bab 1

168 7 3
                                    

Anisa Talita Sanjaya dua puluh empat tahun putri bungsu dari Sanjaya pengusaha tambang terbesar di Indonesia. Anisa besar ditengah-tengah keluarga yang taat beragama. Anisa juga memiliki kakak laki-laki yang sangat dia sayangi dia bernama Affan Sanjaya dia dipercaya Sanjaya abahnya untuk memegang salah satu cabang perusahaanya di Kalimantan.

"Anisa!" panggil Ummi yang masuk ke kamar Anisa.

"Iya, Ummi?" Dewi Ummi Anisa berjalan mendekat kearahnya sambil tersenyum.

"Anisa, anak Ummi sudah dewasa, sudah cocok untuk menjadi seorang istri," kata Umminya.

Anisa mengerti kemana arah omongan Dewi nantinya, Dewi sangat ingin melihat Anisa menikah, tapi Anisa masih belum menemukan atau memiliki pasangan bahkan pacaran saja ia tidak punya.

Anisa ingin pacaran setelah halal pasti akan terasa indah, pacaran yang tidakk akan mendatagkan dosa malah mendapat pahala.

"Ummi ingin Anisa menikah?" tanyanya lembut.

"kalau Anisa tidak keberatan Ummi ingin melihat Anisa menikah sebelum Ummi pulang," kata Dewi membuat dadanya sakit mendengarnya, pulang yang dimaksud Dewi adalah pulang kepangkuanNya.

"Ummi, Allah belum mengirimkan jodoh untuk Anisa, Insya Allah jika Allah sudah mengirimkan jodoh untuk Anisa, Anisa akan siap menikah sesuai keinginan Ummi," kata Anisa. Anisa sangat menyayangi Dewi, baginya Dewi adalah orang yang paling mengerti dirinya.

"jika kamu terus dirumah keluar-keluar bareng dua temanmu kalau nggak gitu sibuk dengan urusan kantor, bagaimana kamu menemukan seorang yang cocok untuk kamu," sahut seseorang yang bersandar dipintu.

Anisa yang tahu itu suara siapa langsung beranjak dan memeluknya sungguh ia sangat merindukannya.

"Nisa sangat merindukan abang," katanya sambil terus memeluknya.

Affan membalas pelukannya sambil mencium puncak kepalanya mencurahkan rasa sayangnya pada Anisa. Hampir enam bulan Affan tidak pulang kerumah.

"assalamu'alaikum ummi wanita yang paling Affan sayangi," salam Affan sambil memnbawa Anisa dengan masih memelukknya mendekat kepada Dewi dan mencium tangan Dewi.

"waalaikum salam, ummi kira kamu tidak tahu jalan pulang Fan," sindir Dewi pada anak sulungnya itu membuat Anisa ingin tertawa karena sindiran Dewi. Karena tidak biasanya Affan tidak pulang sampai berbulan-bulan paling lama dua bulan dan ini sudah sampai enam bulan baru pulang.

"mungkin bang Affan sudah kecantol perawan Kalimantan, kalau nggak gitu...," kata Anisa menggoda Affan.

"adik ngomong apa sih? Oh ya ummi Abbi mana?" Tanyanya berusha mengalihkan pembicaraan Anisa.

"kalau kamu Tanya jam segini pasti kamu tahu Abbimu dimana?" kata Dewi,

"udah kalian ngobrol dulu, ummi mau masak untuk kita makan malam nanti," sambung ummi dan beranjak untuk keluar kamar.
Affan duduk disebelah Anisa sambil menatapnya poenuh kasih sayang. "Ada yang ingin abang tanyakan?"Tanya Anisa.

"sudah punya pacar Nis?" Tanya Affan.
"abang, tahu prinsip Nisakan bang? Anisa tidak akan pacaran sebelum halal, Nisa ingin pacaran setelah nikah." Katanya

Affan mengangguk mengerti "usiamu hampir dua lima Nis."
"Nisa tahu bang, mungkin Allah masih menyiapkan jodoh yang terbaik untuk Anisa, Anisa akan menunggu dan akan terus beriktiar, dan jika Allah sudah menentukan waktu yang tepat untuk Anisa menikah, pasti Anisa akan siap untuk menikah."kataku.

"abang yakin Nisa pasti mendapat jodoh yang terbaik," kata Bang Affan.
"amin, do'akan NIsa bang," pinta Anisa.
Affan mengangguk dan tersenyum Affan akan selaluss mendo'akan yang terbaik untuk adik satu-satunya tanpa diminta.
"tentu abang akan mendo'akan yang terbaik untuk Anisa," kata Affan sambil mengelus rambut hitamnya.

jodoh dari langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang