1. Kejadian tak terduga

23 2 0
                                    

Siang menjelang sore itu Dania baru saja melihat beberapa pameran lukisan yang baru saja dipamerkan. Dengan sumringah ia berjalan melihat satu persatu lukisan yang tampak indah itu.

"Hm bagus juga yang ini." kata Dania sambil memotret lukisan tersebut.
Dan melihat jam yang melingkar di tangannya, kemudian ia berjalan keluar.

*****

Bersepeda sore hari ini memang membuat kebiasaan seorang
cowok dengan setelan kaos dibaluti hem itu menyenangkan. Mendengarkan lagu lewat headset yang ia pakai itu terasa syahdu dan menambahkan irama dalam setiap gayuhannya.

Sebenarnya tidak tampan, lebih terlihat manis.
Saking santainya ia tidak melihat didepan nya,
Dania yang baru saja keluar dari pameran itu terperangah kaget saat dari arah timurnya...

Dania menjerit, belum sempat menyingkir ia tertabrak oleh pengendara sepeda itu.
Cowok itu juga melotot melihat didepan nya dan remnya tiba- tiba saja blonk.
Tanpa mereka sadari Dania dan cowok itu terjatuh dengan posisi Dania diatas cowok itu.

Hampir dekat hingga nafas keduanya terasa.
Namun kejadian itu tidak berlangsung lama setelah Dania berdiri.

"Sst," Dania meringis saat ternyata lututnya terasa perih.

"Maaf tadi saya tidak sengaja, rem saya blonk tadi." cowok itu pun merasa bersalah ketika melihat lutut cewek itu berdarah.

"Oh tidak papa kok," Dania mengalihkannya dan akan pergi, namun cowok itu menahan tangannya.

"Biar saya obati dulu."

" Oh nggak usah juga nggak papa kok ini hanya luka ringan."

"Justru itu nanti saya jadi merasa bersalah, saya takut infeksi."

Akhirnya Dania mau.

*****

Cowok itu berlutut untuk mengobati luka Dania di sebuah taman yang tidak jauh dari sana.

"Maaf mungkin akan sedikit sakit."

Dengan teliti cowok itu membersihkan luka hingga, menempel kan plester.

" Makasih ya."

"Seharusnya saya yang minta maaf tadi."

Keduanya tersenyum, "Nama kamu siapa?" tanya cowok itu.

"Dania Arasy, panggil saja Dania."

Belum saja cowok itu memperkenalkan namanya, suara bergetar dari hpnya membuatnya mau tak mau mengangkat telphone.

Setelah ia mengangkat telephon, mengerti apa yang dibicarakan sang penelpon, cowok itu pun lalu memutus telphone.

"Saya mau pulang dulu, kamu tidak apa-apa kan?" tanya cowok itu.

"Nggak papa."

Cowok itu mengendarai sepedanya dan langsung pergi.
Dania menyadari sesuatu.

"Ehhh, aku harus pergi. Udah jam segini." ujar Dania sambil melihat jam nya lagi.

********

"Gimana keadaan mama. Ini aku udah beli tadi, diminum dulu obatnya. Mama udah makan?"

"Sudah." ujar mamanya sambil meminum obat.

"Mama kecapekan, mama istirahat ya. Nanti biar aku yang masak."

"Iya Devan. Davi kemana, kelayapan lagi dia?"

"Mungkin dia lagi keluar, mama gak usah pikirin Davi. Nanti dia pasti pulang."

"Yaudah mama keatas dulu ya. Nggak papa kamu yang masak Devan?"

Davi & DevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang