Oleh: juliakornelius
Hujan, titik yang berjatuhan dengan gemericiknya yang sendu
Seiring awan yang menggelap kelabu
Menghentikan mimpi yang menggebuMasihkah aku mengharapkan kehadirannya
Saat ia datang menghancurkan segalanyaDia, sungguh karena dia
Dia datang dengan sebuah pertanda
Namun, tak ada yang tau ia datang untuk mengabarkan apaKetika dentuman keras mengiringi tubuh yang melayang
Terjerembab menimpa jalanan beraspalMenggesek tajam kulit yang kini mengalirkan darah
Membaur bersama genangan air yang berlumpur
Seakan kehidupan dan kematian tidak lagi memiliki batasDenyut nadi tak seberapa
Berdetak perlahan kian melambat
Bibir pucat
Mata yang tertutup rapat
Tubuh mengejang menemui sekaratSelamat tinggal dunia
Aku mengalah atas sikapmu
Dan patuh akan takdirkuMinggu, 3 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SECARIK RIMA
CasualeKumpulan puisi karya member TMT yang akan membuat kalian terlena dalam setiap baitnya. Tinta Merah Tua Community Official.