01. Pentas Seni

1.1K 219 2
                                    

Aku yakin diriku
Nanti pasti membuatnya
Suka kepadaku, cinta kepadaku
Dan kita akan jadian

Haikal melemparkan wink ke arah penonton. Hal itu sontak membuat para penonton yang didominasi kaum hawa berteriak histeris melihatnya.

“Gila Zeroes United damage-nya.”

Bulan, tolong katakan
Bintang, bantu bisikkan
Kepada dirinya
Kalau aku mau jadi kekasihnya

Kini, SMA Merpati tengah mengadakan acara pensi di lapangan outdoor sekolah. Hampir pukul sepuluh malam, namun acara masih berjalan meriah. Apalagi kini Zeroes United Band yang tampil.

Ya, Zeroes United Band merupakan band yang cukup terkenal. Bukan hanya SMA Merpati saja yang mengetahui eksistensi mereka, melainkan sekolah lain dan beberapa anak gaul dari luar kota.

Kata Zeroes United Band berasal dari tahun kelahiran ke-empat anggotanya. Yakni, Jeno yang posisinya sebagai seorang drummer dan backing vocal, lalu ada Jendra yang merupakan pemain bass juga backing vocal, lalu ada Raihan sebagai keyboardist, serta Haikal yang merupakan vocalis utama sekaligus pemain gitar.

Rupa yang tampan ditambah karisma kuat yang mereka miliki mampu membuat band ini banyak memiliki penggemar, tentu saja kaum hawa lah yang mendominasi.

“Sohib sehidup semati lo centil amat, Zeel. Nggak cemburu lo?”

Azeela, Ketua OSIS SMA Belift sekaligus Ketua Acara Pensi menolehkan pandangannya pada Cahaya, sahabat terdekatnya yang juga merupakan Bendahara OSIS.

“Yang bener aja kalo ngomong.”

Setelah mengatakan itu, Azeela kembali menatap ke arah panggung. Rasanya Azeela pengen nyekik si Haikal. Tebar pesona banget jadi orang.

Bulan, tolong katakan
Bintang, bantu bisikkan
Kepada dirinya
Kalau aku mau jadi kekasihnya

Haikal selesai menyanyikan bait terakhir diikuti lampu panggung yang meredup. Setelahnya, para penonton langsung memberikan tepuk tangan untuk penampilan mereka.

“Cih.” Azeela berdecih kesal saat mendengar penggemar Haikal yang tak berhenti memuja lelaki itu.

“Cowok belagu kayak gitu banyak banget yang demen. Belum aje gue spill kelakuannya,” kesal Azeela. Perempuan dengan rambut sedikit di bawah bahu itu menarik diri dari kerumunan lalu pergi menuju ruang OSIS.

“Kak Azeela!”

Azeela memutar tubuhnya dan mendapati seorang lelaki jangkung yang tengah berlari ke arahnya. “Eh, Yo. Kenapa, lo?”

Cahyo, lelaki yang satu tingkat di bawah Azeela tersenyum salah tingkah. “Gue bantu apa lagi, nih?”

“Lo panitia perlengkapan, kan?” Cahyo mengangguk. “Coba bantu Jeremy. Tadi gue liat dia lagi siapin alat peraga buat acara sulap Kak Bunga.”

“Oh, di mana Jeremy-nya, kak?”

“Lantai dua. Samping kelas gue.”

“Oke, gue duluan,” pamit Cahyo yang langsung dibalas anggukan oleh Azeela.

Saat Azeela mau jalan kembali, dia mendapati dua orang kakak kelasnya yang lagi bisik-bisik sambil menatap dia.

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang