PROLOG 🌼

60 6 1
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatu..

Hai temen-temen! // Ciaelah..

Perkenalkan nama aku dhia syifa. Panggil aja sesuka kalian.

Cerita ini cerita pertama aku ya:) murni pemikiran dan ide dari otak aku yang pas-pasan ini:"

Aku harap kalian suka sama cerita pertama aku ini ><!

Bantu voment! Karena itu sangat berarti buat aku!

Makasih! 🌼💜

***

"Samudra!!!"

Teriak seseorang dari arah belakang Samudra. Suara yang sangat besar menggema di seluruh lorong SMA Adiwangsa pagi ini.

Samudra yang sedang mendengar alunan musik yang berasal dari earpods-nya pun menoleh dan melihat siapa seseorang yang memanggilnya tadi.

Terlihat seorang gadis yang terbilang cukup pendek tengah berlari kecil ke arahnya. Gadis berparas cantik dan ceria. Rambut se-bahu dan tambahan poni menambah kesan imut di wajahnya. Tak lupa, wajahnya dihiasi dengan senyum lebarnya yang terukir indah di bibir tipis dan berwarna pink merona.

Gadis itu berlari menghampiri Samudra dan menyelaraskan langkahnya dengan langkah Samudra.

"Apa." Balas Samudra singkat.

"Ara boleh pantun?" Tanyanya dengan senyum yang masih setia merekah.

Samudra hanya diam dan tidak menggubris ucapan gadis imut disampingnya itu. Dia hanya fokus pada jalannya dan tetap memasang raut wajah serius yang setia menatap ke depan.

"Jawab dong! Ara bukan radio!" Ucapnya membuat Samudra hanya berdehem meng-iyakan ucapan Ara.

Gadis itu menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Kalau pergi ke Irian, Bisa main paralayang." Ucap Ara dengan wajah malu.

"Hm." Balas Samudra.

"Nama saya Arabella Ocean. Bisa di panggil dengan sayang!" Lanjut Bella sambil berjingkrak-jingkrak dengan senang.

"Tau." Balas Samudra dengan singkat.

"Ada lagi nih!" Ucapnya lagi membuat Samudra menatapnya malas.

Ara berdehem pelan lalu menarik nafasnya dalam-dalam seraya bersiap-siap.

"Jalan-jalan ke kota solo, untuk melihat kuda lumping."

"Ganteng-ganteng masih jomblo, boleh dong aku daftar jadi pendamping?" Lanjutnya dengan tertawa dengan malu-malu.

Samudra yang sejak tadi melihat tingkah gadis di sampingnya itu dengan tatapan aneh hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Jangan mimpi." Ucap Samudra membuat gadis itu berhenti berjalan dan menciptakan jarak dengannya.

Gadis itu melihat punggung Samudra yang mulai menjauh darinya lalu hilang di persimpangan lorong kelas.

***



Gimana prolog-nya?! Kalo suka jangan lupa voment ya! karena itu sangat berarti buat aku ><!

- dhia 🌼

Samudra DieskaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang