Hoffen 2.0

26 1 0
                                    

"I'm alive, that's enough for now."

Hal apa yang dimata orang lain aku dipandang rendah?Kenapa semua orang membenciku? Aku tidak ada urusan dengannya.

Sora meneguk gelas terakhir. Kepalanya pening sedari tadi. Minuman apa yang diberikan San sehingga dirinya ingin saja memuntahkan minuman itu dari perutnya. Apa San menjebakkinya? Sora belum pernah merasakan minuman pahit yang tidak enak itu. Minuman alkohol? Tapi tidak mungkin ia sering meminum sejenis itu.

Badannya seketika lemas, kepalanya masih terasa pening, sepertinya ia menggigil. Sora menaikki tangga rumahnya dan berjalan menuju kamarnya. Badannya ia hempaskan ke ranjang yang empuk dan cukup besar untuk dirinya sendiri.

Krekk

Bunyi suara itu menyadarkan Sora dari lamunannya.

Tampak wanita yang masuk dari balik pintu. Wanita dengan kelopak mata hitam dan wajah yang terlihat sangat lelah.

"Eomma,"

HOFFEN 2.0

"Eh eh cha gimana kakinya? Gapapakan?" Wooyoung yang duduk didepannya dengan baksonya itu bertanya.

Gadis yang ditanya terkekeh senyum karena perhatian dari Wooyoung.

"Gwenchana young," jawab Matcha membuat Wooyoung menganggukkan kepalanya.

"Bentar lagi di taksir lo cha," suara lelaki yang duduk disamping Wooyoung.

"H-hha?" Seketika Matcha menjadi gugup mendengar pernyataan temannya itu.

"Tuh kan Matcha jadi keong, elu sih."

Yiren yang disamping Matcha menoyor kepala Yeosang. Membuat si empunya meringis karena tangannya Yiren yang cukup keras seperti batu, sakit.

"Buruan young jangan debat dulu," suara di sebelah kirinya membuat Wooyoung terdiam.

"Bentar lagi masuk ayok buruan," lanjut Jongho.

HOFFEN 2.0

Pluk

Empat kali...

Pluk

Lima kali...

Sudah?

Lima kali dibelakang sekolah. Banyak telur yang sudah pecah berhamburan. Sora merasa puas dengan dirinya begitu juga dengan kedua temannya disampingnya.

"Jangan,"

"Pernah,"

"Ada,"

"Dihadapan ku,"

"Lagi," ucap Sora satu persatu.

Setelah itu ia berbalik dengan senyum kemenangannya. Namun, baru saja berbalik kakinya kaku untuk melangkah.

Seseorang lelaki sedari tadi melihat kejadian pembullyan antara Sora dan gadis yang belum ia tahu namanya.

"Ngapain aja di belakang?" Tanya lelaki itu dingin.

Namun, yang ditanya hanya terdiam gagu. Sora memutuskan pergi dari sana bersama kedua temannya.

Hingga tersisa dua remaja disitu.

IDS 1117 | ATEEZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang