Cuacanya cukup cerah namun berawan seakan mentari sedang bersahabat dengan para insan yang harus berkutat pada kegiatan mereka siang ini.
Kecuali Kim Mingyu, yang seharusnya sudah bisa pulang ke kosan yang tak jauh dari universitas tapi malah sibuk berperilaku bak penggemar fanatik. Ia berkutat dengan kamera, mengabadikan tiap momen dimana Seokmin tampak baru saja selesai dengan kelasnya dan hendak kembali pulang.
Kekasihnya begitu tampan. Mingyu kasihan pada orang-orang yang tidak bisa melihat bagaimana sempurnanya Seokmin secara langsung.
Bergelut dengan banyak pengalaman dimana Seokmin pun pernah menghadapi orang yang bertingkah seperti Mingyu saat ini, jelas kepekaannya tinggi sekali.
"Hey, Kim Mingyu!"
Lambaian tangan dari Seokmin lantas membuat Mingyu terkesiap dan langsung berdiri, menghampiri lelaki itu meski harus tamak menghirup oksigen agar napasnya kembali teratur setelah berlari.
"Sudah selesai lebih dulu?" tanya Seokmin mengusak surai si Jangkung yang tak beraturan dan lembab karena berkeringat. Seokmin tahu itu.
"Ish, jangan disentuh! Keringetan!" Mingyu menepis tangan Seokmin dan menatapnya tajam.
Seokmin tak pernah menyesal menjadikan Mingyu sebagai tujuan hidup serta tambatan hati.
"Mau pulang bareng?" tanya Seokmin lagi. Mingyu menggelengkan kepalanya pelan, "Bentar lagi masih harus nyelesaiin proyek. Aku capek banget, mau peluk tapi bau."
Persetan dengan bau. Meski Mingyu berkeringat, Seokmin tak mencium wangi tak sedap. Mingyu memang berbeda. Lelaki itu amat bersih dan benar-benar menjaga penampilannya di setiap saat. Kulit tan mulus itu seakan tengah beradu pada cahaya matahari, ingin menunjukkan mana yang lebih bersinar.
Seokmin melangkah mendekat dan langsung menarik tubuh Mingyu dalam pelukannya. Mata Mingyu seketika membulat. Ia terkejut, namun tak terelakkan lagi kalau Mingyu kini membalas pelukan Seokmin.
Tubuhnya lebih tinggi, Ia bisa menyesapi wangi sampo yang digunakan Seokmin. Tidak spesifik pada wangi tertentu, hanya saja wanginya segar. Meski tubuh Seokmin lebih tinggi, lelaki itu justru lebih berisi dari Mingyu.
"Habis proyek, kabarin. Aku mau ngerjain tugas dulu kalo gitu. Sekiranya bisa nyusul, aku mau main ke kosan. Boleh?"
Beruntungnya seorang Mingyu, meski hanya dalam mimpi tadi malam.
Mingyu kini tengah duduk berhadapan dengan Seokmin di kantin, sengaja memilih tempat yang sedikit berada di pojok guna menghindari atensi orang lain terhadap mereka. Mata Seokmin menatap lurus ke arah Mingyu yang tengah menundukkan kepala, menangis.
"Jujur, aku pribadi kecewa, loh."
"Terus kamu pikir aku gimana, Lee Seokmin?!" Suara Mingyu sedikit meninggi. Ia paham, Mingyu yang tengah amat bersedih membuat emosinya sulit dikontrol.
"Aku kan cuma ajukan pendapatku, pemikiranku, Kim Mingyu. Ga ada niatan sama sekali buat memojokkan kamu," titah Seokmin dengan suara yang tenang.
"Seungkwan...Jeonghan, terus nanti siapa?" Meski Mingyu tengah bergumam, Seokmin bisa mendengarnya. Ia percaya dengan yang Mingyu ceritakan, tapi masih tak bisa sepenuhnya percaya karena Seungkwan benar-benar teman baiknya. Tidak mungkin Seungkwan melakukan hal bodoh seperti itu.
"Maaf, kita ga usah buru-buru dulu."
"Lee Seokmin! Aku udah sayang sama kamu!"
Seokmin yang hendak beranjak pergi kini terhenti, memandangi Mingyu yang juga menatapnya dengan wajah memerah dan mata yang berkaca-kaca.
"Maaf, Kim Mingyu."
Selepas Seokmin berlalu, Mingyu melipat kedua tangannya diatas meja dan menangis dalam diam.
Selama Mingyu menangis, Seungcheol memperhatikan dari kejauhan. Sengaja Ia menutup wajahnya dengan buku agar tidak dikenali. Ingin menghampiri, tapi dia juga terkejut bahwa Mingyu mendapati pengalaman buruk seperti itu.
Kini Mingyu melangkah lesu dengan tas ransel yang Ia pikul pada sebelah bagian talinya saja. Wajahnya murung.
"Yo, Kim Mingyu!" Seungcheol menepuk pundak Mingyu dan merangkulnya. "Hyungnim!"
Senyum itu tampak palsu. Mingyu tidak ceria layaknya anak anjing seperti biasanya. Seungcheol tahu itu.
"Baru balik?" tanya Mingyu membuka percakapan lebih dulu. "Iya nih, sekalian mau ngabarin kalo proyek udah tahap editing aja. Palingan besok bantu temenin aku buat managing bareng Joshua lah, ya?" cicit Seungcheol panjang lebar yang dihadiahi anggukan oleh Mingyu.
"Hyungnim mau langsung pulang?" tanya Mingyu lagi. "Sebenarnya belum mau, sih. Ikutan ga?"
Ucapan Seungcheol membuat dahi Mingyu mengernyit, "Ikut kemana?"
"Aku mau bikin video cover bareng Wonwoo sama Vernon, tapi musti hunting lokasi dulu kan. Siapa tahu kamu mau ikutan juga?" tawar Seungcheol. "Wuih, boleh dong! Coverin siapa?" Mingyu antusias sekali.
"Itu, SEVENTEEN Hip Hop yang Check In."
"Mau, mau, mau!"
Terkekeh. Seungcheol bahagia jika ajakannya bisa membuat Mingyu bersemangat meski hanya sedikit atau sebentar. "Makanya ayo cek ke lapangan basket universitas dulu, bagus apa engga."
Seungcheol melepas rangkulannya dan menarik tangan Mingyu agar berlari bersamanya guna mengirit waktu. Dan pihak yang tangannya ditarik juga tak protes, malah berlari lebih cepat.
Senyuman Mingyu itu berharga, begitulah opini Choi Seungcheol.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
SEOKGYU: Populer
Hayran KurguPemilik wajah tampan, pribadi yang menyenangkan, karisma yang kuat, tubuh proporsional, senyum yang manis, suara yang indah, dan lumayan cerdas. Siapa yang tidak akan jatuh hati pada seorang Lee Seokmin? dom!Seokmin x sub!Mingyu Jangan lupa tinggalk...