.
.
.Malam hari yang biasanya selalu membuatnya nyaman terpejam, kini berubah menjadi malam penuh kekhawatiran.
Ya, semenjak Ayah Axel tahu tempat tinggal mereka, dan juga apa yang dibicarakan siang tadi, membuat pikiran Alexa kacau saat ini.
Dia ingin menceritakannya pada Axel, tapi disisi lain dia juga tidak mau kalau sampai terjadi keributan lainnya hanya karena dia saja. Biarkanlah dia memikul hal ini sendiri untuk sekarang.
Wanita itu membuka matanya yang sejak tadi dia coba pejamkan, kemudian bangun dan duduk di atas ranjang. Menatap kosong ke arah jendela yang terdapat sedikit celah untuknya bisa melihat keluar.
Mendengar decitan ranjangnya yang bergerak, Axel yang terganggu dari tidurnya memutar tubuhnya mendapati sang istri yang sedang duduk termenung. 'Pasti ada yang mengganggu pikiranmu lagi' Dia membatin, merasa bersalah disaat bersamaan.
🌹Flashback on
Ketegangan terjadi di kediaman keluarga Adrian. Kepala keluarga yang penuh dengan wibawa dan karisma, kini harus menelan kekecewaan terhadap anak pertama dan putra satu-satunya yang selama ini dia arahkan agar menjadi penerusnya yang dihormati dan disegani semua orang. Tapi kini, dia harus ikut menahan malu karena apa yang dilakukan putranya ini.
Axel Benedict Adrian, telah membuat suatu kesalahan fatal dengan tidak mengindahkan peraturan Ayahnya.
"Aku kecewa padamu. Kau benar-benar sudah membuat malu nama keluarga!" Ujar Ayah Axel membuang mukanya, seakan sangat amat malu untuk sekedar menatap lawan bicaranya.
"A...ayah...."
"Apa kau sudah kehilangan akal sampai-sampai membawa gadis itu kemari?! Gadis yang tidak kita ketahui asal-usulnya, keluarganya, sanak saudaranya. Dan kau lalu berkata ingin menikahinya?!" Axel hanya terdiam mendengar kemarahan ayahnya. Dia tahu tidak ada gunanya untuk membela diri sekarang, karena pasti hanya akan menjadi pertengkaran belaka. "Apa kau sudah gila?! Kau sudah tidak waras?!"
.
.Gadis yang tengah dibicarakan dan menjadi pokok pertengkaran antara ayah dan anak itu hanya bisa berdiri diam, tidak jauh dari keduanya. Sentuhan lembut di pundaknya membuatnya terkejut dan hampir saja ingin melarikan diri. Tapi setelah menoleh dan mendapati sosok paruh baya yang cantik tengah tersenyum lembut padanya, dia pun hanya bisa terdiam dan menunduk malu akan dirinya.
Ibu Axel, Nyonya Adrian, dengan lembut menangkup wajah gadis itu dan mengusap pipinya dengan penuh rasa sayang. Keduanya saling menatap yang tanpa sepatah kata apapun, gadis itu, Alexa yakin jika ibu Axel ini adalah orang yang baik hati. Dia pun mulai menangis, merasa bersalah telah begitu bodoh melakukan hal yang mempermalukan Axel dan keluarganya.
"Jangan menangis, putriku" Bisikan pelan nan lembut penuh ketenangan dari Ibu Axel membuat Alexa sedikit tenang.
.
."Kau seharusnya bisa melihat perbedaan yang jauh antara kau dan dia! Dia tidak pantas untukmu! Apa dia mengerti aturan keluarga kita?! Apa dia mampu menyesuaikan hidupnya di keluarga ini?!" Sulutan emosi dan amarah masih terus dikeluarkan oleh Ayah Axel tanpa ada kata pembelaan apapun dari mulut Axel.
KAMU SEDANG MEMBACA
⚘Nothing Ever Changes - BaekHera (Completed)
Fanfiction"Aku memilihmu dan tidak akan pernah ada penyesalan" NC-15 ~iamback~