Senja ke-8

15 2 1
                                    

"Kringgg!!!!!!!" Kini bel masuk sudah menggema di seluruh penjuru sekolah. Nay yang sedang tertidur dikelas pun terlonjak kaget.

"Woy Nay!!, tidur mulu kamu mah." Sindir Anggun.

"Idih, suka gak ngaca kamu tu." Balas Nay. Sementara Anggun hanya menyeringai menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Woy!!Bu Asri datang tuh!" Teriak Marsel sang ketua kelas.

Sontak saja semuanya berhamburan ketempat masing-masing.

"Assalamualaikum anak-anak." Buka Bu Asri.

"Waalaikumsalam ibu yang cantik jelita." Jawab satu kelas kompak. Bu Asri tersipu malu mendengarnya.

"Sudah dulu tertawanya. Hari ini ibu akan membagikan hasil ulangan kemarin." Jelas Bu Asri.

"Ga usah deh bu, buat ibu saja. Anggap kenang-kenangan dari kami. Ya gak temen-temen?" Ucap Anggun mengarahkan kepala keteman-temannya meminta dukungan.

"Iya tu bu." Seru satu ruangan.

"Enak saja, nilai kalian yang kayak telur busuk gitu dijadikan kenang-kenangan??" Sinis Bu Asri.

Tanpa banyak bicara lagi Bu Asri langsung membacakan sekaligus membagikan nilai mereka masing-masing.

Tibalah giliran Anaya yang mendapatkan kertas ulangannya. Kalian tahu berapa nilai Anaya??
10!!

Anaya memasang muka biasa saja karna memang dia sudah terbiasa, baginya nilai itu tidak penting, yang penting itu kejujuran sama perjuangan kita mendapatkan jawaban dari teman. Itu yang penting!

"Nay, kamu dapat berapa?" Tanya Anggun.

"10." Jawab Nay santai.

"Kok kamu biasa saja?? Gak sedih apa? Aku yang dapat 15 aja udah mau pingsan."

"Hiperbol kamu mah, syukurin saja apa yang kita dapatkan. Pasti semua itu ada hikmahnya. Gini ya misalkan nilai kita sudah bagus, pasti kita jadi malas dan meremehkan pelajaran itu, nah karna nilai kita sekarang jelek, pasti kita ada niatan kan buat usaha memperbaiki ya gak? Walaupun cuman niat sih." Jelas Nay sambil menepuk bahu Anggun pelan.

Anggun pun mengangguk setuju. Pelajaran pun kembali berlangsung damai setelah itu.

🌏🌏🌏🌏🌏

"Kring!!!" Bel istirahat pun berbunyi semua siswa berhamburan keluar kelas. Layaknya tawon.

"Nay kamu gak ke kantin?" Tanya Anggun.

"Gak ah ngantuk aku, kamu ke kantin saja duluan." Ujar Nay membenamkan kepalanya di kedua tangannya.

Anggun yang sudah menahan lapar pun mengangguk dan mengacir keluar.

Kini tersisa Nay sendiri dalam ruangan kelas. Sejujurnya dia juga down mendapat nilai sekecil semut, tapi mau bagaimana lagi. Takdir.

"Nay, lo gak kekantin." Tanya seseorang disamping Nay.

"Siapa lagi sih ini, ganggu gue lagi berduka ria aja." Kata Nay yang masih membenamkan kepalanya.

Sam mengerutkan dahi bingung, tak sengaja ia melihat kertas ulangan milik Nay. Sam ternganga melihat nilai Nay yang sekecil biji dzaroh.

"Nay?" Panggil Sam lagi.

"Apa sih!"  Jawab Nay ketus.

"Eh Kak Sam, ada apa kak?" Kata Nay setelah melihat siapa sosok yang disampingnya sendari tadi.

"Ini apa?" Tanya Sam sambil mengangkat kertas ulangan Nay.

"Kertas." Jawab nya polos.

Sam menepuk jidat nya pelan.

Twilight Of Anaya LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang