Happy reading😉
***
"Mana yang namanya Al?" Tegas seseorang dengan begitu lantangnya setelah berdiri diambang pintu diantara kerumunan para siswa.
Menatap sekitar, mencari objek yang menjadi tujuan kedatangannya kesini. Saat dirasa objek tepat sasaran, dia tersenyum tipis.
--Flashback On--
"Kenapa kamu bisa begini sih dek? Siapa yang udah bikin kamu kayak begini?" Tanya Falro,selaku kakak lelaki dari Indra. Sambil mengecek luka memar yang ada di wajah adeknya.
"Maaf pak, tapi banyak saksi mata yang mengatakan bahwa Indra lah penyebab perkelahian itu terjadi" Sela Bu Mona,selaku guru Bk yang paling killer. Menjelaskan kejadian rincinya pada Falro.
"Apa? Apa itu benar bu?" Falro terkejut mendengar penjelasan dari Bu Mona. Lalu Bu Mona mengangguk tegas,meyakinkan Falro bahwa penjelasan darinya untuk kejadian tersebut benar adanya bukan hanya guyonan semata.
"Benar. Banyak juga yang menjadi korban dari aksi pukul saling memukul tersebut. Bahkan korban yang diketahui ada 3 siswa. 2 siswa lelaki, dan 1 siswa perempuan" Jelas Bu Mona membenarkan. Lalu Bu Mona pamit pergi dari ruangan Uks tersebut. Dan diangguki oleh Falro.
"Apalagi ini?!" Falro terlihat frustasi. Sambil meremas rambutnya.
Ini kali pertamanya adeknya berbuat ulah,padahal 6 tahun yang lalu, dia tak pernah tahu bahwa Indra memiliki masalah. Kemungkinan tak sampai sebesar ini. Falro sangat kecewa pada Indra. Karna Indra yang dulu dengan sekarang menurutnya berbeda. Usia Falro dan Indra hanya berselisih 7 tahun lebih tua Falro dibandingkan Indra.
Tapi dia juga tak tega melihat adeknya terluka seperti ini. Falro sebagai kakak seharusnya melindungi.
Tapi, jika keadaanya seperti ini dia juga tak berhak membela adeknya. Bagaimana pun Indra tetaplah salah. Falro menghembuskan nafasnya lelah,setelah bergulat dengan pikirannya tadi.
"Kamu harus minta maaf sama dia!" Ucap Falro datar.
"Kok aku sih bang? Emang aku duluan yang mukul, tapikan, itu salah dia,Karna dia mancing emosiku" Sanggah Indra tak mau di salahkan.
"Lagian, luka yang paling banyak ada diwajahku ini ulah dari seorang cewek bang. Cewek! Cewek yang namanya Al, Al siapa itu gak tau" Imbuhnya lagi. Dan berusaha mengingat gadis yang sudah membuatnya tak sadarkan diri.
Indra menunduk takut saat kakaknya malah menatapnya tajam.
"Abang gak mau tahu! Salah tetaplah salah. Papa sama Mama dulu gak pernah ngajarin kita menghindar dari suatu tanggung jawab, kamu suka ngeliat Papa dan Mama disana sedih karna mu,ingat kamu?!" Tegas Falro pada Indra mengingatkan.
Falro rindu kepada kedua orang tuanya yang 5 tahun sudah meninggalkan dia dan adeknya. Dan kini, tanggung jawab Indra ada padanya. Maka dari itu Falro sangat menyayangi Indra. Dan tak pernah melakukan kekerasan fisik. Semarah apapun Falro,dia masih tetap bisa mempertahankan kesabarannya untuk menguasai dirinya.
"Tapikan-" ucapan Indra terpotong dengan desisan dari Falro.
"Sstt, jangan banyak alasan. Udah cepet ayok" ujar Falro memerintah. Dan menarik Indra keluar.
--Flashback Off--
Alfina mendongak menatap orang yang tengah menyebutkan namanya. Ya, orang itu adalah Falro dan Indra. Seketika Alfina terkejut karna orang tersebut tak sendiri,dia bersama dengan... Indra?
Tatapan Falro dan Alfina bertemu,namun hanya sekilas karna Alfina yang mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Cacha terlihat heboh,karna menurutnya ada pangeran yang akan datang menjemputnya. Saat orang itu datang menghampiri mejanya, ralat meja mereka berempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Embun Mata
Teen Fiction[Cover : x.cptwld_] Belajarlah untuk menghargai bukan menyakiti. Mengingatkan bukan membiarkan. Dan memberi ketulusan bukan pelampiasan'. Jadilah wanita yang diinginkan para pria untuk dimiliki tapi tak mudah untuk ditaklukan juga disakiti.'