A day with Johnny

3K 359 1
                                    

⚠️ Long chapter alert, you might be bored ⚠️

Enjoy!



———

Jean menghela nafas untuk yang kesekian kali. Dirinya merasa bosan, hanya suara TV yang menemaninya. Jaehyun belum pulang, ingin menelepon Jeno pun tidak bisa. Panggilannya selalu ditolak dan berakhir lah Jean sendirian dirumah.

Perban matanya sudah dibuka 2 hari yang lalu dan kemarin dokter memperbolehkan untuk pulang dengan syarat Jean harus menggunakan kacamata untuk satu minggu kedepan.

Sebenarnya Jean ingin sekolah mengingat ini sudah memasuki bulan padat dan super sibuk untuk kelas 12 belum lagi Jean harus mengejar ketertinggalan materi yang ada selama ia di Rumah sakit.

Kadang Jean berfikir, kenapa hidupnya terkesan penuh dengan drama? Mulai dari orang tua yang bisa dibilang menelantarkan ia dan kakaknya, lalu kisah cintanya yang suram, ditambah pertemanannya dengan Jeno yang terancam hancur.

Membetulkan kacamata yang sedikit melorot, Jean memutar-mutar HP nya bosan. Sungguh Jean merindukan jalanan padat ibu kota dan lampu-lampu jalan yang terlihat Indah ketika memasuki malam, belum lagi senja sore yang biasa ia lihat dengan Mark saat pulang sekolah.

Ah Mark ya..

Semenjak hari itu Mark bahkan belum memberi kabar lagi. Sekedar pesan chat atau telefon pun tidak ada. Jadi sebenarnya Mark niat atau tidak sih? Rencana apalagi yang mau ia perbuat? Aishh, Jean sangat pusing memikirkannya.

Drrt.. Drrt..

Bang Johnny is calling

"Halo?"

"Halo Je?"

"Iya, kenapa bang? Tumben telfon?"

"Dirumah sendiri kan? Temenin abang yuk! Abang bosen nih nggak ada kelas"

"Boleh deh, Jean juga gabut, banget dirumah"

"Okay, i'll be there at 15 minutes, see ya!"

Setelah mematikan telefon Jean bergegas mengganti pakaiannya, memoles sedikit make up tipis pada wajahnya agar terlihat segar. Di rasa cukup, Jean turun dari kamar nya dan mengunci rumahnya. Tak lupa mengirim pesan ke Jaehyun takut kakaknya akan kumat jika tidak menjumpai dirinya di dalam rumah.

Tin

Range rover hitam dengan plat nomor L 70 NY berhenti di depan rumahnya. Kaca depan mobil itu terbuka menampilkan wajah Johnny dengan balutan kaos hitam serta kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Pria penggila warna hitam ini terlihat keren membuat Jean sedikit oleng.

"Atas nama mbak Jean?" Johnny menurunkan sedikit kacamatanya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah jendela. Jean tertawa pelan, pria satu ini tau memang bagaimana cara meningkatkan mood seseorang.

"Apaan sih bang, cocok banget jadi abang taksi online" ujar Jean sambil membuka pintu depan mobil yang mana ada di samping Johnny.

"Ih mana ada supir taksi online secakep abang? Limited edition ini mah" ucap Johnny dengan tingkat kepercayaan yang tinggi.

"Serah abang deh" Jean mendudukkan dirinya di kursi penumpang. Agak sedikit kesusahan saat akan memasangkan seatbelt, Johnny yang melihat itu berinisiatif membantu nya.

"Sial, Ten bangsat! Seatbelt gue dirusakin" gerutu Johnny saat berhasil memasangkan seatbelt untuk Jean.

Setelah siap, Johnny mulai menjalankan mobilnya. Jean yang tak tau menahu akan kemana tujuan mereka hanya mengikuti kemana mobil Johnny akan berjalan. Toh Johnny akan menjaganya.

young blood × mark leeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang