Seperti pagi-pagi sebelumnya. Jungkook menyiapkan keperluan Taehyung seperti seragam kerjanya, menyiapkan tas kerjanya, menyiapkan sarapannya, memakaikan kemeja Taehyung, memakaikan dasi serta jas kerja Taehyung. Sudah seperti istri Taehyung tetapi bukan. Itu adalah sebagian tugas Jungkook karena memang Taehyung teledor dalam masalah ini.
"Sarapan hari ini telur ceplok dan roti goreng aja tuan. Maaf," Taehyung menaruh piring berisi telur dan roti kehadapan Taehyung serta kopi susu hangat.
"Gapapa, ayo makan." Taehyung mengunyah makanannya dengan lahap.
"Aku udah sarapan," ucap Jungkook sambil tersenyum "Dimana Nyonya Ji? aku sudah membuat sarapan ini."
"Sudah pulang semalam."
"Ah gitu." Jungkook hanya mengangguk-angguk saja.
"Kau jadi bertemu dengan teman vibratormu yang semalam?" pertanyaan Taehyung sukses membuat pipi Jungkook mengeluarkan semburat merah.
"Namanya Bambam. Aku bikin janji sama dia jam makan siang nanti."
Taehyung diam lagi, memakan makanan yang dimasakin Jungkook dengan khikmat.
"Ayah kambuh lagi jam 2 dini hari tadi. Bunda nelfon saya katanya kamu gabisa dihubungi. Saya udah menyuruh paman Lee buat nganterin ayah kerumah sakit, sekarang sedang dirawat," jedanya, melihat mata Jungkook sudah berlinang air mata membuatnya tidak tega tetapi ini adalah informasi dari ibu Jungkook yang harus disampaikan pada Jungkook, "Tenang aja ayah udah lebih baik dan kata bunda, tempo hari bunda pergi ke dokter kandungan dan adikmu perempuan." tutur Taehyung kembali.
Taehyung memang sangat dekat dengan keluarga Jungkook setelah insiden satu tahun lalu ketika ayah Jungkook hampir mereggang nyawa karena serangan jantung tetapi berkat Taehyung lah ayah Jungkook kembali selamat. Taehyung mengantar ayah Jungkook kerumah sakit milik keluarganya dan memberikan perawatan terbaik untuk ayah Jungkook.
"Terimakasih Tuan, terimakasih. Lagi-lagi tuan membantuku. Aku janji akan membayar semuanya. Terimakasih tuan sekali lagi." berucap dengan lantang.
"Udah sekretaris Jeon, saya juga mau banyak terimakasih karena udah jadi sekretaris terbaik saya selama lima tahun ini dan kamu bisa bertahan dengan perusahaan Kim."
Jungkook terdiam, memikirkan kata-kata Taehyung membuatnya semakin galau tentang keputusan untuk berhenti bekerja.
"Maaf tuan. Setelah aku menyusun jadwal pertemuanmu hingga bulan depan. Aku akan resign." lirih Jungkook enggan melihat wajah sang atasan.
"Gaada resign." datar sekali membuat Jungkook takut. Menunduk takut.
"Ayo pergi," Taehyung merampas kunci mobil yang ada ditangan Jungkook lalu berjalan duluan kearah parkiran mobilnya.
Lagi-lagi Jungkook membuat awal pagi atasannya sedikit tidak enak.
••
Setelah sampai di perusahaan ternama itu. Taehyung dan Jungkook sudah disambut dengan senyum ramah dari para karyawan.
"Selamat pagi tuan Kim, selamat pagi sekretaris Jeon." mereka bow kepada Taehyung dan Jungkook.
"Selamat pagi juga, semangat kerjanya hari ini." ucap Jungkook riang. Sedangkan Taehyung tak ada balasan, melanjutkan perjalanannya sampai keruangannya.
"Semangat kerjanya." setelah mengucapkan itu kata pada Jungkook, sang CEO langsung masuk kedalam ruangannya.
Jungkook hanya menatap nanar pintu ruangan sang atasan.
"Ayo Jungkook semangat! Semangat! Jungkook pasti bisa tahan sebentar lagi." Jungkook menyemangati dirinya sendiri.
Jungkook berlari keruangannya, menaruh tasnya dimeja. Lalu memilah berkas-berkas sesuai jadwal hari ini, mengambil iPad untuk dibawa keruangan atasannya bersama dengan berkas-berkas yang sudah dipilah.
Setelah sampai didepan pintu ruangan Taehyung, Jungkook menarik nafas sebentar lalu tersenyum. Membuka pintu itu, melihat atensi sang CEO yang sedang menatap pemandang diluar dengan dibatasi kaca besar. Ia bisa melihat kalau atasannya itu sedang dalam mood tidak baik. Dengan jas yang sudah dilepas, kemeja yang sudah keluar dari dalam, dasi yang tergeletak dimeja. Padahal baru beberapa menit ditinggal, dan ini masih pagi.
Jungkook berjalan mendekat,
"Jadwal pertemuan hari ini dengan kolega dari Jerman dan beberapa direkturnya. Kita akan membawa Direktur Kim, Direktur Park, dan Direktur Jung untuk ikut serta dalam pertemuan ini, 30 menit lagi mereka akan kumpul diruang rapat. Dan ini beberapa konsep majalah KIMP yang baru tanda tangani jika setuju," Jungkook menaruh berkas-berkas itu dimeja Taehyung lalu memunguti jas serta alat tulis yang terjatuh kelantai.
"Pakailah jas dan dasi ini untuk pertemuan nanti," ucap Jungkook
"Saya gak suka diatur, dan kamu tau itu sekretaris Jeon."
"Seenggaknya hargai mereka yang sudah menyempatkan waktu demi bertemu denganmu, Tuan. Hadap sini biar aku bantu pasang dasinya." Jungkook menarik tangan Taehyung agar menghadap dengannya. Mulai membenahi pakaian Taehyung.
Entah apa yang ada didalam pikiran Taehyung, tanpa aba-aba ia mencium bibir Jungkook tiba-tiba membuat Jungkook menghentikan acara memasang dasi sang atasan. Hanya ciuman yang menempel biasa, tak berlangsung lama akhirnya Jungkook menjauhkan tubuhnya dari Taehyung,
"Pulang kerja temani saya menjemput Baby Boo les lalu jenguk ayahmu." ucap Taehyung sambil menatap berkas-berkas.
"Baby Boo, Aku merindukannya," ucap Jungkook basa-basi, membuat
"Ayo pertemuan." Taehyung berjalan begitu saja meninggalkan Jungkook yang masih memerah karena apa ia pun juga tak tau tetapi ia malu dan berakhir memerah.
••
Rapat berlangsung cukup menegangkan akibat mood Taehyung yang masih tak enak. Sedari tadi Taehyung hanya membantah semua pernyataan yang diberi orang yang ada diruang rapat itu.
"Kita bisa mewawancarai penulis buku terkenal untuk kita masukan kedalam artikel majalah." usul salah satu direktur perusahaan lain.
"Kuno." lagi-lagi Taehyung menjawab dengan datar. Membuat yang disana semakin bingung mengeluarkan ide apalagi.
"Direktur Park, keluarkan usulanmu," lanjut Taehyung, tak tau saja yang dipanggil sudah menatapnya jengkel.
"Konsep kali ini aku hanya akan sedikit memberi unsur girly, dizaman sekarang pasti perempuan butuh referensi untuk make up atau fashion. Akan banyak peminat jika begitu." itu usulan Direktur utama, Park Jimin.
Jungkook sudah tau jawaban Taehyung, buru-buru ia menggenggam tangan Taehyung dari bawah meja membuat Taehyung terkejut bukan main tetapi masih dengan ekspresi datarnya. Taehyung jelas tau maksud Jungkook. menatap Jungkook sebentar lalu menghela nafas, menggenggam tangan Jungkook lagi,
"Yasudah, saya terima semua usul kalian. Rangkumlah usulan kalian menjadi satu tema. Akhiri rapat ini, terimakasih." lalu keluar dari ruangan rapat begitu saja, disusul oleh Jungkook setelah bow beberapa kali.
TBC
semakin gaje
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekretaris Jeon • [ taekook ]
Fanfiction[ 🖇️ ON GOING ]﹆❛ Bertahan sebentar saja. ❜ 𖤐₊˚. Kehidupan Jungkook mulai rumit sejak bekerja. ⚠ : bahasa semi baku, smash typing, bxb area, smut 21+.