Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🥀 🥀 🥀
*Flashback on
"Lexa!"
Gadis itu berusaha tidak menghiraukan Axel yang berjalan di belakangnya.
Ya, setelah apa yang terjadi tempo hari, pengakuan tiba-tiba dari seorang Axel, Alexa mulai menghindarinya. Seakan menjadi orang asing, Alexa mulai menjalani kehidupan seperti saat sebelum ia bertemu dengan Axel dan teman-teman dari pria tersebut.
Gadis itu merasa perlu melakukan hal tersebut karena seperti yang dia yakini selama ini, dia tidak ingin berurusan dengan orang kaya. Apalagi sampai terlibat masalah hati.
Tapi ternyata sangatlah sulit, karena Axel tidak pantang menyerah. Bukan hanya di kampus, bahkan sampai di tempatnya bekerja pun, gadis itu tidak luput dari Axel.
Seperti saat ini, dia sudah menunggu di pintu belakang cafe tempat Alexa bekerja....
"Aku ingin meminta maaf padamu. Aku tahu itu terlalu mendadak, tapi aku tidak bisa menahan perasaanku saat itu" Ucap Axel sambil terus berjalan mengikuti Alexa yang tidak mengindahkannya sama sekali, malah terkesan seperti Axel tidak ada disana.
Mendengar hal itu, Alexa menghentikan langkahnya dan berbalik memutar tubuhnya menatap Axel yang hanya 2 langkah di hadapannya sekarang.
"Aku tidak tahu harus percaya padamu atau tidak, tapi aku mohon, tinggalkan saja aku sendiri!" Ucap Alexa kini memohon dengan mata berkaca-kaca. Sudah lelah dengan permainan anak-anak orang kaya ini. Kenapa mereka tidak mau meninggalkannya sendiri? "Apa yang kau lihat dariku? Aku hanyalah gadis biasa, miskin, yatim piatu bahkan sanak saudara pun aku tidak tahu, sedangkan kau adalah anak orang kaya. Sangat tidak mungkin untukku percaya semua yang kau ucapkan tentang perasaanmu padaku"
Axel mengambil langkah mendekat lalu menggenggam lengan atas Alexa, mencegah agar gadis itu tidak lari menjauh darinya. "Aku sudah jujur padamu. Aku sudah jatuh terlalu dalam padamu..... Aku tidak mungkin mundur begitu saja" Raut wajah pemuda itu berubah serius.
Kebimbangan semakin tergambar jelas di wajah Alexa. Dia bingung dan ragu. Semenjak mengenal Axel dan teman-temannya, memang mereka adalah orang-orang yang baik juga sangat bersahabat, tidak pernah membeda-bedakan antara dirinya dengan yang lain, tapi setelah tahu kalau ternyata ada sesuatu yang mereka mainkan dan melibatkan dirinya, bagaimana mungkin dia harus percaya semudah ini?
"Aku...." Axel menjeda kalimatnya saat gadis di hadapannya kembali menengadahkan pandangannya kepada pria itu. "Aku mencintaimu....Beri aku kesempatan, kumohon"
Alexa membelalakan matanya terkejut mendengar pengakuan langsung Axel kali ini. Axel memang orang yang baik, tapi kalau masalah perasaan, bagaimana?
"Aku mohon...." Pria itu mulai membawa kedua tangannya menangkup wajah Alexa yang masih tertegun, belum memberikan respon apapun padanya. "Hm?"
