Chapter 1

330 18 0
                                    

14+

"Kalau tidak ada kakakmu, mungkin kamu tidak ada di dunia ini sayang".

Ini adalah kalimat pertama yang kudengar dari mama sehingga membuatku terus terngiang bahwa bila kakak tidak ada, aku juga tidak ada.

Hanya kakak yang mama banggakan. Padahal kakak bukanlah anak kandung mama, dan aku, aku juga bukan adik kandung kakak..

Papi yang kukenal dan sangat kusayangi ini adalah teman baik dari papaku yang sebenarnya, beliau yang sangat kuhormati, kehilangan istrinya karena pendarahan berlebih saat berjuang antara hidup dan mati melahirkan kakak.

Mama kehilangan papa ketika aku berada dalam kandungannya, saat itu bahkan papaku tak tahu mama sedang mengandung aku.

Papa kecelakaan, hanya itu yang kutahu, aku tidak mau bertanya lebih banyak, aku tak mau mendengarnya, aku tak bisa menahan emosiku kalau harus tahu bagaimana papaku meninggal sendirian di tengah gelapnya malam hanya karena kesalahan orang gila yang menerobos lampu merah!

Papi membuka pintu rumahnya untuk aku dan mama, papi merawat mama seperti istrinya sendiri sementara kakak yang saat itu berusia hampir 6 tahun menerimaku seperti adiknya sendiri.

...

Tidak berapa lama setelah kedatangan kami ke rumah papi, papi melamar mama, mereka menikah dan keluargaku pun lengkap, aku punya papi, aku punya kakak, aku tidak kekurangan apapun.

Sampai suatu ketika kejadian itu pun tiba..

Aku akan menceritakannya, tapi sebelumnya

Perkenalkan, namaku Gabriela, namaku ini berasal dari seorang malaikat penyelamatku, GABRIEL.

Gabriel adalah nama kakakku, emm lebih tepatnya kakak tiriku.

Sebagai ucapan terimakasih dan syukurnya, mama mengambil nama kakak untukku, karena dia aku bisa lahir di dunia ini.

Aku akan menulis semua ceritaku tentang sosok Gabriel, kakak yang sangat kusayangi dan sangat kudambakan lebih dari apapun di dunia ini.

Aku tidak hanya memanggilnya "kakak" tapi juga "Malaikat Pelindungku".

***

Saat usia kehamilannya sudah besar, sebenarnya bisa dikatakan sudah dekat waktunya untuk mama melahirkan tapi mama tetap sibuk di dapur. Mama tidak mau istirahat padahal papi sudah memohon mama untuk tidur saja, jangan melakukan apapun. Bukan tanpa alasan, dokter meminta mama untuk banyak istirahat karena kandungan mama lemah, saking lemahnya, sudah kedua kalinya mama hampir kehilangan aku

Keluarga mama memang memiliki riwayat penyakit darah rendah, karena itulah sangat riskan bagi mama untuk terus bekerja keras saat usia kehamilannya sudah besar seperti ini.

Tapi, mama, hahhh..
Mama malah ngotot tetap menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, mama bilang itu cara mama untuk berterimakasih kepada papi yang telah menerima kami, jadi ia harus menjadi istri yang baik. Mama tak mau ketika papi pulang dari kantor, makanan belum tersedia di meja makan. Selain itu mama beralasan bahwa dengan banyak bergerak di kehamilan usia tua akan memudahkan jalan lahir sehingga kelahiran akan lebih mudah dan tepat waktu..

Kasihan papi, papi sering sekali pulang larut malam karena mengejar target demi menghidupi kami semua, yah, beban papi pasti bertambah semenjak kehadiran aku dan mama,

Hmm, itu yang mama harapkan..

Saat itu kak Gabriel sedang mengerjakan PR-nya di ruang tamu, ia mematikan televisi karena tidak mau terganggu. Hebat kan kakak? Anak seusianya sudah bisa menahan diri, tahu mana yang benar dan tidak untuknya. Begitulah kak Gabriel, papi bilang kakak adalah anak yang sangat pintar, ia tidak pernah menyusahkan papi yang menjadi orangtua tunggal selama ini.

My Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang