Pesan Sederhana

40 4 0
                                    

Rino benar-benar terkejut mendengar perkataan Mirai.


Rino menepuk pundak Mirai yang terlihat tercengang. "A- apa! Mirai apa itu benar?"



"Tuan muda tidak usah kaget begitu. Tapi, kondisi gadis itu baik-baik saja," ucap Mirai yang mencoba menenangkan Rino.



"Maaf, aku tadi kelepasan. Jadi, pesan apa yang diberikan gadis itu?" ucap Rino sambil memegang liotin.



"Dia berkata akan menunggumu di Jepang. Ya, walaupun anda sedikit melupakan wajahnya. Tapi, itu tidak memungkinkan anda akan mengingat sedikit demi sedikit."



Rino terlihat sangat senang mendengar pesan yang disampaikan oleh Mirai. Ia bangkit dari duduknya.


"Baik Mirai. Akan kuterima pesan itu." Mirai sudah tidak lama melihat Rino sesenang itu.



Rino mengajak Mirai berjalan lagi. Disaat mereka berjalan sambil melihat kondisi SMA yang bertaraf Internasional. Semuanya kelar, Rino ingin mengajak Mirai makan di basecamp yang tepatnya 600m dari sekolahnya. Pulang sekolah nanti Rino juga mau mengenalkan kepada Putri selaku Anak terakhir.



Sampai di basecamp, Guntur dan Prabowo sudah menunggu mereka berdua. Terlihat wajah duo idiot yang kenyang sampai napasnya berat.



"Lo berdua emang tolol yak." Rino merasa malu melihat sahabatnya itu.



"Gapapa lah, lagian lo jaim banget dah," ucap Prabowo sambil mengelus perutnya yang seperti ibu-ibu yang siap nujuh bulanan.



"Tau masih aja lo jaim sama kita, ngga kayak biasanya. Tapi, gue kaget liat napsu makan lo liar banget, Wo." Guntur hanya mencongkel sisa makanan yang tersangkut di giginya.



Rino mengajak Mirai makan sepuasnya. Mirai menerima tawaran Rino untuk makan. Mereka berempat akrab seperti biasanya, yang awalnya Mirai terlihat malu untuk mengakrabkan dirinya. Terdengar bunyi bel tiga kali yang menandakan pelajaran baru siap dimulai.



Mereka lari sekuat tenaga berpikir untuk tidak telat masuk. Tapi disisi lain, mereka malah seperti orang yang lagi lomba marathon. Tak disangka, Guntur yang paling cepat disusul oleh Mirai. Rino memaksakan diri untuk cepat sampai ke kelas. Prabowo tidak bisa mengejar Rino, Mirai, dan Guntur yang semakin kencang melenturkan langkah kakinya. Sadar akan kelemotan dirinya, Prabowo memesan Grab.



Tak butuh waktu lama driver datang menjemput Prabowo.


"Bang, nyetirnya sambil bahayain nyawa saya juga gapapa. Yang penting cepet nyampenya." Driver itu memacu motor layaknya pembalap motoGP.



Prabowo ngga nyangka bakalan sekenceng ini. Sekali-kali driver itu wheelie. Prabowo yang takut jatuh memeluk driver grab tersebut.



"Maaf mas, saya masih normal bukan gay," ucap driver yang terlihat takut dengan Prabowo.



"Gapapa si, Bang. Gue lebih ngeri liat skill driving lo, bajingan!" ucap Prabowo yang membentak driver itu.



Mereka berdua berdebat sepanjang jalan. Tak butuh waktu lama, Prabowo yang bisa melewati Rino, Mirai, dan Guntur. Prabowo sempat-sempatnya menunjukkan jari tengah kepada mereka.



"Jing, Prabowo ngecheat!" teriak Rino yang terlihat kesal



"Sumpah sampai di kelas kepala lo gue bikin dibawah." Guntur juga ikutan kesal melihat kelakuan Prabowo yang sudah tak memiliki otak.



Melihat gerbang mau tertutup, mereka bertiga melompati pagar yang tingginya hampir 2 meter. Karena Rino dan Mirai sudah terlatih, melewati pagar setinggi itu bukan masalah besar. Para cewek yang ada disekitaran pagar terkejut bahkan ada yang langsung jatuh hati. Para betina menganggap kejadian itu keren, ya ... kebantu sama tampang juga si. Mereka berdua melihat Guntur yang nampak kesusahan memanjat pagar. Rino membantu Guntur, tetapi kesialannya menghampirinya.


Sesaat mau turun, celana Guntur tersangkut di kawat. Karena sahabatnya ini dablek, Rino menertawakan Guntur dulu baru menolongnya.



"JIAHAHAHA, lo kalo mau berjemur jangan nempel di pager, Gun." Rino sambil mencari cara agar melepaskan celana Guntur yang tersangkut.



"Bacot! Lepasin yang bener, koplak." Guntur terlihat malu, apalagi kejadian ini sampai ditontonkan langsung oleh Putri, harga dirinya seketika turun.



Setelah lepas, mereka bertiga lanjut lari ke kelas. Ditengah jalan mereka bertiga melihat Prabowo yang berjalan santai di lorong. Rino dan Guntur masih kesal karena ditinggalin naik grab. Mereka berdua melakukan combo serangan yang memberikan efek stun.



"Bajingan lo segala ninggalin kita!" ucap Rino sambil memegang kepala Prabowo yang hampir pingsan.



"WAH NGGA ADA AKHLAK KALIAN! GEGARA KELAKUAN LO PADA, GUE HAMPIR SEBRANGIN SUNGAI SUSU DI SURGA!" Prabowo langsung memegang badannya yang sakit akibat combo maut RITUR (Rino dan Guntur).



Mereka langsung ingat bahwa bel sudah berbunyi. Lanjut berlari di lorong, Guntur sambil memegang celana yang sobek tembus sampai ke celana dalam. Rino dan Mirai menahan ketawa melihat keadaan celana Guntur yang memprihatinkan. Setelah sampai kelas, mereka berempat bersyukur belum ada satupun Guru yang mengisi jadwal di kelas.



"Tur, itu celana lo sobek sampai ke celana dalam," ucap salah satu perempuan di kelas.



"Suuutttt ... sebenarnya ini gue juga malu. Tapi kalau diliatin sama lo gue seneng kok." Prabowo dan Rino tertawa makin keras.



"Hahaha ... gombalan lo jelek banget." Melihat Guntur menggombal sangat jelek, Rino langsung dengan santai nya menggoda perempuan di kelasnya



"Hei lo! Kemari sebentar. Ada yang mau gue omongin," ucap Rino sambil mendorong target ke papan tulis.



Perempuan itu seperti tersipu melihat pesona Rino. Ia seperti sedang di depan Romeo. Putri yang sedang berjalan ke kelas Rino, terlihat dari raut muka Putri yang sedang terkejut


ASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang