah ke SMA 26.
"Baik, Anak-anak. Saya ingin memperkenalkan siswa baru. Kamu silahkan masuk ke kelas."
Kelas hening menanti paras siswa baru itu. Seketika para cewek di kelas teriak histeris. Rumor yang mengatakan bahwa siswa pindahan adalah cewek. Tetapi salah besar.
Murid-murid cowok terlihat kecewa, terutama Prabowo yang bisa dibilang fakboy seantero SMA.
Pak Tito berusaha mencairkan suasana. "Tenang saudara-saudaraku. Bapak sebenarnya juga kecewa, padahal sudah berharap murid pindahan itu cewek." Seketika Pak Tito diangkat oleh murid-murid cowok menandakan mensupport secara penuh.
"Memang Pak Tito paling dabest diantara Guru-guru lain," ucap murid-murid cowok
Pak Tito menyuruh murid-murid cowok menurunkan dirinya. Setelah itu, Pak Tito mempersilahkan perkenalkan diri si murid pindahan.
"My name is Tachibana Mirai. I was a transfer student from high school in Kyoto. please help for the next 3 years (Nama saya Tachibana Mirai. Saya murid pindahan dari SMA yang ada di kyoto. mohon bantuannya untuk 3 tahun kedepan)." Para cewek semuanya terlihat histeris melihat Mirai. Mereka langsung jatuh hati, tetapi Ningsih nampaknya tidak.
Rino seperti teringat pengawal yang seumuran dengannya. Ciri-cirinya sama dan terlihat mirip sekali.
"You Mirai, Isn't it?" Rino menggebrak meja sambil terlihat kaget. Mirai yang melihat wajah Rino langsung mengenalinya.
"Wow, young master also studies here?" ucap Mirai yang sangat senang melihat tuannya sehat walafiat.
Orang yang ada dikelas kaget, bahwa Mirai adalah pelayan pribadi Rino. Tetapi, duo makhluk yang bodohnya tembus ke tulang belakang menyangka bahwa Rino adalah gay.
"Gue sih ngga nyangka kalau lo itu gay," ucap Prabowo memandang rendah Rino.
"Astaghfirullah seorang Rino yang dikenal sebagai tukang pukul ternyata gay," ucap Guntur dan teman sekelasnya.
"Udah dong fitnah gue. Suer dah kalau bukan temen sama sahabat udah gue ajakin baku hantam daritadi." Masih merasa geram dengan tingkah laku teman sekelasnya, ditambah lagi Guntur dan Prabowo.
Mirai tertawa dengan tingkah Rino yang ia anggap sebagai tuannya. Rino meminta maaf kepada Mirai yang sudah merusak hari pertama sekolahnya. Pak Tito pun meminta semua untuk tenang. Pak Tito juga mempersilahkan Mirai untuk duduk di paling belakang dekat bangku Rino. Mirai yang tak menyangka akan bersekolah berbarengan lagi.
Bel berbunyi sekali menandakan waktu istirahat.
"No, kayanya lo kenalin dah sama Mirai lingkungan sekolah kita," ucap Prabowo dengan wajah serius
"Iya No ... Ajak keliling sekolah dulu. Kitta tungguin di basecamp." Prabowo dan Guntur meninggalkan Rino.
Rino mengajak Mirai keliling sekolah. Ia mengenalkan lingkungan sekolah yang benar-benar lumayan luas. Mirai nampak biasa-biasa saja, itu karena gedung sekolah di Jepang lebih besar daripada SMA Rino. Saat berada di taman, Mirai ingin sedikit berbincang dengan Rino.
Mirai mengajak Rino duduk. "Rino-sama, aku ingin menyampaikan pesan gadis 10 tahun yang lalu." Suasana hening seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA
Teen Fiction10 tahun yang lalu, seorang bocah yang bernama Rino Alamsyah bertemu dengan gadis blasteran Jepang-Indo. Ia memendam perasaan yang mendalam, tetapi gadis itu akan pergi waktu yang cukup lama. Rino yang mendengarnya langsung syok seketika. Gadis itu...