Jevo

27 2 0
                                    

Semuanya menoleh serempak

"Eh kak Jevo, kenapa kak?"
Jangan tanya gimana muka Reina dan Gio yang udah kayak bocah dongo

"Kamu di panggil sama Pa Rafael di ruangannya"
Eh? Pa Rafael? Ngapain yak?

"Paling suruh bawa rapot ra hahaha"
Gio dan Reina kabur dari medan tersebut untuk menghindari membantu Chytra. Ini baru teman.

"Sesungguhnya orang sabar makin cakep" sempat sempatnya Chytra bersabda dalam kondisi ini. Sementara Jevo dari tadi hanya menjadi penonton. Gratis tentunya.

akhirnya jevo mengantarkan chytra menuju ruangan pa rafael tapi saat menaiki tangga, jevo melepas jaketnya dan memasangkannya di pinggang chytra.

"e-eh makasih ka"

"iya sama sama, lain kali kalo ke sekolah pake baju bebas, jangan pake rok sependek ini lagi, keenakan cowo-cowo yang liatin, kasian kamunya"

"e-eh iya ka, besok besok ga pake rok pendek lagi hehe"

AAA ANJIR ROMATIS BANGET SIIII, segala di tutupin biar ga diliat cowo cowoo, aww

 sepanjang lorong dan koridor yang di lewati, yang chytra dapatkan adalah sorotan tajam, tanda iri, sesekali kedengaran ada yang bisik bisik sambil nunjuk nunjuk chytra 

YA BAYANGIN AJA WOY, ITU SI JEVO MOST WANTED DI SEKOLAH, JAKETNYA DIIKETIN DI PINGGANG CHYTRA . omaygaaat. 

"Cih, berani juga lo deketin Jevo" desis seseorang.

So, who is she?

~

Dan bener aja, Chyta di suruh membawa setumpuk uang, eh rapot, oleh wali kelasnya, Pa Rafael.

Kenapa harus Chytra? karna dia seksi humas, yang tugsanya nge babu.

'banyak banget buset dah, kayak rindu akuu hahaha'

'tapi serius nih gimana bawanya, biasanya ada Reina, Sekarang tu anak malah kabur sama si batu giok. Gada yang bener temen gua'

"Sini saya bantuin bawa"

Tanpa persetujuan Chytra, Jevo membawa separuh dari tumpukan rapot itu.

"Eh gapapa kak? Gak ngerepotin?"

"Iya gapapa" Jevo terkekeh pelan

Dan mereka pun berjalan kembali menuju kelas Chytra lagi. disertai sorotan tajam dan bisik-bisik yang sama.

~

"Ra, gua mau kerumahnya Genta, mau ikut ga?"

Ok fix, Gio cari mati

"Ga Kenzie ga elu, ngajak kerumahnya Genta mulu" Chytra tidak memalingkan wajahnya sama sekali. Terlalu malas untuk melihat muka setan cem Gio.

"Ha? Kenzie? ngapain dia ngajak lo ke rumah genta"

"kemaren pulang bareng dia, sekalian dia mau kerumah genta?"

"oalah,, trus lu jadi ke rumah genta?"

"ya kaga lah anjir, unfaedah banget"

"kali aja, mau melepas rinduu"

denganperkataan tersebut gio mendapatkan tatapan harimau kelaparan dari Chytra. mungkin gio udah cape jadi manusia. 

"Huft, punya temen moody an banget"
Gio ikut berjalan lunglai sambil menendang batu batu kecil yang menghalangi jalannya. Sebenernya Gio heran terhadap dua sahabatnya ini, nilai rapot mereka bagus, tidak seperti miliknya, tapi kenapa yang murung malah mereka, sementara Gio ngerasa santuy aja.

"Heh Chytra"

Chytra berhenti, begitu juga Reina dan Gio, tapi Chytra sama sekali tidak menoleh pada orang yang memanggilnya tadi.

Hanya Gio yang menoleh.

'ni bocah ga tau Chytra lagi bad mood apa? Nyari mati lu pftt'

"Kalo orang manggil nengok bego, punya kuping ga?" Orang itu menarik pipi Chyta dengan kasar, memaksa untuk menatap wajahnya.

"To the point bisa ga? Gausah basa basi kak." Chytra menyingkirkan tangan orang itu dari pipinya. Kasar tentunya.

"Gada sopan sopannya lo sama yang lebih tua."

Sebenarnya suasana sekolah sudah cukup sepi. Emang cocok banget buat ngelabrak.

"Beda satu tahun doang."

Orang itu menggeram marah, tangannya siap melayang dan mendarat di pipi Chytra. Tapi, sebelum itu semua terjadi, suara seseorang mengalihkan atensinya.

"Bella! Lu apa apaan sih?!"

~

HAYYYY!!!

SORRY BANGET BARU UP

maklum kalo puasa rada susah mikir ini otak.

Jangan lupa vote and comment yaa!!

WANT ONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang