8. Handphone

11 2 0
                                    

*****

Setelah mengikuti kegiatan MPLS yang terasa membosankan bagi Kenza, akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba. Bel tanda selesainya kegiatan MPLS hari ke-3 ini telah berbunyi. Ia ingin segera pulang dan dan maraton drama korea yang menanti atau sekedar rebahan saja di kasur tercinta.

Saat berdiri dan ingin beranjak dari bangkunya, Danu menarik tangan Kenza sehingga Kenza duduk kembali. Kenza yang badannya tidak seberapa dibanding badan Danu pun akhirnya terduduk.

"Apaan sih lo, Dan?! Gue mau pulang nih," ucap Kenza kesal.

"Eh, bego!! Lo kaga pernah sekolah ya?! Atau jangan-jangan lo kena serangan amnesia mendadak," tanya Danu dengan kesal juga.

"Apaan sih Dan?! Ga jelas banget lo"

"Eh bocah!! Hp lo sama hp gue masih di Kak Alby sialan itu. Lo ga ngambil hp kesayangan lo itu, yang banyak foto suami-suami lo itu?" Danu menjelaskan panjang lebar. Jangan tanya siapa suami yang dimaksud oleh Danu. Ya, benar. Jajaran lelaki asal Korea Selatan itu yang dimaksud Danu.

"Eh iya ya, kok gue lupa sih? Yaudah yok Dan ambil hp nya," ucap Kenza terkekeh.

"Tadi marah-marah, sekarang cengengesan. Tau deh yang mau ketemu gebetan tercinta," ucap Danu sambil jalan mendahului Kenza.

Kenza dengan cepat mengerti apa yang dimaksud Danu, lalu ia menyusul Danu yang terlebih dahulu beranjak menuju ruang OSIS.

Sesampainya di depan ruang OSIS, Kenza dan Danu langsung mengetuk pintu dan masuk. Namun, tidak ada seorang pun yang ada di ruang OSIS. Hanya ada beberapa komputer dan kertas-kertas berserakan di meja dan lantai.

Kenza dan Danu celingukan, dan mereka saling pandang. Bertanya-tanya kemana anggota OSIS ini berada.

"Kok sepi sih Ken? Pada kemana ya?" ucap Danu bingung.

"Gue juga kaga tau, Dan. Yaudah yuk keluar kita tunggu aja di luar. Ga sopan nunggu di dalam kalo ga ada anak OSIS," ucap Kenza sambil menarik Danu agar keluar dan duduk di depan ruang OSIS.

Setelah 15 menit menunggu, tidak ada tanda-tanda anak OSIS datang. Kenza yang melihat gelagat Danu yang aneh pun merasa bingung.

"Lo kenapa Dan? Kok daritadi kek orang gila gitu?" tanya Kenza sambil menoleh ke Danu.

"Gue tadi udah janji ke mama gue mau nganterin mama ke mall. Katanya mau belanja bulanan. Biasa lah emak-emak," jawab Danu.

"Lah terus gimana? Anak OSIS pada belum datang dari tadi, hp lo juga belum balik," ucap Kenza.

"Lo sibuk ga hari ini?" tanya Danu.

"Engga juga sih, gue ga ada acara apa-apa," ucap Kenza.

"Yaudah gini, gue mau minta tolong sama lo, nanti ambilin hp gue juga ya. Nanti malem gue ambil ke rumah lo," ucap Danu.

"Ih, kok gitu sih Dan? Gue sendirian dong nunggu di sini," ucap Kenza.

"Ya gimana lagi Ken? Gue udah janji sama emak gue. Kalo gue ga nganterin, nanti korbannya jadi uang jajan gue kepotong,"

"Ihhh yaudah sih, serah"

"Jangan marah dong, gua kepepet nih,"

"Iya, Dan. Gue nunggu di sini. Terus lo pulang ga bawa hp?" tanya Kenza.

"Hp gue kaga satu Ken. Di rumah masih ada yang android, gue kan holkay gituuuu," jawab Danu lebay.

"Dasar lo!! Masih pake uang orang tua aja bangga," ucap Kenza sambil menoyor kepala Danu.

"Enak aja lo, gue kerja kali," jawab Danu dengan nada tak terima dikata-katain oleh Kenza.

"Kerja apaan lo?" tanya Kenza panasaran.

Secarik Cinta | KenzalbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang