06

5.3K 212 59
                                    

"gimana ? masih belum ketemu juga?"

Iyh non...

"Kalian gimana si ! Kerjanya nggak becus , gua bayar mahal masa udah sebulan lebih belum ketemu juga!"

Balas ocha kesal , sudah sebulan ia menanti kabar dari orang suruhannya perihal Nata nata itu , tapi sampai sekarang mereka belum menemukan informasi yang berarti.

Maaf Non , kami akan berusaha lebih baik lagi...

" Haruslah , gua bayar kalian di luar gaji papi , masa kerja sama papi cepet , sama gua lola kayak gini "

Gini non , informasi nona Lenata sangat tersembunyi , kami bahkan tidak tahu nama lengkap nya selain Lenata seperti yang Non bilang...

"pokoknya Gua nggak mau tahu , cepet cari informasi Nata lebih baik lagi "

Baik Non...

"Brengsek "

Maki Ocha , ia terlalu kesal . Mau sampai kapan ia menunggu mereka sedangkan Alva sendiri makin hari makin lengket dengannya.

Di lihatnya Alva sudah turun dari motornya , memang Ocha menyudahi telepon tersebut karena melihat motor Alva memasuki rumah nya.

"Sayang , habis telepon sama siapa?"

Tanya Alva begitu sampai di depan Ocha , membuat cewek itu memutar bola matanya malas .

"Nggak sama siapa siapa"

"Masa ?"

"Ia "

"Coba aku lihat ponselnya "

"Apaan si "

"Siniin , mau gua sebar video kita?"

Ocha mengeram , Alva benar benar brengsek , Ia menyerahkan ponselnya , setelah Alva mengecek riwayat panggilan Ocha. Ia tersenyum , hanya ada Dea dan Jenny , juga rose serta Alva , dan tentu saja kedua orangtuanya dan kakaknya.

"Puas kan?"

"Iyh , ayo jalan "

"Kemana ih "

"Jalan aja , aku males di sini , bosen liat rumah kamu "

Ocha memutar bola matanya , Alva tersenyum ia menggandeng tangan Ocha dan membawanya menghampiri motornya.

Setelah memakaikan helm pada Ocha , ia naik ke atas motor nya di ikuti oleh Ocha .

"Pegangan "

"Iye "

Ocha segera memeluk Alva membuat Alva tersenyum , tidak menyangka hubungan nya dengan Ocha sudah dua bulan lebih.

Di tambah ia semakin hari semakin sayang sama Ocha , sampai rasanya dadanya penuh hanya dengan Ocha saja.

Mereka menyusuri jalanan yang ramai , angin malam membuat Ocha makin memeluk Alva .
Alva tersenyum di balik helm full face nya. Ia menepi dan memarkirkan motornya di sebuah kafe yang tak jauh dari jalanan utama , kafe dengan tiga lantai yang terlihat sederhana dari luar..

"Heart Cafe ?"

Ocha membaca sambil menatap Alva yang tersenyum , ia menggenggam tangan Ocha dan masuk kedalam kafe tersebut.

Ternyata banyak pasangan di sana , Ocha maklum karena malam ini malam minggu. Dan juga nama kafenya saja sudah bikin yang jomblo minder untuk memasuki kafe ini.

Jika di lihat dari luar , kafe ini memang sederhana , tapi ketika masuk , kafe ini sangat elegan dan sangat bagus .

"Kita duduk di atas ya , aku udah booking sebelum ke rumah kamu "

Crazy Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang