"Arka, ini bekal nya."
Arka yang sedang sibuk memasang dasi hanya melirik sekilas pada istri nya sebelum kembali berkutat pada simpul dasi yang tengah ia kaitkan.
Helena, sang istri hanya bisa tersenyum sendu ketika menyadari kalau seberapa keraspun ia berusaha, pernikahan mereka tetap hanya akan jalan di tempat.
Helena hanya bisa menatap nanar pada sosok suami yang kini sedang menyisir rambut yang sudah ia tata dengan rapi, menambah kadar ketampanan dan juga kharisma nya.
"Kamu pulang cepat, kan? Hari ini aku..."
"Lembur."
Hanya kata-kata singkat yang keluar dari bibir Arka, namun bagi yang mendengar, ucapannya sangat menohok hati sekaligus menolak bahkan sebelum orang tersebut berhasil mengutarakan apa keinginannya.
"Tolong Ka, aku minta waktu mu sebentar aja. Hari ini Mama keluar dari rumah sakit, aku minta tolong buat jemput Mama."
Arka mendengus. "Aku sibuk, Len. Proyek kali ini proyek besar. Aku harus benar-benar mengawasi. Agus nggak akan mampu handle sendirian." tukas nya sambil menyebut nama Agus, asisten kantor nya. "Kalau cuma buat jemput Mama, kamu bisa minta tolong sama Pak Eko buat anterin. Jangan manja."
Telak.
Helena tahu kalau ucapan Arka baru saja adalah ucapan yang sifat nya mutlak. Mau berkeras seperti apapun, Helena tahu kalau ujung jawabannya adalah TIDAK.
"Iya, Ka. Nanti biar aku minta tolong Pak Eko." tutur nya pelan. Menahan desakan tangis yang kini mencengkeram erat leher nya.
Tanpa kata, Arka langsung keluar kamar sambil menjinjing tas kerja nya. Helena menatap semua itu dengan sendu. Air mata nya tanpa sadar menitik yang segera saja ia seka.
Helena menarik napas panjang lalu berlari kecil menyusul Arka yang kini sedang berdiri di depan pintu mobil. Namun suaminya itu tampak masih sibuk mengangkat telepon.
"...nanti Mas kesitu hm?"
Langkah Helena terhenti saat mendengar suara Arka yang begitu lembut dan teduh. Jenis suara yang selama tiga tahun pernikahan mereka, belum pernah sama sekali Helena terima.
Hati Helena remuk. Hati Helena hancur berkeping. Terjangan rasa marah, sakit, dan kecewa langsung menyerbu hati nya tanpa ampun. Ia bahkan bingung mana yang lebih dominan di antara nya.
Mungkin karena merasakan adanya orang di balik punggung nya, Arka seketika membalikkan tubuh dan sumpah demi Tuhan, Helena melihat kilat kaget sekaligus cemas yang dengan cepat kembali terkubur karena raut datar suaminya.
"Ada apa?"
Helena menatap lekat mata pekat Arka, kemudian menggeleng pelan. "Aku cuma mau nganter suamiku. Apa hal itu pun nggak boleh aku lakuin, Ka?"
Arka dan Helena terkejut bersamaan. Pasal nya, selama mereka menjadi sepasang suami istri, baru kali ini Helena berani berkata dengan lantang dan lugas seperti itu.
"Di mana rasa hormat mu buat suami, Helena?"
Nyali Helena tak menciut meskipun Arka tengah menggunakan nada geram andalannya yang selalu berhasil membuat Helena mengkerut ngeri.
"Apa kamu pernah berkaca, Arkadius?" Helena balik bertanya dengan raut tegar bercampur getir. "Di mana rasa menghormati untuk aku, istri mu? Istri yang bahkan diam ketika kamu perlakukan layak nya pajangan hidup. Istri yang tidak ubah nya setara dengan asisten rumah tangga yang harus memenuhi semua kebutuhanmu. Apa kurangku, Ka?"
Helena menggeleng tak percaya. Ia telah melakukan segala nya. Ia telah mengupayakan segala nya hanya demi mempertahankan rumah tangga mereka yang dingin ini. Tapi semua nya sia-sia. Tak berarti apapun lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story Collection
Short StoryTERSEDIA VERSI LENGKAP DALAM BENTUK PDF Kumpulan cerita romansa pendek