⚘
⚘
⚘"Siapa nama mereka?"
"Ma... maaf?" Dengan gugup Alexa mencoba bertanya kembali maksud dari pertanyaan Ayah Axel yang tengah berdiri memunggunginya.
"Anak-anak itu"
Alexa melongokan kepalanya mencoba melihat keluar, ke taman belakang, dimana kedua anaknya sedang bermain-main dan bercanda dengan 3 orang asisten rumah tangga keluarga Adrian.
"Oh itu... Zakiel dan Bianca....."
"Adrian?"
Wanita itu terlihat kebingungan diawal, tapi detik berikutnya dia pun paham apa maksud Ayah Axel ini. Dia menanyakan marga kedua anaknya. "Ya.... Adrian"
Ayah Axel mengangguk-anggukan kepalanya setelah mendengar jawaban Alexa.
Akhirnya setelah menghabiskan hampir satu jam tanpa saling berhadapan, Ayah Axel memutar tubuhnya dan Alexa sedikit terkejut. Mata pria paruh baya itu berkaca-kaca seperti sedang berusaha menahan rasa sedihnya. Kenapa?
"A...."
"Aku melihat bagimana Axel bahagia saat dia bersamamu, saat kau memasangkan dasi kerjanya, saat dia bicara denganmu, saat dia melihat kedua anaknya dan berangkat bersama. Dia terlihat lebih bahagia bersama keluarga kecilnya bersamamu.... Seharusnya aku sadar lebih cepat" Ujar Ayah Axel panjang lebar dengan mata yang menerawang jauh, mengingat semua hal dan senyum merekah putranya saat pertama kali dia berhasil melihat Axel setelah bertahun-tahun putranya itu pergi dari rumah, memutuskan semua ikatan dengannya.
Alexa menundukkan wajahnya, dia tidak punya kata-kata yang bisa dia ungkapkan atau pertanyaan atas apa yang diucapkan Ayah Axel. Dia bingung, tidak mengerti apa maksud dan tujuan dari perkataan pria di hadapannya barusan. Dia hanya tidak ingin kembali diminta untuk meninggalkan Axel lagi. Sungguh, dia tidak mau.
"Setelah dia meninggalkan rumah. Rumah besar ini seakan tidak punya kehidupan, sangat sunyi, sepi, seperti kehilangan cahayanya. Dan istriku pun jatuh sakit. Aku dulu tidak ingin mengakuinya sama sekali, tapi sebenarnya hidupku pun sama seperti rumah ini.... Aku hancur, tidak berdaya, marah dan kesal. Bertanya-tanya kenapa anak bodoh itu bisa melakukan kesalahan besar waktu itu? Kenapa dia harus bertemu dengan mu? Kenapa harus kau yang hadir di hidupnya? Dan kenapa dia bersikeras memilihmu?"
Untuk kesekian kalinya, Alexa kembali dibuat bingung mendengarnya. Ia menelan ludahnya dengan susah payah dan kembali berpikir, apakah ini ide yang bagus untuk bicara empat mata dengan mertua yang tidak pernah menganggapnya?
"Aku rasa aku adalah ayah yang kuno. Disaat banyak keluarga yang melonggarkan atau bahkan menghilangkan tradisi dikeluarga mereka, aku malah memperketat tradisi itu. Berusaha menjodohkan Axel dengan gadis yang lebih pantas dengannya. Tapi ternyata dia malah membangkang dan lebih memilih bersamamu. Anak itu...." Ayah Axel tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Saat aku melihatnya datang menjemputmu di cafe waktu itu...." Pria paruh baya itu segera menghentikan kalimatnya. Dia ingat apa yang terjadi setelah Axel menjemput Alexa. Kejadian itu bukanlah hal yang baik untuk diungkit-ungkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘Nothing Ever Changes - BaekHera (Completed)
Fanfiction"Aku memilihmu dan tidak akan pernah ada penyesalan" NC-15 ~iamback~