"Pagi.." sapa Nissa menghampiri kedua orangtuanya yang sedang sarapan di meja makan,"Pagi sayang." jawab kedua nya dengan senyum merekah tak lupa kecupan halus pada kepala Nissa yang dilakukan Budi.
"Tumben bangun pagi" celetuk Dewi sambil menuangkan teh di cangkir suaminya
"Ish, bangun pagi salah, bangun siang salah. Paling benar engga bangun?" jawab Nisa mengambil selembar roti yang terhidang di hadapannya.
"Eh dikira mampus apa, gak bangun." sahut Budi karena sejak tadi ia hanya menyimak obrolan Istri dan Anak nya di hadapan makanan pagi.
"Ayah bicara nya ya , anak sendiri malah digituin!"
"Bercanda Ibu, Nissa kamu sarapan dulu ya, habis ini Ayah antar kamu ke sekolah." ucap Budi mengakhiri obrolan dan melanjutkan aktifitas sarapan nya.
"Oke yah."
"Nissa, udah selesai." ucap Nissa, matanya melihat jam yang menghias pergelangan tangan nya terus berbunyi.
"ayo." Budi menenteng Tas kerja nya dan berdiri
Nissa jangan bandel sekolah nya!" ucap Dewi membereskan Bekas piring Suami dan Anaknya itu.
"Siap Ibu negara, padahal udah kelas mau lulus masih aja di ingetin gitu...," celetuk Nissa sembari mengikuti langkah Budi menuju pekarangan rumah.
"Harus selalu diingatkan biar membekas di otak sampai besok kamu udah bangun rumah tangga!" jawab Ningrum yang berjalan di sebelah Nissa.
"Iya iya...,"
"Udah sana berangkat!"
"Nissa sama Ayah berangkat dulu, Assalamualaikum!" ucap Nissa setelah mencium tangan dan juga pipi Ningrum lalu beranjak ke mobil.
"Ayah berangkat Bu, Assalamualaikum" sahut Budi yang sudah di gandeng paksa oleh Nissa
Saat berada di perjalanan kedua nya asik mendengarkan berita yang terputar di radio mobil, Nissa sesekali mengarahkan matanya memandang kearah luar jendela menikmati keramaian di kota Kelahirannya, tak banyak obrolan dirinya dan sang Ayah selama perjalanan, hingga
"Sudah sampai.., " ucap Budi menghentikan mobilnya di depan gerbang sekolah.
"Okay, Nissa berangkat sekolah dulu ya." ucap Nissa sedikit bergerak membernarkan tas ransel yang berada di pundak nya sejak tadi.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, jangan bandel ingat pesan Ibu!"
"Siap bos!" ucap Nissa dengan tangan bergaya hormat.
Lantas, tak lama Budi menjalankan kembali mobilnya dirasa Nissa sudah keluar dan berjalan memasuki sekolah nya.
Nissa sesekali bergumam melantunkan lagu yang masih ia ingat saat mandi tadi pagi. Dengan beberapa kali menjawab sapaan teman-temannya, Nissa adalah gadis periang benar saja pernyataan itu buktinya,"Hai ka Nissa"
"Nissa abang welcome"Sapaan itu terdengar halus di telinga Nissa. Namun saat sudah sunyi satu celetukan membuatnya menggelengkan kepala heran.
Saat melewati lorong yang cukup panjang, Nissa hendak berbelok menaiki tangga yang menghubungkan Lantai bawah dengan kelasnya.
"Awhh, Panas!"
"Huh huh huh, Panas...," teriak nya dengan mengibaskan tangan nya yang terkena air panas itu.
"Eh eh lo gapapa?"
"Gapapa, your eyes." bentak Nissa ketika mendengar pertanyaan yang menjengkelkan itu.
"Sorry gue ga sengaja, lagian nih tangga gelap banget." Ucapnya dengan mengalihkan pandang nya melihat tangan seorang di depannya ini berubah menjadi kemerahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage With Kakel {𝐏𝐑𝐎𝐒𝐄𝐒 𝐑𝐄𝐕𝐈𝐒𝐈}
Literatura Kobieca"Tunggu aku selama apapun itu, akan ku beri sisa waktuku untuk membalas waktumu yang terbuang sia-sia karena menunggu seorang seperti ku, gadisku." ucap nya kala itu. "Aku...," Menjadikan mu sebagai salah satu tujuan hidup ku mungkin tak pernah ada...