09. Ribut

627 160 47
                                    

---
Tatapan Haikal berubah serius.
Tiba-tiba saja suasana menjadi tegang. Hanya terdengar suara kendaraan yang lewat disekitar perumahan. Perlahan, tangan Haikal meraih kedua tangan Azeela. Tubuh Azeela menegang merasakan tangan Haikal membelai punggung tangannya dengan lembut.

“Zel?”

Azeela menggigit daging bibir dalamnya, menahan detak jantungnya dengan amat keras. Dalam hati, dia berharap Haikal tidak mendengar degupan hebatnya itu.

“Sebenernya gue ... ”

Jantungnya Azeela semakin berulah, terlebih Haikal semakin mencondongkan tubuh padanya dan tatapan cowok itu pun semakin intens.

“Lo mau jadi pacar gue?”

Deg!

Kalimat itu membuat Azeela terasa panas. Perasaannya campur aduk antara senang, sedih, dan kaget. Semua itu bercampur memnjadi satu.

“Haikal ... g-gue ... ” Azeela menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan jantungnya.

“Tapi bohong!” Haikal terkekeh.
Hah?

Haikal menaikkan sebelah alis sebelum akhirnya tertawa lagi. “Zel... Nggak perlu sampe pucet gitu dong, gue bercanda doang. Ngga usah dibawa serius.”

“Maksud lo apa?” tanya Azeela dengan suara sedikit pelan.

“Gue Cuma bercanda barusan. Kayaknya lo lagi butuh hiburan. Habisnya lo ngejauhin gue ... gue nggak suka, Zel.”

Azeela meremas telapak tangannya sendiri, berlagak tetap terlihat tenang. “Dasar lo. Lo lagi latihan buat nembak cewe baru lo, kan?”

Haikal tertegun. “Nggak gi—”

Azeela tertawa renyah dan menepuk pundak Haikal. “Tenang, Kal. Gue support lo kok kalo lo-nya sendiri serius dalam hubungan.”

Haikal masih terdiam, menatap Azeela dengan tatapan yang tak bisa Azeela baca. Melihat Haikal yang sekarang justru membuat hati Azeela semakin sakit. Dia seperti tersadarkan bahwa cowok di hadapannya ini tak akan pernah bisa ia gapai.

“Ayok, gue mau pulang. Lo mau anter gue, nggak?”

***

Haikal berkali-kali menghela napas berat pertanda ia lelah. Padahal sejak lima belas menit tadi, Haikal hanya duduk mematung di kursinya sambil menatap kearah luar jendela, menatap Azeela dan kakak kelasnya sedang berbincang.

Haikal duduk sambil bersandar ke dinding. Seseorang mendekatinya, duduk di samping Haikal.

“Lo ngga cemburu, Kal?” Jendra, salah satu teman Haikal bertanya kepadanya. Haikal menoleh. Mengerutkan kening tidak paham.

“Tu si Yuno kayaknya demen sama si Azeela.”

“Biasa aja, sih.” Haikal kembali meminum susu kotak, lalu menggigiti sedotannya sambil terus menatap kearah Azeela dan Yuno.

“Mantan-mantan lo gimana ngeliat reaksi lo deket banget gitu sama Azeela?” Kini, Rayhan yang penasaran. Haikal jarang cerita tentang hubungan dia sebelum-sebelumnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIENDSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang