Kebahagiaan

31 4 0
                                    

Prabowo dan Rino mencoba untuk mengerti situasi sekarang ini. Dengan hembusan angin dan daun berguguran membuat Rino sedikit terbuka pikirannya.

Prabowo menepuk pundak Rino untuk meyakininya. “Jadi ... sekarang lo dah liat kan? Coba sedikit kesempatan buat Putri buat buka hatinya.”

Rino yang tersenyum tipis. “Akhirnya bakalan kaya begini. Gue sebagai Abang kandung Putri sedikit gagal. Gue terlalu ngekang. Mungkin karena gue masih takut sama kejadian kemaren!”

“Udahlah. Yang berlalu biarin berlalu. Ga semua keputusan lo itu tepat, No!” Prabowo yakin Guntur bukanlah cowok bajingan.

“Mau begimana lagi. Itu keputusan Putri, jadi buat kali ini gue bakalan percaya sama keputusannya.” Mereka berdua meninggalkan tempat dan memutuskan untuk kembali ke kelas.

Putri yang mulai sedikit mendingan mulai bangkit dari tempat duduk. Guntur melihatnya dengan senyuman. Hari ini sangat indah bagi mereka berdua.

“Put, kalo boleh nih gue minta kontak WA dong. Gue ngerasa kesepian kalo ngga ada kontak lo.” Guntur yang memberanikan dirinya walaupun mukanya memerah kayak kulit babi.

Putri langsung mengeluarkan hp dari kantong celana. “Nih! Kalo Rino nanyain dapet kontak gue darimana, bilang aja langsung dikasih tau sama malaikat cinta.”

Muka Guntur mulai memerah lagi. Kali ini Putri menggoda dirinya. Mereka berdua saling tukar kontak hp.

Saking senangnya, Guntur melihat foto profil WA. “Akhirnya! Makasih Put! Gue bakalan chat lo setiap hari.”

“Iya masama Guntur. Gue janji bakalan bales chat lo paling cepet!” ucap Putri sambil tersenyum.
Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kelas. Mereka berpisah dan berjanji akan saling kontek. Bagi Guntur moment ini menjadi yang tak terlupakan.

Pas sampai di kelas, Guntur melihat kejadian yang sangat aneh. Dua sahabatnya cengar-cengir kagak karuan.

“Yasik ... ada yang seneng nih!” ucap Prabowo dengan tersenyum.

“Tau nih seneng ngga bagi-bagi, sialan!” ucap Rino yang mendempetkan badannya di dekat Prabowo.

Guntur yang tersipu langsung sedikit buang muka. “Mana ada gue bahagia!”

Prabowo dan Rino langsung mengajak ke tempat biasa nongkrong. Tapi semuanya buyar dikarenakan Guru Matematika yang bernama Bu Dede masuk ke kelas.

“Njir! Mama Dede masuk kelas,” ucap Prabowo dengan muka lemas.

“Ya Ampun, gue lupa ngerjain pr. Gimana nih! masa gue cabut kelas lagi! ucap Rino panik.

Bu Dede langsung memerintahkan untuk mengkoreksi pr yang sudah diberikan oleh dirinya. Semua siswa merasa panik dengan nilainya. Lebih mengkhawatirkan lagi trio idiot + Mirai kebingungan. Wajar bingung ... toh dia juga murid baru di sini.

Bu Dede melirik ke arah Mirai. “I've never seen you before. are you a new student?”

Mirai langsung menjawabnya sambil berdiri. “Yes Mrs. Dede. I new student here!”

“Okey. I see.” Bu Dede langsung melanjutkan pelajarannya sampai pulang sekolah.

Dring ... Dring ... Dring

Bel berbunyi panjang menandakan pelajaran berakhir.

“Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh! Terima Kasih Bu Dede untuk hari ini!” ucap semua siswa kompak.

Semuanya beranjak meninggalkan kelas. Rino langsung menghampiri Mirai sebagai pengawal pribadinya. Ia mengajak untuk tinggal di apart, karena masih ada satu kamar lagi yang kosong. Dengan senang hati Mirai menerima kebaikan dari Tuannya itu.

Guntur dan Prabowo langsung menghampiri Rino. “Wei jing! Inget ngga sama janji lo tadi?”

“Jadilah! Tapi lo berdua boncengan. Soalnya gue balik bareng Mirai. Ngerinya si Mirai malah nyasar ke diskotik!” ucap Rino tanpa ada beban di rahangnya.

Mereka berempat langsung menuju parkiran. Rino menyuruh Mirai untuk mengendarai mobilnya. Mirai menerima dengan senang hati.

Dengan rauman knalpot mobil Rino yang terlihat sporty siap melesat di aspal. Semuanya siap, mereka berempat langsung menuju apart Rino.

Guntur naik motor supra gebok yang memboncengi Prabowo.

“Motor lo kaga bisa kencengan dikit apa ? Itu Mirai gile nyetir udah serasa lagi di sirkuit!” ucap Prabowo yang mengomentari motor gebok Guntur.

“Nih orang ngga ada rasa terimakasihnye! Belom aja badan lo gue treatment make ban motor!”

Sepanjang perjalanan Guntur dan Prabowo debat yang ngga penting-penting banget. Rino yang melihat dari spion mobilnya terheran-heran.

Setelah sampai di apart Rino, mereka memparkir mobil dan motor di basement. Mirai melihat apart yang menurut dia mewah. Rino pun mengajak masuk, Prabowo dan Guntur masih berdebat soal motor.

Dan ternyata ada kejutan yang tak terduga untuk mereka berempat. Di apart Rino ternyata ada Putri bersama dengan teman-temannya!

“Puput kok ngga bilang sama aku bawa temen-temen ke apart?” ucap Rino mengkerutkan keningnya.

“Hehehe, maaf atuh, Bang. Kan Puput juga dah nge-WA soalnya ngga jadi kerkel di rumah temen. Jadinya nyasar ke sini dah,” ucap Putri cengegesan.

Rino yang memaklumi Adiknya ini dan mengajak Guntur, Prabowo, dan Mirai masuk ke dalam kamarnya.

Rino langsung bebalik badan. “Ohiya satu lagi. Mirai hari ini tinggal di sini karena tugas yang dikasih ayah!”

Putri kebingungan. “Mirai? Kok Abang ngga bilang sama Puput sih!”

“Ohiya ... Puput kan ngga tau asal-usulnya. Jadi Mirai itu pengawal sekaligus temen Abang pas di Jepang. Waktu itu Puput kan masih maen di alam rahim,” ucap Rino sambil tersenyum.

Teman-teman Putri langsung jatuh hati kepada Rino. Hanya satu senyuman bisa meluluhkan hatinya mereka.

Putri mengerti yang dijelaskan Rino tadi dan tidak ada pertanyaan lagi terlontar dari bibir lembutnya itu.

Rino memasuki kamarnya, disana nampak kacau. Prabowo yang asal berantakin kamarnya, Mirai yang planga-plongo ngga ngerti situasi sekarang. Sedangkan Guntur masih senyum-senyum sendiri.

Rino menepuk keningnya. “Kalian semua! Jan beratakin kamar gue napasi! Dikira bokap moyang lo yang bayar pembantu?!”

Prabowo yang asik mengeluarkan PS4 milik Rino dari lemari tak menghiraukan ucapan Rino. Ia hanya sibuk dengan urusannya sendiri.

Drett ... Drett ... Dret ...
Hp Rino tiba-tiba saja berdering di saku celananya.

“Hah?! Nomor siapa lagi ini?!” ujar Rino sedikit kesal.

Ia pun terpaksa mengangkat telpon dan suara yang tak asing lagi ditelinganya. “Lama ngga ngomong, Adik sialan?!"

ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang