O7. Iritasi [END]

1K 69 3
                                    

Hanya ada kelam, sunyi, dendam dan murka yang kini seakan mengutuk Seokmin untuk terus mengais sesal dari pilihannya saat itu.

Mingyu kini tak lagi memalingkan wajah cerianya untuk Seokmin. Wajah yang diliputi gugup dan tingkah lucu yang membuat Seokmin sampai menggigit bibir milik sendiri.

Kepopuleran menghancurkan segalanya. Seungkwan, Jeonghan, dan para brengsek yang menghancurkan kebahagiaan berkedok rasa peduli, Ia tak suka.

Kini kedua tangannya Ia lipat didepan dada, punggungnya disandarkan pada tiang berbahan kayu seraya menunggu seseorang untuk dia jumpai. Beberapa orang melihatnya seraya menunjuk, raut wajah malu dan senang kerap jadi sajian utama di hari muram Seokmin, sampai saat ini.

Tubuhnya menegak tatkala orang yang ingin dijumpai sudah menunjukkan eksistensi. Lelaki itu langsung menarik tangannya, tak peduli meski yang dibawa malah mengernyit penuh tanya.







"Berhenti menggoda Mingyu!"

Sebuah bogem mentah seakan jadi apresiasi atas usaha Seungcheol yang sudah rela ikut kelas siang ini. Seungcheol mendecih, Ia menyeka darah dari sudut bibirnya yang robek.

"Siapa yang menggoda? Berhentilah bersikap seperti anak-anak," ucap Seungcheol dengan nada yang tenang. Wira bersurai legam pendek itu masih tak beranjak dari posisinya yang kini tergeletak di atas tanah, sementara Seokmin bersiap untuk menginjak perutnya.

Sudah hampir satu jam mereka habiskan waktu dengan bertengkar, meski Seungcheol memilih jadi pihak pasif dan tidak membalas tiap pukulan atau tendangan dari Seokmin karena tak ingin jadi bulan-bulanan satu kampus.

"Dia terus menempel denganmu! Bisa gila aku kalau lihat pemandangan menjijikkan seperti itu terus!"

"Akh!"

Suasana sepi dan senyap memberi tanda lampu hijau untuk Seokmin agar terus membalas dendam dan amarahnya. Seungcheol meringkuk sambil memegangi perut.

Seokmin memandanginya dengan khawatir kemudian langsung bertekuk lutut di sebelah tubuh yang jauh lebih besar darinya tersebut, "Hyung, are you okay?"

Seungcheol menoleh ke arah Seokmin. Dia mengerti bagaimana perasaan pemuda yang lebih muda darinya tersebut, itulah alasan kenapa Seungcheol tak memberi perlawanan.

"Aku tidak menggoda Mingyu, sama sekali tidak. Dia seperti itu karena tak mau menaruh harapan padamu, takut semuanya jadi pupus."

"Berhenti membicarakan dia, biar aku antar ke klinik terdekat dulu!"







Mingyu berlari masuk kedalam klinik dengan raut wajah khawatir, diikuti oleh Vernon dan Wonwoo yang menyusul di belakang. Ia bersyukur pada Tuhan karena belum blokir semua kontak Seokmin sehingga kabar mengenai Seungcheol yang terluka dapat tersampaikan dengan cepat.

Vernon dan Wonwoo langsung menghampiri Seungcheol sementara Seokmin menarik tangan Mingyu untuk keluar dari klinik terlebih dahulu.

"Kenapa?" tanya Mingyu menuntut. "Kenapa apanya?" balas tanya Seokmin yang tak mengerti. "Kenapa Seungcheol hyung jadi seperti itu?"

Seokmin bungkam sesaat.

"Ceritanya panjㅡ"

"Semuanya udah jelas, ya kan? Seungkwan dan Jeonghan pun mengatakan hal yang sebenarnya. Terus kenapa? Kamu ga senang aku dekat-dekat sama Seungcheol hyung, Seokmin-ssi?"

Seokmin bisa melihat mata Mingyu yang berkaca-kaca. Ia langsung menarik Mingyu dalam pelukan kemudian mempererat pelukannya.

"Maaf, maaf, Kim Mingyu."

Mingyu mencoba menahan tangisnya, Ia melepas pelukan itu dengan lembut dan menyeka airmatanya yang terjun bebas membasahi pipi secepat mungkin. Setelah itu, Mingyu kembali masuk kedalam klinik.

Seokmin mengikutinya dari belakang, tentu dengan berselimut rasa bersalah. Seungcheol tak salah. Lelaki itu tak salah jika memang benar telah mencuri perhatian, pun hati seorang Kim Mingyu. Yang salah adalah dia, Lee Seokmin, dengan sikap impulsifnya itu.





















Semua tak harus di akhiri dengan akhir yang manis, kan? Pada akhirnya, aku tak lagi menaruh harapan pada Lee Seokmin, si mahasiswa populer itu. Aku memilih untuk berteman dengannya, meski coklat, bunga maupun ungkapan rasa suka sesekali ku dapatkan darinya. Dia juga masih selalu bekerjasama dengan Minghao untuk urusan kolaborasi pertunjukan, tentu saja dengan campur tangan kekasih Minghao, yaitu Wen Junhui.

Kegiatanku yang mulai sibuk dengan proyek film juga iklan baru membuatku bersemangat untuk menjalani aktivitas. Tentu saja, Seungcheol hyung yang selalu jadi pembimbing!

Diam-diam, kabar beredar bahwa Wonwoo dan Seungcheol sudah berpacaran. Jangan tanya soal posisi mereka bagaimana, wajah Seungcheol hyung selalu memerah dan memilih untuk ganti topik. Sementara Jeonghan? Wah, dia merana dan lebih fokus untuk urusan skripsi nanti.

Kalau Seungkwan? Diam-diam sudah menaruh rasa dengan Vernon, keduanya sibuk melakukan cover lagu bersama. Oh ya, aku sudah berbaikan dengan Seungkwan. Semua karena Vernon, jadi, terima kasih, bocah Chwe! Meskipun aku masih takut pada Seungkwan.

Bagiku, ini kali pertama memiliki pengalaman untuk ditaksir dan naksir sama orang yang populer. Tapi aku berterima kasih pada Soonyoung hyung karena sudah memberiku pelajaran baru,

bahwa hidup tak harus selalu berakhir manis.

Selesai dari Kim Mingyu, Si Tampan yang kapok berhubungan sama orang populer seperti Lee Seokmin!







SEOKGYU: PopulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang