5. Teman

15 3 0
                                    

Setelah sampai di depan gerbang rumah, Kenza turun dari motornya Danu. Ia mengembalikan helmnya ke Danu.

"Makasih, ya, Dan, udah dianterin" Kenza mengucap terima kasih karena Danu udah repot-repot nganterin dia beli novel dan pulang ini.

"Iya, sama-sama, Ken, jan sungkan lah, kek sama siapa aja, haha" Ledek Danu sembari menerima helm yang disodorkan Kenza.

"Ya kan kita barusan kenal pas masuk pertama kemarin, kok luh sama Nando mau nganterin gue sama Tari tadi?"

"Kok luh juga mau dianterin sama gue sama Nando? Kan kita baru kenal, luh ga takut gue apa-apain gitu?" Tanya balik Danu.

"Orang muka lo sengklek gitu, ga cocok jadi bad boy, jadi gue yakin mau dianterin sama lo tadi," Kenza menjawab jujur alasan dia nerima tawaran Danu tadi.

"Babi lo!! Untung gue baik nyet," Danu kesel dan menjitak kepala Kenza.

"Ya sudah, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kalau perkataan saya tadi menyakiti hati Anda,"

"Kocak lo!!" ucap Danu diiringi tawa bersama Kenza.

Saat sedang asyik tertawa, mama Kenza keluar dari rumah, hanya dengan memakai daster.

"Adek, ada temennya kok ngga disuruh masuk sih? Ngga sopan tau," teriak mama Kenza dari pintu.

"Iya ma, ini mau Kenza suruh masuk"

"Iya, cepetan gih" setelah itu mama Kenza kembali ke dalam rumah.

"Masuk dulu, Dan, nyokap gue masak tuh keknya" ajak Kenza sambil narik tangan Danu.

"Beneran nih gue gapapa mampir?" Tanya Danu dengan raut wajah ragu-ragu

"Ya gapapa lah, Dan. Orang nyokap gue juga yang nyuruh lo"

"Hehe, kirain anaknya ngga ngebolehin"

"Terserah lo aja, babi!!"

Kenza membuka garasi dan Danu memarkirkan motornya di sana. Kenza menuntun Danu untuk masuk ke rumahnya dan Danu berjalan di belakang Kenza.

"Assalamualaikum, Kenza pulang"

"Waalaikumsalam, ini ya temen barunya Kenza, sini duduk, nak" sapa mama Kenza ramah ke Danu.

"Iya tante, makasih," jawab Danu sopan sambil menyalami mama Kenza.

"Kamu namanya siapa?" tanya mama Kenza.

"Nama saya Danu, tante"

"Maaf ya ngerepotin, sampai mau nganterin anak tante"

"Iya gapapa, tante, lagian rumah saya deket kok dari sini"

"Emang rumah nak Danu dimana?"

"Di komplek sebelah, tan, yang deketnya warung pecel Bu Mina itu"

"Oh di situ, iya iya tante paham. Yaudah, nak Danu lanjutin ngobrol dulu sama Kenza, abis ini makan siang bareng ya,"

"Iya tante"

Di sisi lain, Kenza naik ke kamarnya. Ia meletakkan tasnya di kursi belajar dan segera ke kamar mandi untuk cuci muka dan berganti pakaian. Sudah menjadi kebiasaan Kenza seperti itu. Ia suka sekali kebersihan. Menurutnya, kebersihan sangat penting dalam menunjang kesehatan.

Setelah selesai cuci muka dan ganti pakaian, Kenza kembali turun dan menemani ngobrol temen somplaknya, siapa lagi kalau bukan Danu. Teman barunya di SMA, yang ceplas ceplos dan tidak punya urat malu.

"Diem aja lo nyet!" ucap Kenza saat duduk di sebelah Danu.

"Ya masa gue harus teriak-teriak di rumah orang, nanti mama lo ngira gue gila lagi, kan sayang imej ganteng nan sopan yang udah gue tunjukkin ke mama lo tadi" Bela Danu pada dirinya sendiri

Secarik Cinta | KenzalbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang