Part 06 - Tindakan

38 4 3
                                    

Ini cerita pertama aku, jadi maaf kalau banyak kurangnya yaa. Semoga kalian suka.

 Semoga kalian suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Matahari sudah mulai menampakkan sinarnya dengan malu-malu, menunjukkan bahwa hari sudah pagi, yang mengharuskan semua manusia kembali menjalankan segala aktivitasnya, termasuk Radella.

Gadis cantik yang sudah siap dengan seragamnya ini sedang sibuk memakai gelang berwarna ungunya di depan meja rias. Gadis cantik yang merupakan pecinta segala hal yang berwarna ungu, mulai dari tas, alat tulis, maupun aksesorisnya.

Merasa sudah selesai dengan gelangnya, sontak saja gadis cantik tersebut memeriksa kembali riasan tipisnya, memastikan keadaan matanya yang untungnya tidak pernah bengkak ataupun meninggalkan jejak hitam seperti mata panda meskipun dia tidak tidur sama sekali seperti kali ini. Salah satu hal yang patut ia syukuri.

Meskipun belum tidur, Radella tampak baik-baik saja. Seperti manusia normal yang tidur berkecukupan, tidak mengantuk, tidak lemas dan lainnya. Meskipun aneh, tapi itulah kenyataannya.

Setelah merasa puas dengan penampilannya, lantas Radella pergi keluar kamar untuk berangkat ke sekolah. Tapi sebelum itu, dia mampir ke ruang makan hanya untuk berpamitan pada papa dan mamanya.

"Pagi pa, ma" sapanya begitu sampai di ruang makan.

"Pagi sayang. Udah mau berangkat? Mau bawa bekal?" tanya sang mama. Bukan tanpa alasan dia menawarkan untuk membawa bekal alih-alih menawarkan untuk sarapan bersama, karena dia tau bahwa anak semata wayangnya ini tidak pernah terbiasa sarapan. Meskipun memaksa, tetap saja tidak bisa. Pernah suatu hari dia memaksa anaknya ini untuk sarapan, tapi yang terjadi adalah anaknya ini malah memuntahkan isi perutnya. Hal tersebut yang menyebabkan dia memilih untuk menawarkan bekal yang bisa dimakan saat jam makan siang nanti. Karena dia sangat tau bahwa anaknya ini tidak akan ingat makan kalau tidak diingatkan dan tidak dipaksa.

"Ga usah ma, nanti Rara beli makan di kantin aja"

Melihat respon yang diberikan oleh anaknya tersebut membuat Dewi menghela nafas. Selalu saja begitu, batinnya.

"Yaudah tapi nanti kamu harus bener-bener makan ya sayang. Papa sama mama ga mau liat kamu sakit"

Mendengar ucapan sang papa, Radella tersenyum "Iya nanti Rara makan, papa sama mama ga usah khawatir" sembari beranjak keluar rumah setelah berpamitan kepada kedua orang tuanya.

***

Jam sudah menunjukkan pukul 06.50 ketika Radella berhasil memarkirkan mobilnya di parkiran SMA Galaksi. Meskipun ini bukan hari pertama dia menginjakkan kaki di sana, tapi kehadiran Radella tetaplah menjadi pusat perhatian.

Radella bergegas keluar dari mobil dan melangkahkan kakinya dengan santai. Masih ada waktu sekitar 10 menit lagi sebelum bel masuk berbunyi.

"Raaa, tungguuuu" teriakan itu sontak saja mengambil atensi dari Radella dan juga siswa-siswi lain yang berada di halaman sekolah lantaran mendengar teriakan nyaring yang berasal dari gadis yang berlari dari gerbang.

GARADELLA [HIATUS] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang