08. Untukmu....

140 20 19
                                    

💐💐💐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💐
💐
💐

Flashback

Axel keluar turun dari mobilnya ketika melihat gadis yang dia cari baru saja keluar dari pintu belakang kafe tempatnya bekerja. Dengan segera ia berjalan mendekati gadis yang terseok-seok menunduk sambil menyeret sebuah koper besar bersamanya. Dalam hati pemuda itu berpikir, untuk apa koper itu dan kenapa Alexa membawanya?

Pemuda itu pun segera melangkah mendekati gadis itu, tepat berdiri dihadapannya menghalangi gadis itu semakin menjauh.

Alexa terhenti, dia tahu siapa yang sekarang berada di hadapannya, mau tidak mau gadis itu mendongak menatap Axel dengan perasaan campur aduk. Sudah hampir 1 bulan ini dia merasa kehidupannya baik-baik saja, tentu bersama Axel. Dia telah memberi kesempatan kepada Axel, setelah berpikir mengenai banyak hal dan resiko yang bisa diterimanya jika bersama dengan Axel.

Yah, bisa diakui kalau dia memberi kesempatan karena tidak ingin terus-menerus diikuti oleh pemuda itu, tanpa ada perasaan apapun. Atau mungkin perasaan itu telah tumbuh dan sedang berusaha ia enyahkan dari dirinya.

Bersama dengan Axel merupakan pilihan yang tidak benar, menurutnya. Anak orang kaya dan gadis yang tidak punya apa-apa sepertinya pasti tidak akan berakhir bahagia, selalu itu pemikirannya. Tapi.... mau bagaimana lagi? Axel selalu berhasil membuat semuanya baik-baik saja, seakan tidak ada perbedaan yang berarti antara mereka. Dia sangat tulus pada Alexa, dan hal itu membuat Alexa sulit untuk tidak jatuh lebih dalam lagi pada Axel.

"Kau mau kemana membawa koper sebesar itu?" tanya Axel yang membuyarkan lamunan Alexa.

Gadis itu menatap kesana-kemari mencari kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan itu. Kalau dia jujur, pasti Axel lagi-lagi akan membantunya. Dia tidak ingin setiap masalahnya malah menjadi beban untuk pria itu.

"Aku.... itu... aku mau...."

"Katakanlah padaku, aku akan membantumu"

Ucapan Axel itu sebenarnya tidak membantu mengurangi rasa bersalah Alexa atas ketergantungannya pada Axel.

"Tolong jangan bantu aku terus-menerus. Kau juga harus memikirkan dirimu sendiri. Aku yakin kau juga punya masalahmu sendiri, jangan menolongku terus-menerus, itu malah semakin membebanimu"

"Dan kau pasti merasa tidak enak karena itu kan?" Tepat sekali. "Aku sedang tidak punya masalah apapun. Masalahku sekarang adalah kau yang selalu berusaha menyembunyikan masalahmu dariku karena merasa tidak enak" Dengan sangat mudahnya Axel membaca apa yang dipikirkan gadis itu. "Percayalah padaku, aku ingin membantumu, apapun masalahmu itu. Jangan menyembunyikan apapun dariku, kumohon. Bukankah kau sudah memberiku kesempatan untuk membuktikan diri bahwa aku serius denganmu?"

Alexa menelan ludahnya dengan susah payah. Serius dengannya, apa maksudnya? "Aku merasa sudah cukup merepotkanmu terus-menerus. Untuk yang satu ini, lebih baik aku urus sendiri"

⚘Nothing Ever Changes - BaekHera (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang