"Ayo La, semangat La!" teriak Joy dengan keras membuat orang-orang yang ada disekitarnya menutup telinga karena tidak tahan dengan suara lengkingan gadis itu.
Telinga Reza saja juga mulai jengah, hingga ketika Joy hendak berteriak lagi, dengan cekatan Reza langsung membekap mulut gadis itu.
Joy memukul tangan Reza agar dia menyingkirkan tangannya. Namun, Reza enggan dan Joy akhirnya memilih untuk memberi cubitan kecil di tangan cowok itu, baru setelahnya Reza menurut.Reza mengerang kesakitan, sedangkan Joy malah berteriak lagi dan lagi.
"Joy, lo udah gila, kalau teriak jangan keras-keras anying, inget Joy, malu!" dumel Reza penuh penekanan.
Joy menatap Reza sengit. "Yang namanya nyemangatin di acara lomba kaya gini ya harus keras Reza, kalau nggak keras Lola mana denger," balasnya senewen.
Reza memijit pelipisnya perlahan. Memang sebaiknya dia diam saja tidak perlu mengomentari perilaku Joy.
Tidak berselang lama duel antara SMA Insan Cendekia dan SMA Cempaka telah selesai. Sungguh hasil pertandingan ini membuat rasa kecewa menyelubung dalam hati Joy. Bagaimana tidak, jika dia telah mengorbankan segala energinya untuk berteriak tetapi sekolahnya malah kalah. Namun, tidak apa, setidaknya sekolahnya masih menyandang juara harapan satu. Sebenarnya wajar saja jika sekolahnya tidak berhasil merebutkan gelar juara tiga, sebab jika dibandingkan kemarin lawan hari ini terlihat sangat tangguh dan postur tubuh mereka pun tinggi-tinggi.
Setelah menemani Lola berganti seragam di toilet, kini dua gadis itu telah berjalan menuju ke kantin. Perut Joy sudah keroncongan dan apalagi Lola. Untungnya Reza sudah berada di kantin untuk memesan makanan jadi Joy dan Lola pun tidak perlu menunggu lama.
Joy menduduki kursi panjang itu asal kemudian mencomot minuman berwarna pink dan meminumnya. Joy sangat suka milkshake rasa stroberi, menurutnya tidak ada minuman lain yang bisa menandingi kenikmatan minumannya itu.
"Kesel banget deh gue kalah lomba tadi," ujar Lola dengan cemberut, sontak membuat Reza dan Joy langsung menatap ke arahnya.
"Ya sabar aja sih La, mau gimana lagi kan namanya lomba ya gitu, tapi lo tenang aja La, gue pasti bakal selalu dukung lo, kalau lo lomba lagi gue bakal jadi penonton yang duduk di kursi paling depan sambil bawa banner yang gambarnya muka lo deh," balas Joy asal membuat Reza ataupun Lola terkekeh geli.
"Ye anjay, jangan gitu juga kali malu gue. Asal lo tahu Joy, gue tuh tadi ngedenger suara lo yang udah kaya toa anjir," celoteh Lola tertawa.
Reza menimpal menakut-nakuti Joy. "Kan, udah gue bilang juga, jangan-jangan nih Lola kalah gara-gara suara lo Joy, nah loh, tangggung jawab lo Joy."
Joy berdecak. "Apaan sih Za, ya nggak lah, enggak kan La?" tanya Joy risau dan Lola hanya tertawa tanpa arti mendengarnya.
"Za, kok lo kemarin nggak bales chat gue?" tanya Lola mengganti topik.
Reza terlihat terkejut, hingga dia langsung menatap ke arah Joy sekilas lalu berganti menatap Lola. "Emang lo chat gue?" tanyanya ragu.
"Iya Za, gue dapet nomer lo dari Joy. Padahal kemarin chat gue udah lo read masa lo gak tahu Za?" tanya Lola penuh penekanan.
Reza bingung harus menjawab apa, sedangkan Joy terlihat tidak merasa bersalah sama sekali padahal dia tidak bilang dahulu jika ingin memberikan nomer Reza pada orang lain.
"Reza emang gitu La, cewek yang ngechat banyak, jadi nggak inget deh kalau lo juga ngechat," ujar Joy santai tanpa beban sama sekali.
Reza menyanggah ucapan Joy.
"Banyak dari mana sih Joy? Padahal kan cuman lo doang yang gue chat." Mendadak Joy tersedak hanya karena menelan salivanya. Segera dia meminum minumannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bitter Love
Teen FictionWhen you find love you will find bitter too. Bitter love Copyright 2019 Story by Puput Indah