Bab 01 |♣Magic Sunset♣|

51 7 3
                                    

Bab 01 |♣Magic Sunset♣|

✨Sebuah Ingatan✨

Ketika rasa rindu tak dapat terbalaskan, maka Tuhan akan mengobatinya melalui mimpi di ingatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika rasa rindu tak dapat terbalaskan, maka Tuhan akan mengobatinya melalui mimpi di ingatan.

🕊️ Happy Reading🕊️

Seorang anak kecil perempuan berusia delapan tahun tengah terduduk di lantai sebuah gudang berdebu. Pencahayaan yang minim membuat ruangan sempit ini terasa lebih sesak dan menyeramkan. Matanya merah dan sembab akibat telalu lama menangis. Kedua tangan dan kakinya telah di ikat kuat dengan tali tambang. Ia meringkuk ketakutan di sudut ruangan. Kedua tangan mungilnya memeluk kaki dengan wajah yang terbenam di antara siku tangan. Decitan tikus juga sesekali terdengar membuat anak itu semakin terisak. Dirinya sendirian. Ketakutan dan merindukan seseorang.

Suara knock pintu yang di putar membuat gadis kecil itu semakin menangis kencang. Bunyi derap langkah yang pelan itu seakan cekikan baginya. Semakin mendekat dan tak lama ia merasakan sebuah tangan hangat mengusap kepalanya. Gadis itu tercekat. Tubuhnya membatu dan isakan terhenti seketika.

Tidak, ia kenal sentuhan lembut ini. Hanya ada satu orang yang selalu melakukan hal ini kepadanya. Orang yang selalu ia rindukan setiap harinya. Perlahan ia mendongakkan kepala. Menatap seorang anak laki-laki yang seumuran dengannya, kini tengah bertumpu di hadapannya. Senyuman senang pun timbul di bibir mereka berdua.

"Rey?" Ekspresi gadis itu langsung berubah panik ketika menyadari sesuatu. "Rey kok di sini? Rey cepet pergi. Disini ada orang jahat. Nanti Rey di iket kaya Dara."

"Ssttt, jangan berisik." bisik anak laki-laki itu sembari melepaskan ikatan di tangan dan kaki gadis itu. "Kamu enggak apa-apa kan?"

"Dara nggak apa-apa kok. Dara kan kuat." Ia berkacak pinggang kala ikatan di tangannya telah terlepas.

"Bagus. Kita pergi dari sini, ya?" Anak kecil bernama Rey itu mengusap lembut surai sepunggung sahabatnya. "Tapi, Rara harus janji. Jangan berisik, dan jalan pelan-pelan."

"Emang kenapa?" tanya gadis itu polos.

"Nanti orang jahatnya denger. Terus kita nggak bisa keluar. Rara mau kalau seandainya tidur disini terus?" ucap Rey membantu Dara berdiri. "Janji ya?" Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Heh! Siapa kamu!"

Dua anak kecil itu menoleh kaget pada arah suara. Dara langsung bersembunyi di balik tubuh Rey. Seorang wanita dengan sepatu high-heels berjalan murka ke arah mereka. Mencoba menarik Dara namun segera di halangi oleh Rey. "Jangan sentuh Rara!"

Wanita itu tertawa sinis. "Kalau kamu perempuan, saya pasti sangat senang. Tapi sayangnya, kamu laki-laki. Dan saya cuma perlu anak perempuan. So boy, jangan menghalangi."

Magic SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang