××××××××××××××××××××××××
Burung-burung bernyanyi dengan merdu, kupu-kupu berterbangan indah penuh warna, kelinci-kelinci meloncat bahagia mencari makanannya, tupai-tupai berlari dari satu pohon ke pohon lainnya.Semua hewan nampak bahagia, buminya ini sempurna. Damai, tenang, dan tak ada perkelahian.
Semua tanaman mulai bersemai, daun kering berganti menjadi daun hijau, bunga-bunga sudah mulai bermekaran, buah-buah sudah mulai menunjukkan tanda kemunculan. Bahkan, rumput-rumput sudah ikut bergoyang tertiup angin tenang.
Awan cerah menghiasi langit, matahari terik akan menjadi santapan para pekerja pagi sampai siang. Hari inilah yang ditunggu-tunggu, dunia kembali cerah ceria setelah musim salju terlewati.
Kini, seorang remaja bernama Jons itu sedang tidur dengan selimut tebal kesukaannya. Entah bagaimana alaram yang distel untuk membuatnya bangun tak kunjung mendatangkan suara.
Malah sekarang, suara hewan pengisap darah itu yang terdengar di telinga Jons. Ya, si pengisap darah manusia. Siapa lagi kalau bukan drakula serangga--nyamuk.
Merasa terusik, perlahan Jons membuka mata indahnya. Tatapannya langsung tertuju pada sumber cahaya penerang kamar ini.
Melihat persegi panjang yang berada lurus di depannya itu, membuat Jons bergegas bangun dan berlari menuju jendela. Dengan rasa yang membuncah di dalam dada, disibaknya gorden putih dan diperlihatkannya pemandangan indah pagi hari ini.
Jons tersenyum senang, musim telah berganti. Setelah lama bermain dengan salju dan suhu dingin, sekarang saatnya Jons berjemur sambil bermain layangan di kebun anggur milik keluarga.
Jons berjalan menuju kamar mandi dengan besenandung bahagia, "Nanananana nanana nanananana musim semi aku suka nanana ...."
Berhenti tepat di depan pintu kamar mandi, kemudian mengambil handuk putih yang tergantung di sana. Membuka pintu kamar mandi dan bergegas melakukan ritual mandinya.
Gemercik air mulai terdengar jelas di rumah bernuansa coklat itu, rumah yang dominan terbauat dari kayu itu selalu diselimuti oleh kehangatan. Walaupun ... ricuhnya Jons kadang membuat Ayah dan Ibu geram.
Saat air itu mendarat di kulit Jons."OH, IBU! KENAPA AIRNYA DINGIN?!" teriak Jons begitu kencang. Akan tetapi, hening. Tidak ada jawaban dari Ibu Jons. Jons berpikir, mungkin Ibunya tidak mendengar perkataanya tadi. Akhirnya, Jons memilih melanjutkan ritual mandi walaupun dengan air yang dingin itu.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Jons begegas turun ke lantai bawah. Di waktu pagi seperti ini, biasanya Ayah dan Ibu Jons sedang memasak. Eits, hanya Ibu Jons yang memasak, ayah Jons sekedar merecoki dan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Mengertikan?
Jons sangat gemar mengendap-endap saat langkah kakinya hampir sampai di samping dapur, Jons berniat menggagalkan tingkah polah alias kejahilan Ayahnya itu.
"AYA---h," teriakannya melemah saat mendapati tidak ada seorang pun di dalam dapur.
Jons melirik ke kanan dan ke kiri, memikirkan di mana ayah dan ibunya sekarang. Apa ayah dan ibunya hendak bermain-main dengan Jons?
Kemana Ayah dan Ibuku pergi? Oh, apa mereka ingin bermain teka-teki denganku?
Jons pergi ke kamar ayah dan ibunya, tapi tidak mendapati siapapun di dalamnya. Jons beralih pergi ke ruang keluarga, tidak ada siapa-siapa juga. Jons mengelilingi rumahnya pun masih sama hasilnya, ayah dan ibunya tidak ada di rumah.
Sebuah pemikiran masuk ke dalam benak Jons, "Apa ayah dan ibu pergi ke kebun? Ah, kenapa tidak membangunkanku," ujarnya dengan kesal, kemudian ia bergegas menuju kebun.
Saat di perjalan menuju kebun anggur milik keluarganya, Jons merasa ada yang aneh. Entah apa, mungkin perasaanya saja. Tak ingin berdebat dengan pikirannya konyolnya itu, Jons melanjutkan langkah kakinya.
Akan tetapi, lagi-lagi Jons merasakan perasaan aneh itu. Jons berhenti berjalan, menoleh ke arah kanan dan kiri kemudian melipat tangannya di dada.
"Bukannya aku sudah melewati jalan ini tadi, mengapa aku berada di sini lagi?" ucap Jons bermonolog.
Jons mencoba berjalan sekali lagi, siapa tahu ini semua hanya perasaannya saja. Ya, perasaan konyol dan tak mungkin terjadi. Dengan sigap, Jons melewati jalanan berkerikil itu menuju kebun.
Benar saja, mungkin itu tadi hanya perasaan aneh. Buktinya sekarang dia sudah sampai di kebun keluarga.
"Ayah! Ibu!" Jons berteriak memanggil ayah dan ibunya, dia berlari menuyusuri jalan perkebunan yang sedikit becek akibat sisa salju yang mencair.
Tak mendapati jawaban dari ayah dan ibu, Jons semakin berlari kencang menyusuri area perkebunan.
"Ayah! Ibu! dimana kalian?!"
Sebuah ranting panjang menjalar cantik di jalan perkebunan, Jons tetap berlari tanpa memperdulikan ranting di depanya itu. Sampai-sampai, krekk.
Celana berbahan levis yang tengah Jons kenakan tersangkut pada ranting. Jons berhenti berlari, kemudian ia berjongkok berusaha melepas kaitan ujung celana yang tersangkut.
Dengan sedikit emosi, Jons menarik ujung celananya dengan begitu kuat. Lagi-lagi, entah karena keteledoram atau Jons yang terlalu gegabah, ranting itu mengenai pergelangan tangannya.
Darah mulai keluar dari pergelangan tangan Jons, rasanya sakit seperti teriris oleh pisau. Air mata Jons kini sudah jatuh bercucuran, Jons tahu dia bukan anak yang lemah dan Jons yakin dia akan kuat. Akan tetapi, siapa yang tahu bahwa setelahnya tubuh Jons terhuyung jatuh ke tanah.
Brukks
Sekelebat bayangan hitam muncul dari awan, mengubah awan yang awalnya indah nan cerah menjadi awan mendung penuh gelap.
Sayup-sayup Jons masih mendengar suara orang, entah siapa, akan tetapi Jons dapat mendengarnya.
"Kha kha kha kha, kau mencari ibumu? Kha kha kha, ibumu sudah pergi meninggalkanmu! Kha kha kha kha, kau mencari ayahmu? Ayahmu juga sudah pergi meninggalkanmu! Kau sendiri di sini, kha kha kha ...."
Semakin lama suara disertai tawa itu menghilang bersamaan dengan kabut hitam yang berganti menjadi awan cerah seperti semula.
Suara bisikan mulai terdengar di telinga Jons, "Jons anakku, tolong aku, nak. Aku disekap dalam hutan ...," suara itu sangat jelas walau terdengar lemah di telinga Jons.
Setalahnya, Jons benar-benar tidak dapat mendengar apapun. Jons kehilangan kesadarannya.
¤¤¤
Jangan lupa selalu stay di cerita ini,"In Een Droom".
Baca 3 atau 4 part, ya, siapa tahu nyantol:).
☆Terima kasih atas dukunganngya!☆
☆JONS☆
Vote dan komen KRISAR, oke?
Dadah!
KAMU SEDANG MEMBACA
In Een Droom
Fantasy( ʄąŋɬąʂı-℘ɛɬųąƖąŋɠąŋ ) ̷͈͎̔̿̍̆̋̕Dₐₗₐₘ ₜᵢdᵤᵣ, ₖₐᵤ ₘₑₘₚₑᵣₘₐᵢₙₖₐₙ ₚₑᵣₐₙ. ________ "Sebenarnya apa yang terjadi? Kemana Ayah dan Ibuku pergi?" --Jons. Sekarang adalah waktunya alam mempermaikan Jons. Jons--remaja bebal dan gegabah--yang dikagetkan deng...