Pergi 2

4 0 0
                                    

×××××××××××××××

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×××××××××××××××

Arkana menatap jengah ke arah Jons, sedari tadi ia meneteskan air matanya seperti ada bagian tubuh yang hilang saja.

"Sudahkah kau menangis?" tanya Arkana dengan menggandeng tangan Jons untuk berdiri.

Jons diam, kini ia tengah pasrah dengan apapun di depannya. Benar, ia tidak manangis tersedu-sedu, tapi air matanya tetap saja jatuh.

"Berhentilah menangis, aku akan membuka portal waktu. Dengan ini tujuanmu akan segera terpenuhi," ucap Arkana.

Jons menghapus air di matanya, dia menatap lurus ke arah yang di tunjuk oleh Arkana. Benar saja, sebuah lubang putih itu keluar lagi dari sana. Arkana menggandeng tangan Jons masuk ke dalamnya, rambut-rambut di kepala Jons terasa ditarik, kepalanya begitu sakit. Ribuan lonceng seakan dibunyikan di telinganya, ia sama sekali tidak bisa mendengar apapun kecuali suara benging di telinga.

Dengan sedikit kesadaran, Jons menatap Arkana yang berdiri tenang menggandeng tangan kirinya. Sedang di depan sana ada layaknya gerbang hitam yang memperlihatkan tanahnya. Belum sempat Jons bertanya, dia merasa sesuatu membekap mulutnya dan melilit kaki beserta tangannya. Kemudian, suara bisikan mulai terdengar di telinganya. "Inilah petunjukmu, Jons ...."

¤¤¤

"Ranim, kau tahu 'kan dia siapa?" tanya Arkana dengan menidurkan Jons di sebuah sofa.

"J--Jons?" jawab Ranim dengan ragu, pasalnya yang di hadapannya kini adalah sang Arkana. Sang peri penguasa petir dan mendungnya.

Arkana terkenal sebagai peri bijaksana, dia seorang pria yang sangat berkarisma. Arkana sangat dipuja oleh kaum peri wanita, selain bijaksana dan berkarisama, pesona Arkana membuat setiap mata menunduk dari pandangannya.

"Sengaja aku pilih dirimu, tugas Ray telah selesai. Berilah petunjuk pada Jons, mungkin sekarang Naime telah membuat rencana yang tak pernah kita duga. Otaknya begitu cerdas jika menyangkut perbuatan keji dan mengerikan."

Ranim hanya menunduk, dia tahu, beban setelah ini sangat berat. Mungkin Ranim akan  sering mengadu kekuatannya bersama Naime. Jelas sekali, kekuatan Ranim sangat lemah bila dibanding dengan kekuatan Naime.

"Aku akan berusaha, tapi entah dengan apa," tukas Ranim dengan berjalan menuju sofa di samping Jons tertidur.

"Aku sudah merencanakan sesuatu, Jons adalah tipikal orang lemah dengan emosi yang terlalu berlebihan. Jikalau ia sedang bahagia, dia tertawa dan senang dengan berlebihan. Jikalau ia sedang sedih, ia akan terpuruk dan seolah-olah dia yang paling menyedihkan di dunia ini."

Arkana menjeda perkataannya, tangannya menengadah ke atas dan terbentuklah sebuah bola yang menyala memperlihatkan sebuah kerajaan dengan  perlinduangan angin di sekelilingnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In Een DroomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang