O3. Mingyu

910 85 5
                                    

Sudah sepuluh hari berlalu setelah Seokmin dan Mingyu bertemu. Tak ada rasa canggung yang begitu berarti, keduanya sudah tak ragu menghabiskan waktu bersama meski terkadang dipisahkan oleh jadwal kuliah yang padat. Kegiatan diluar materi pun jelas ada. Seokmin dengan rutinitas gigs dan Mingyu dengan proyek film pendeknya.

Yang namanya sudah dekat dan berkomitmen ingin bersama, apapun akan ditempuh. Seperti Seokmin saat ini, yang presensinya mengejutkan banyak pasang mata karena datang dan menyaksikan secara langsung bagaimana kruㅡterlebih Mingyu sibuk berkutat dengan proyek mereka.

Kim Mingyu, si manis yang seringkali dipercayakan untuk menangani urusan naskah. Tak hanya itu, kamera pun Ia jabani jika keadaan di lapangan sedang perlu banyak campur tangan. Si manis yang disela kesibukannya selalu menyempatkan diri mengonsumsi minuman atau makanan dengan citarasa teh hijau.

Err, Seokmin bergidik ngeri. Bagaimana bisa lelaki itu tahan dengan citarasa seperti rumput itu? Ia saja ogah.

"Kim, coba perhatikan dulu itu letak kameranya udah sesuai sama angle yang mau direalisasikan di naskah, gak?" perintah dari si Sutradara, Choi Seungcheol langsung direspon anggukan oleh yang bersangkutan.

Cipta suasana pilu dan tertekan serta terpojokkan. Deskripsi suasana seperti itu harus divisualisasikan dengan baik melalui pengambilan kamera. Seakan benda itu akan melakukan trik sulap penuh keajaiban karena campur tangan Director of Photography bersama sang Sutradara.

Ah, kolaborasi epik dari Choi Seungcheol selaku director dan Lee Chan selaku Director of Photography memang jarang mengecewakan. Pasangan kakak-adik itu seakan sudah tahu cara meleburkan rasa satu sama lain dan menuangkannya pada potongan film.

"Action!"

Seokmin bungkam dan diam, tak mengeluarkan suara sedikitpun ketika semuanya kini tengah fokus pada pengambilan adegan tokoh yang diperankan Wen Junhui, si aktor dengan talenta tanpa batas.

Pengambilan dari atas atau high angle sudah jadi pilihan yang tepat untuk menggambarkan bagaimana tertekannya Junhui setelah putus cinta dengan kekasihnya. Suasana tertekan dipadupadankan dengan suara angin dan isakan tangis yang mendominasi sudah cukup menggambarkan betul bagaimana adegan itu difokuskan pada pilu si lelaki.

Dan sakit punggung pada seorang Kim Mingyu karena harus memanjat pohon demi pengambilan gambar. Ah, mengingat Mingyu berteriak ketakutan saat dibantu memanjat saja membuat tawa Seokmin ingin meledak.

Sekonyol apapun Mingyu, pemuda itu tetap terlihat menarik. Bahkan seribu kali lebih menarik saat Mingyu fokus pada apa yang Ia sukai, salah satunya dengan membuat film.

Karisma seseorang dengan kilatan mata penuh antusias dengan hobi yang mereka jalani, tak akan ada yang bisa menandingi itu. Bahkan tanpa make up sekalipun, pesonanya terpancar jelas.

Seokmin merasakan itu, Ia merasakan bagaimana pancaran pesona Mingyu amat sangat mencuri hati.















"Kim Mingyu?"

"Iya, Kim Mingyu. Anak perfilman."

"Kayaknya bakalan sulit cari informasi tentang dia. Anaknya ga begitu terkenal kayak kita-kita."

"Setidaknya cari tahu, lah. Gimana pun yang terjadi, Seokmin harus tau kenyataannya gimana..."

"...Gimana ga pantas dan busuknya seorang Kim Mingyu, si pencuri crush orang."

To be continued

SEOKGYU: PopulerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang