7. Worst First Day

25 3 0
                                    

"Disana?" Hyura menunjuk bangku kosong di pojok kelas. Benar-benar pojok.

"Gapapa, kan, ga sama kita? Udah bangku pilihan guru soalnya. Dan itu yang kosong." Jelas Yeji. Hyura mengangguk-angguk paham. Ia lalu pergi ke bangku yang dimaksud.

Kelas ini Kelas Unggulan. Jadi, sudah pasti anak yang berada disini adalah anak-anak yang unggul prestasinya. Karakter mereka tentu saja aktif, sama halnya Hyura. Ia yakin, yang duduk di belakang sini adalah anak-anak yang tidak asyik. Hhh.

Hyura menggeret kursinya ke belakang, lalu mencari posisi duduk terbaik. Ia mengeluarkan buku-bukunya, menatanya dengan rapi di loker bawah mejanya.

Yeji dan Seulgi duduk sebangku, di tengah, barisan kedua. Lumayan jauh dari bangku Hyura. Ia tak tahu sekarang harus apa.

"Aku kasian liat kamu, Hyur. Aku temenin dulu, deh. Mumpung yang punya bangku belum dateng." Seulgi tertawa melihat Hyura. Ia menghampirinya, lalu duduk di sebelahnya.

"Abis ini Fisika. Siapin buku tulis yang gede aja. Soalnya Pak Namjoon kalo ngasih soak banyak beud. Siap-siap aja." Seulgi mengingatkan.

"Sebanyak apa, sih? Makasih, btw." Hyura melakukan apa yang Seulgi katakan.

"Kamu keren, ya. Langsung Kelas Unggulan." Puji Seulgi. Hyura tertawa kecil.

"Kamu juga keren, kali. Bisa masuk kelas ini." Seulgi tersenyum.

Kriingg!

Bel tanda masuk sekolah berbunyi.

"Aku balik ke tempatku dulu, ya." Pamit Seulgi. Ia segera beranjak kembali ke bangkunya.

Anak-anak yang sebelumnya masih berada di liat kelas, kini semua sudah lengkap duduk tapi di bangkunya.

Eh, tidak tidak. Tidak semua.

Bangku sebelah Hyura bahkan Belum datang. Hingga akhirnya...

"Selamat pagi!" Seorang pria jangkung, dengan lesung pipi menghiasi pipinya datang sambil membawa beberapa tumpuk buku.

Oh, ini Pak Namjoon, guru Fisika.

"Saya dengar, ada murid baru di kelas ini? Dimana, ya?"

Semua menoleh ke pojok kelas. Hh, Hyura benar-benar malu.

"Boleh perkenalan dulu? Ayo maju!"
Hyura berdiri, lalu maju ke depan, tak peduli semua mata memandangnya.

"Aku Kim Hyura. Pindahan dari sekolah sebelah. Pindah karena alasan pribadi. Maaf, belum bisa kasih tau." Hyura menoleh pada Pak Namjoon.

"Udah?" Hyura mengangguk. Pak Namjoon dan beberapa anak lainnya tertawa.

"Singkat, jelas. Saya suka. Sudah, silakan duduk." Pak Namjoon mempersilakan Hyura duduk kembali.

Hm. Teman bangku Hyura masih tak kunjung datang. Kemana, sih?

Tap.. tap.. tap..

Seseorang dengan santainya masuk, membungkuk pada Pak Namjoon.

"Habis piket ruang kesiswaan, Pak." Katanya. Pak Namjoon mengangguk-angguk. Ia pun segera menuju bangkunya. Dan...

"Lo? Kok disini?"

Semuanya menoleh.

"Kosong, kan?" Hyura menjawab dengan santainya.

"Gaada tempat lain?" Ia sewot.

"Gaada. Liat sendiri kan?" Nada bicara Hyura meninggi.

"Eh, sudah-sudah. Vernon, Hyura." Pak Namjoon melerai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reasons Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang