[episemata1]-Kerusuhan Rumah-

42 7 11
                                    

Pertemuan yang tak terduga terjadi begitu saja. Waktu tak pernah berhenti untuk slalu berputar pada jarum jam dinding. Yang sudah menunjukkan bahwa mentari datang membawa dunia yang awalnya gelap berubah menjadi terang. Dan seharusnya dengan mudah, hal itu mampu membangunkan semua orang dengan terpaan cahayanya yang menembus jendela.

Muhammad Andrean Zakaria Gentara. Kakak yang sangat di sayangi oleh gadis manis yang memiliki lesung pipit di pipi kirinya itu menambah kesan wajah manisnya.

Alfina Fiyara Kinan, gadis remaja bertubuh mungil.

Memiliki sifat cuek dan bodoamat dengan keadaan. Tapi baik dan perduli, jika orang yang memperlakukannya sama. Maka dia akan berbuat
hal sama. Alfina sangat keras kepala tentang hal yang belum dia ketahui kejelasannya maka dia akan menolak keras kebenaran itu. Kecuali, jika itu keluar dari mulut Mamanya dia akan percaya meski sekalipun itu berbohong. Tidak kok.

Alfina hanya akan percaya jika itu bersumber bukan hanya lewat lisan tapi juga perbuatan yang dibuktikan ada. Alfina tidak mudah percaya akan omongan orang lain, dia juga tidak mudah memberi kepercayaan pada seseorang sebelum dia mengenalnya lebih dalam. Jadi, kepercayaan yang dimiliki Alfina bukanlah kepercayaan sembarangan. Alfina membutuhkan waktu lama untuk menyesuaikan diri dengan hal baru,karna dunianya itu tentang kepercayaan bukan penghianatan.

Berbanding terbalik dengan sifat kakaknya yang slalu mengalah jika ditindas, tapi hanya pada Alfina bukan yang lainnya. Jika orang lain yang menindasnya
ya, jangan salahkan Andre jika pulang-pulang dengan keadaan babak belur. Tapi Andre orangnya ramah.
Dia juga penurut pada keluarganya dan..Adiknya. Andre itu orangnya jahil. Andre juga murah senyum tapi, sedikit menyebalkan bagi Alfina. Karna otak kakaknya yang belum penuh 100%.

Alfina menggeleng-gelengkan kepala melihat kakaknya yang masih enak-enak an tidur pada
jam segini yang seharusnya dia sudah bersiap.

"Bang?lo bangun apa barang benda lo gue sita" Alfina berkata dengan nada santai namun penuh ancaman.

"Duh...iya-iya bawel ah lo! Nanti" Andre bangun sebentar dengan wajah malas, namun hendak tidur
lagi tapi tak jadi karna Alfina sudah memasang gerakan tangan berbentuk cubitan maut. Andre langsung bergerak turun dari ranjang lalu pergi
ke kamar mandi.

BRAKKK!!!

Andre menutup pintunya dengan kencang karna
merasa pagi hari nya dikacaukan oleh Alfina.

Alfina hanya terkekeh melihat kakaknya. Mampus!tanggung jawab lo ada di gue bang ahaha. 'Batin Alfina tertawa tak jelas.'

Alfina menatap isi dan sudut kamar kakaknya.
Mencari hal-hal yang menurutnya patut untuk
Dicurigai. Alfina tak perlu repot lagi jika berfikir akan telat dari sekolahnya karna dia yang sudah siap sedia dari tadi.

Dari sekian banyaknya benda didalam kamar ini tak ada satupun yang menurutnya aneh,semuanya aman. Jadi, santai.

Andre pun selesai dan keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan masih mengenakan handuk yang melilit pinggangnya,dan bersiul santai. Lalu mengambil cd nya dan kaos dalamnya juga mengambil seragamnya. Karna tak sadar bahwa Alfina masih
ada didalam kamarnya, dengan gerakan santai Andre hendak meloloskan handuknya itu dari pinggangnya, tapi sebelum itu, aksinya dicegah oleh suara emas dari seorang gadis dibelakangnya.

"AAAAAAAA!!" Wajah Alfina sontak memerah padam. Dan dengan mata yang melotot kaku menatap kakaknya ini karna shock atas tindakan yang kakaknya ini akan lakukan. Membuat pikiran liar Alfina berkelana di otaknya.

Reflek, Andre membalikkan badannya dan menatap siapa yang berteriak bagaikan suara merdu
(merusak dunia) itu.

Andre terkejut akan kehadiran Alfina di kamarnya.
Ngapain Alfina di kamar gue? 'Batin Andre'. Dan melihat ekspresi Alfina yang dengan keadaan mulut terganga lebar. Andre terheran. Lalu mengedikkan bahunya acuh.

Embun MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang