~Aku tak pernah peduli mau sebrandal apapun kamu, sebrengsek apa dan seberingas apapun kamu, biar gimana pun kamu tetep teman hati aku~
............................................................Sekarang Nay sibuk menatap pria magis yang sedang hormat pada tiang bendera. Ia sudah lama berteduh dibawah pohon dan berdoa agar bel segera dibunyikan. Anggap lah Nay orang sakti sekarang. Beberapa saat kemudian bel pun berbunyi. Nay langsung menghampiri Sam dan memberikan sebotol air mineral.
"Kak??ini minum dulu" ujarnya seraya memberikan botol air mineral dingin. "Hmm, cuma air mineral??" Tanya Sam pada Nay. "Lah terus??kakak maunya apa?? biar Nay beliin." Tawar Nay. " Cuma mau kamu." Jawab nya singkat.
Lagi-lagi kata yang diucapkan Sam membuat Nay memalingkan wajah karna malu. Sam yang melihat itu hanya tersenyum dan mengambil air ditangan Nay. Sam pun duduk didekat tiang bendera dan meminum air dingin pemberian Nay.
"Eh, ngapain lo ikut duduk disini juga?" Tanya Sam bingung. "Kenapa??emang duduk disini haram ya?" Tanya Nay balik.
Sam yang gemas pun lantas mengacak-acak rambut Nay pelan.
"Apaan sih kak?berantakan nih rambut Nay." Ucap nya cemberut. "Biarin aja, lagian lo gak malu apa? diliatin sama orang yang lewat?"
"Ngapain malu??kan kita juga orang?"Kini Sam semakin gemas dengan wanita didepannya.
"Gini ya sayang, lo itu murid baru. Apa kata mereka kalau ngeliat lo dihukum?"
Kini Sam memasang tampang serius agar tak ada celah bagi Nay untuk menjawab. Namun Sam salah.
" Kak??hidup ini bukan untuk mendengar apa kata orang. Kita hidup bukan atas penilaian orang. Seberusaha apapun kita untuk tampil sempurna dihadapan mereka kalau namanya manusia pasti ada saja yang gak suka sama kita. Cukup kita tampil sempurna dihadapan tuhan itu sudah lebih dari cukup." Kata Nay sambil tersenyum.
" Gue pikir lo bener juga, tapi menurut gue penilaian orang itu penting kita dengar. Walaupun tidak 100% cukup 50% saja. Untuk apa?? Untuk kita merubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik." Ucap Sam seraya mengusap rambut Nay pelan.
Nay hanya mengangguk pelan.
"Eh kak??kenalin aku Anaya Arsilliya. Panggil Nay saja ya." Ucap Nay seraya mengulurkan tangannya namun tak mendapat balasan. "Kalau gue panggil sayang??" Tanya Sam menahan tawa melihat perubahan raut wajah pada Nay.
"Yaudah, gue panggil Nay untuk sementara tapi suatu saat nanti gue tetep manggil lo sayang. Nama gue Samuel Putra Aditya. Panggil saja Sam." Kini Sam yang mengulurkan tangan namun tak mendapat balasan dari Nay.
"Kalau aku panggil sayang?" Ujar Nay menirukan apa yang Sam katakan tadi. Sam hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan Nay.
"Yaudah masuk yuk. Biar gue anterin ke kelas baru Nay." Kata Sam beranjak dari tempat duduknya.
"Masuk kemana??hati kakak??"
"Eh kok jadi lo sih yang gombalin gue." Ujar Sam sambil terkekeh.
Nay hanya menggelengkan kepala dan siap untuk ke kekelasnya.
"Mau kemana lo?" Tanya Sam yang melihat Nay beranjak dari tempat duduknya.
"Ke kelas lah!" Jawab Nay melotot.
"Gue kira lo beneran mau ke hati gue." Ucap Sam menyengir.
"Kapan-kapan aku pasti kesana." Ucap Nay tersenyum.
Sam hanya mengangguk kan kepalanya pelan. Kalau keras-keras ntar kepalanya lepas kan.
Kini mereka sudah sampai didepan kelas baru Nay.
~ x Ipa room 1~"Belajar yang bener ya Nay." Kata Sam seraya mengusap rambut Nay. "Siap kapten!! Kakak juga ya. Jangan bolos mulu." Ujar Nay mengingatkan dan dibalas anggukan kecil oleh Sam.
Sam pun melangkah meninggalkan kelas Nay menuju kelasnya.
"XI Ipa room 1"Perlu kalian tahu, walaupun Sam nakal dan terkenal sebagai berandalan sekolah tapi dia adalah peraih nilai tertinggi disekolah. Prinsip hidupnya adalah.
"Nakal jalan, Prestasi jalan :')"#minta tolong ya kasih saran sama kasih tau letak kesalahnya :') and jangan lupa vote sayang :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight Of Anaya Love
Teen FictionIni adalah Anaya Arsilliya. Kau bisa memanggilnya Nay, katanya sih biar simple aja. Memiliki cita untuk menjadikan pria bernama Samuel Putra Aditya, atau yang dia sebut dengan Kak Sam menjadi sosok untuk imamnya dimasa depan. "Sayang sama aku?" Tan...