_2_

3.6K 431 26
                                    

Kevin berjalan dengan kedua lengan terlipat di dada. Sambil bersiul dia menulusuri lorong sekolah yang cukup panjang, dan sedikit remang. Sesekali Kevin menoleh kesamping dimana ada kaca-kaca yang terlewati olehnya, Kevin tersenyum sambil berucap; "Gila gue ganteng banget."

Lalu kali ini pria jangkung itu memasukkan tangan kedalam kantong celana abu-abu yang dia kenakan. Namun jalan-jalan santai nya terinterupsi oleh suara yang asing ditelinga nya.

"Oy! Lu Kevin kan?" Kevin cepat-cepat menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya barusan.

"Ya? Siapa yah?"

"Baru juga beberapa menit udah lupa aja," Orang itu berlari kecil kearah Kevin, lalu mengulurkan tangannya. "Kenalin gue temen si Bian yang tadi ambil alih pasukan. Nama gue Kenta Ardiyansyah."

Kevin menjabat tangan yang terulur didepannya, sambil membalas; "Nama gue Richard Kevin."

"Gimana tadi Bian?" Tanya Kenta, sebenarnya dia sudah terlalu paham bagaimana sikap Bian kepada capas baru seperti Kevin.

"Oh kak Bian? Dia bilang gue gak boleh ikut paskib." Jawab Kevin terdengar terlalu santai di telinga Kenta sendiri.

Kenta menggaruk tengkuknya, agak bingung sebenarnya dengan sikap Kevin yang teramat santai.

"Jadi lu gak apa-apa kalo gak bisa masuk paskib?" Tanya Kenta lagi. Kevin menggeleng terlihat ambigu.

"Tenang aja kak, gue bakal masuk paskib kok liat aja nanti." Terang Kevin membuat Kenta lebih bingung lagi.

"Caranya?"

Kevin tertawa mendengar ucapan kakak kelas yang berkulit agak sedikit hitam dari siswa disini. Itu hal lumrah bagi anak paskibra dengan kulit hitam yang mendominasi. Bagaimana jika Bian? Kulit putihnya seperti bukan anak paskibra pada umumnya, terlalu bersinar.

"Gue gak tau kak heheh, bantuin sebisa lu aja kak gak apa-apa kalo gak berhasil juga." Ucap Kevin lagi. "Yaudah yah kak, gue duluan, sorry nih jadi ninggalin gini."

"Yo santai aja." Kenta menepuk bahu Kevin, lalu tersenyum, dan benar-benar pergi dari hadapan Kevin.

_♥️_

Terik matahari tidak membuat saf dan banjar mereka goyah. Bahkan keringat sudah membasahi hampir seluruh lapis baju yang mereka kenakan. Bian, dan Kenta termasuk kedalam nya, tidak peduli senior lain yang telah berteduh sambil bersenda gurau. Bian dan Kenta masih serius memberi wejangan dan beberapa hal yang harus mereka perhatikan dalam berada di pasukan dan di luar pasukan.

"Rabu dan Jumat yang sudah disepakati sama senior lain, dan pertemuan selanjutnya akan lebih intens. Buku harus sudah disampul merah putih, bawa makanan berat dan air satu liter saat pertemuan. Ganti lebel merek air minum dengan kertas karton merah putih. Dapat dimengerti?!" Suara Baekhyun menggema di lapangan tempat biasa upacara.

Gerakan tubuh para capas seakan menjadi titik terkeren menurut siswa baru yang masih gamang memilih ekskul. Mereka semua terlihat keren karena barisan yang cukup rapih. Paskibra menjadi pusat perhatian yang cukup menarik di kalangan peserta didik baru.

"Lemaskan!" Ucap Kenta.

"Siap. Terimakasih." Jawab seluruh pasukan serentak.

Senior-senior yang awalnya berteduh pun kali ini maju ke depan, sehingga dapat dilihat betapa capas lain kagum dengan postur tubuh para senior mereka yang semampai. Cantik dan tampan mendominasi wajah mereka.

"Oke santai aja. Kita sharing sekarang. Ada yang masih belum kenal sama senior disini? Mau kenalan gak sama kakak-kakak yang ganteng dan cantik didepan sini?" Ucap Kenta yang dihadiahi jitakan main-main oleh teman seangkatannya, lalu teriakan 'wuuuu' menggema membuat Kenta terkekeh riang

Itu Paskibra dengan kesolidan tingkat tinggi. Tidak ada perbedaan jika sudah masuk ke ekskul tersebut. Semua merasa duduk di tanah yang sama, mendapatkan kedudukan yang sama, bergurau, tidak mengenal batas usia. Bukan berarti candaan yang mendominasi, hanya saja membawa santai selagi bisa sebelum mereka harus kembali seserius mungkin nantinya. Senior atau junior hanya dibatasi seberapa lama kita dilantik sebagai Paskibra. Cukup sulit diawal mengingat begitu intens dalam berlatih, senior yang keras dalam mendidik membuat mental kadang ciut ditengah jalan. Itu membuktikan bahwa paskibra tidak untuk bermain-main.

"Bener kata kak Kenta ya gengs dia mau kenal sama capas disini. Kak Kenta jomblo loh eh rata-rata senior disini masih pada jomblo ada yang mau daftar?" Anggit salah satu senior perempuan mencoba berinteraksi dengan para capas. Teman-temannya yang lain malah menahan tawa.

"Eh kak Anggit sksd ya?" Para capas hanya tertawa saat suara Bian lebih manusiawi ... Maksudnya ada tambahan kekehan kecil didalamnya, mengingat Bian selalu serius dalam berbicara kadang tidak selaras dengan wajah imutnya.

Anggit menggerutu lalu memukul lengan Bian, sedangkan Bian menghindar sambil tertawa keras. Tipikal tawa yang mengundang senyuman bagi yang mendengar.

"Kak Bian." Ucap salah satu dari para capas. Bian menoleh sambil bergumam tidak mengentikan senyumnya, membuat rentetan capas itu hampir hilang kesadaran.

"Kak Bian manis banget sihh." Pekikan capas Putri itu membuat hampir seluruh senior terbahak. Bayangkan Bian adalah seorang Putra Paskibra, harga dirinya terasa diinjak jika mendengar kata manis yang sama sekali tidak bisa mendeskripsikan seorang pria tulen sepertinya, namun karena dia menjaga emosinya agar lebih bisa masuk kedalam kalimat sharing yang sedang di terapkan. Bian hanya merasa ini belum seberapa jika dia malah mencak-mencak tak karuan, yang ada dia akan di ejek sebagai sosok yang kemayu.

Bian tersenyum lebar, dan malah membuat kesan manis dan ramah bercampur dalam wajah Bian yang mungil. Seluruh siswa baik yang dalam pasukan atau tidak semuanya memekik baik pria, baik wanita. Mereka merasa kagum akan pahatan wajah cantik Bian yang imut bukan main.

Sebenarnya Bian ingin menyeburkan diri di dalam laut jika memang lautan dekat dengan posisinya, tapi dia mencoba untuk tenang walaupun wajah merah karena marahnya sudah mendominasi. Semua orang mengira bahwa Bian sedang kepanasan dengan wajah merah seperti itu namun seseorang diatas sana malah mengartikan wajah Bian memerah karena malu. Itu menyebalkan baginya.

_♥️_

"Seneng ya dibilang manis? Cowok macem apa yang suka dibilang manis?" Bian membalikkan badannya, dan menemukan Kevin sedang bersandar pada daun pintu kelas yang masih kosong. Dengan tangan yang menopang di dada.

"Gue ingetin kalo gue itu kakak kelas lu." Ucap Bian sarkas.

"Jadi elu gila hormat ... my savage kakel?" Nada suara Kevin terdengar meledek di telinga Bian.

"Gak ada tata krama. Apa mau lu?" Tanya Bian tiba-tiba seolah sudah tau apa keinginan Kevin.

"Masukin gue ke Paskibra dengan begitu gue bakal ngehargain lu, kak Bian." Ingin sekali Bian menendang Kevin hingga pria kelebihan kalsium itu berhenti bicara.

"Anak Paskibra? Yang ada lu bikin gue malu karena sikap kurang ajar lu sama kakak kelas. Jangan bilang elu gak tau seberapa keras Paskibra dalam bertata krama untuk senior."

"Gue gak ribet ngurusin hal yang kayak gitu. Kan lu udah tau niat gue ikut Paskib biar bisa modusin lu, so? Gak penting kan tentang hal-hal yang berbau kesopanan kayak gitu?" Kevin mengedikan bahunya tidak peduli dengan ucapannya yang akan menyakiti atau tidak

"Gue bukan cowok gay menjijikkan kayak lu, dan jangan pernah berharap elu bakal masuk organisasi gue." Ucap Bian lalu benar-benar meninggalkan Kevin yang tertohok dengan kalimat yang bagusan Bian ucapkan.

Gue juga bukan gay. Tapi, berkat lu, Bian ... Gue jadi gak waras.

~~~
~~~
~~~

TBC^^

Baekhyun masih sok-sokan nganggap dirinya straight wkwk padahal mah ... Entahlah ya😌

Lanjut enggak?

•WarmBlanket•

✅The Savage Kakel (ChanBaek Lokal)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang