6. Kelas Unggulan?

24 2 0
                                    

"Nanti sore dijemput lagi, nggak?" Tanya Paman Han kepada Hyura dan Yeji dari dalam mobil.

Hyura diam, tampak sedang berpikir.

"Nanti aku telpon Paman, deh." Final Hyura. Paman Han dari dalam mobil mengacungkan jempol.

Hyura dan Yeji melambaikan tangan mereka seiring perginya mobil Paman Han. Setelah sudah tak terlihat lagi, Hyura dan Yeji masuk. Sekolah baru Hyura.

"Ini kamu langsung ke kelas, gitu?" Tanya Yeji. Sekolah masih sangat sepi.
Bagaimana tidak, mereka datang empat puluh lima menit sebelum bel masuk sekolah berbunyi!

Sekolah mereka adalah sekolah terdekat jika dibanding sekolah-sekolah lain yang ikut antar-jemput Paman Han. Jadi, pastilah mereka yang diantar dan sampai sekolah duluan.

"Hm, honestly aku gatau aku kelas apa." Hyura terkekeh, membuat Yeji gemas.

"Gimana sih, Hyuraaaa." Hampir saja ia mencubit Hyura.
"Galak bener. Santai santai." Hyura tertawa lagi.

"Aku anter ke kesiswaan, ya. Tapi Abis itu kutinggal. For your information, aku belom selesai ngerjain PR." Jelas Yeji sambil nyengir, tetapi tetap tampak cantik. Jatuhnya malah imut.

"Oh ternyata Yeji tipe-tipe murid begini. Okedeh."

"Sumpah, ikut antar-jemput Paman Han itu banyak untungnya, tau. Ya gini contohnya." Yeji mengedipkan matanya.

"Ayo, deh. Banyak bacot sih, kita." Yeji mengantar Hyura ke kesiswaan.

"Kamu doang, kali." Yeji menatapnya tajam, bercanda. Hyura tertawa melihat respon dari Yeji.

Mereka berjalan menyusuri koridor sekolah yang masih amat sangat sepi. Mungkin banyak murid tahun ketiga sudah duduk bersama kertas-kertas di mejanya. Sepertinya, prinsip mereka sama seperti Yeji.

"Kak!" Panggil Yeji. Orang yang dipanggil menoleh. Tampak bet OSIS menempel di saku seragamnya.

"Yeji? Apa? Mau jawaban PR lagi?" Ia sedikit nge-gas saat mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah Yeji.

"Eehh, suudzon bener jadi orang. Diem. Ga enak sama anak baru." Yeji melirik Hyura malu-malu. Hyura daritadi hanya bisa menahan tawanya. Harus jaga image, anak baru.

"Dengerin, ya. Ini, Hwang Yeji. Dateng pagi selalu, tapi licik. Niatnya datengin gue, terus minta jawaban PR. Emang bilangnya minta diajarin, ujung-ujungnya gue yang ngerjain. Setiap hari. Bayangin aja. Ga dibayar lagi." Jelasnya panjang lebar. Sepertinya ia sedang curhat.

"Anjir, julid amat."

Tawa Hyura akhirnya meledak.

"Hyura, ini Kak Jeonghan. OSIS paaaliiing baik se-jagad raya."

"Bullshit." Yang ternyata bernama Jeonghan itu mengumpat  sambil memutar bola matanya kesal.

"Eh! Ngomongnya!" Seru Yeji tepat ketika Jeonghan melontarkan umpatannya.

"OSIS paling sering ngomong kasar. Tapi kalo di depan OSIS lain, omongannya jadi kek malaikat seketika. Untung aku ga suka lapor." Yeji menunjukkan smirk-nya.

"Udaah. Kak, cariin data pendaftaran dia, dong. Aku ga minta jawaban, deh, pagi ini. Tapi bantuin dia, ya. Aku duluan. Gomawo~" Yeji segera menghilang meninggalkan mereka berdua.

Jeonghan menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat Yeji.

"Ayok. Sekalian gue mau ke kesiswaan, nih." Jeonghan berjalan di depan Hyura.

Aduh, kenapa Yeji meninggalkan Hyura bersama kakak tingkat yang bahkan belum ia kenal. Cowok lagi. Untung Jeonghan orangnya asyik.

"Lo jangan kira gue sama Yeji pacaran, ya. Amit-amit." Kata-kata Jeonghan ternyata memang selalu pedas. Hyura tertawa mendengarnya.

Reasons Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang