Mengguncang Batin

15 3 0
                                    

Lampu taman yang berkedip, awan yang sedikit gelap menandakan malam akan tiba. Rino bingung mau menjawab apa. Pikirannya sekarang kacau, terlihat dari ekspresi Rino menatap dengan rasa takut.

Satu jalan keluarnya, yaitu ikuti proses yang diberikan Rano. Mirai yang menatap cemas dengan kondisi mental tuannya ini. Rano bisa dibilang orang ketiga yang mampu menguasai daerah para gangster. Saat muda saja ia sudah bisa membantai seluruh para gangster dan menjadikannya markas cabang.

Banyak orang takut akan kehadiran Rano. Walaupun begitu, ia peduli dengan keluarganya sendiri.

Rino mengiyakan permintaan Rano untuk datang ke Amerika. Masalah pertama selesai, waktunya kembali ke apart. Di sepanjang jalan tangannya Rino gemetar, Mirai melihatnya dengan rasa iba. Ia mengerti bagaimana perasaaannya, hanya saja situasi sekarang tidak menguntungkan Rino.

Saat di lorong pun Rino masih ketakutan. Mirai menenangkan Rino yang masih ketakutan, ia menganggap Rano ingin mengetes ketangguhan diri Rino, apakah layak untuk jadi kepala keluarga baru. Pintu apart terbuka, Putri yang melihat Abangnya cemas langsung menyuruh Mirai membawanya ke kamar.

Putri mencoba menyadarkan Rino yang masih membisu. Tatapannya benar-benar kosong, Putri dan Mirai semakin bingung. Ia belum siap secara mental dan batin untuk mempertemukan Putri dengan Rano, apalagi ada kejadian yang tidak mengenakkan.

Rino yang menghela napas dalam-dalam dan menepuk pundak Putri. "Puput harus kalem, jangan kaget sama omongan Abang!"

Putri hanya mengangguk, ia sebenarnya belum siap mendengar perkataan yang dilontarkan Abangnya.

"Sebenarnya, Abang Puput bukan aku aja! Puput masih punya dua saudara kandung. Satu cowok dan satu lagi cewek," Ucap Rino dengan tangan yang bergetar

"Hah?! Puput ngga percaya sama omongan Abang!" Putri emosi mendengar perkataan Rino, tetapi Rino langsung memberikan foto 10 tahun yang lalu kepada Putri.

Putri terdiam ...

Mirai hanya menepuk jidatnya. Ia tak percaya Rino akan langsung to the point kepada Adiknya sendiri. Menurutnya sama saja dengan bunuh diri. Mirai mulai memainkan perannya disini

"Rino-sama mau Teh Oolong? Akan saya bikinin buat anda."

"Ohh ... Boleh banget kebetulan gue butuh yang seger-seger. Jangan lupa pesenin gue satu lont ...." Seketika bogem mentah menghantam dagu Rino.

"Tadi Abang ngomong apaan dah? Kok aku denger Abang ngomong lonte?!" Rino memelas seperti minta pengampunan dari Putri.

"Ngga anjir, tadi aku mau bilang lontre. Puput kupingnya ngehalu terus sih." Ucap Rino sedikit mengalah

Dan muncullah author yang rambutnya sedikit gimbal, "Wei tolol! Kita baru muncul lagi ngehe, lo malah enak-enakkan di kamar. Udah gitu sama adek sendiri pulak! Ngiri aing slurr!"

"Wah author akhlaknya minus dateng! Ngapain tai lo masuk kamar gue? Udah gitu kaga ngetok kamar lagi! Tar disangkanya gue lagi bikin skandal bareng adek gue!" Rino sedikit ngegas sama authornya sendiri.

"Lo mau gue pecat jadi aktor?! Nyali lo gede juga yee! Author sendiri di bentak, tai lah!"

Puput langsung meleraikan mereka berdua yang udah hampir bergelud, "Udah napa! Lo Bang Rino juga nyebelin ih, orang udah tau Pak Gimbal ini author kita! Ketemu ama Pak Gimbal langsung emosi ... Heran Puput sama Abang!"

"Nah setuju gue sama Putri, lo tuh kalo jadi aktor jangan ngeyel ngehe! Gue ga cerita di novel gabisa makan!" Omongan yang simpel dan padat tapi mematikan, itulah rahang Pak Gimbal

Akhirnya Rino mengaku salah dan meminta maaf kepada Pak Gimbal. Taruhannya berat sebelah buat Rino pikir panjang berurusan sama Gimbal Ngehe.

Okee pemirsa ... Back to topic yee kimak.

Mirai menuju dapur. Ia melihat dikulkas semuanya diisi sama minuman alkohol. Karena Mirai orangnya kreatif langsung kepikiran buat Oolong alkohol. Ia langsung mengambil alkohol.

Mirai menuangkan 90% Vodka dan 10% Jack Daniel. Sentuhan terakhirnya yaitu es batu yang berbentuk diamond. Minuman kematian ala Mirai jadi dan bakalan ada sedikit kegaduhan ... Jadi reader siap-siap tutup kuping. Soalnya bisa ngerusak gendang telinga.

"Jeng ... Jeng ... Ini dia Teh Oolong ala Mirai." Wajah Mirai sedikit nyebelin disini

"Widih! Demen nih gue sama Teh Oolong bikinan Mirai. Tapi kok bau aroma alkohol." Rino mulai sedikit wanti-wanti. Ia langsung meminum Teh Oolong bikinan Mirai.

Rino sedikit mengerutkan keningnya, "Jing! Jujur ini apaan?! Kok penglihatan gue sedikit blurr."

Mirai memasang wajah polosnya, "Itu Teh Oolong kok!"

Rino mengambil korek yang ada di lacinya. Ia membakar air yang disangka Rino itu Teh Oolong.

Srett ... Srett ... Duarr

"Eh kok teh oolongnya kebakar njir!" Ucap Rino kaget melihat minumannya kebakar

"Ealah kok bisa kebakar begini," Ucap Mirai yang sedang menutupi kebohongannya ....

Yuhuuu~

I'm back sesuai janji author

Sekarang manggil author dengan sebutan "Pak Gimbal"

Next chapter akan sesuai omongan saya di papan pesan

Jadi stay tune terus buat the next chapter

Terima Kasih buat reader lama dan untuk reader baru saya ucapkan "Welcome to my world" 🔥🔥

ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang