Rahasia

92 8 0
                                    

8. Rahasia

"Lo kenapa Dir? Lemes amat kek kurang oli" Ucap Alya meledek. Nampak muka Dira yang lesu, tak bersemangat ke sekolah. Dira berjalan masuk ke kelas seperti zombie yang tertatih. Ditambah lagi sahabatnya yang rese terus meledeknya.

"Eh Al, si buaya darat tumben belum dateng"

"Biasanya jam segini udah buat ulah"

            Mata Alya tertuju kepada cowo di belakang kelas. Dahi Alya mengekrut, wajahnya pucat ketakutan. "Dir gua ke belakang dulu yaaa" ucap Alya yang langsung lari meniggalkan Dira. "Idih kenapa tuh bocah" Dira tertawa kecil.

            Tiba-tiba cowo itu menghampiri Dira. "Hai calon pacar, tadi kayaknya ada yang nanyain gua gitu deh" Ternyata itu adalah Farrel yang sudah daritadi datang dan menunggu Dira di belakang kelas.

"AHHHHHH ALYA LO TEGAA" teriak Dira yang tersipu malu.

Dira berusaha memalingkan mukanya ke arah Farrel. Farrel terus meledek Dira yang tertangkap basah mencarinya. "Geer banget lo, maksud gua tuh Farrel kelas sebelah" alasan Dira yang ia ucap terbata-bata.

"Mana ada Farrel di kelas sebelah, Farrel tuh cuman satu. Dia doang" Teriak si cepu.

"Itu tas baru gua, nggak usah norak gitu dong" tunjuk tangan Farrel yang makin membuat Dira semakin malu

            Dira menutup muka merahnya dengan telapak tangan, seperti tersangka di tahanan saja. Tahanan hati Farrel, eaaaa. Kalau ada topeng, mungkin Dira akan terus memakainya.

"Awas lo, gua mau duduk"

            Setelah menaruh tasnya, Dira langsung berlari keluar kelas. Sontak satu kelas mentertawainya.

Rasanya pengen nangis, tapi ngakak juga. Kenapa bisa apes gini?

Brakkkk

            Tumpukan buku yang dibawa seorang cowo jatuh ditabrak Dira yang berlari.

"Sorry Vin, gua buru-buru" Dira membungkuk mengambil buku yang berserakan di lantai.

"Lo kenapa buru-buru emang?"

"Ituuuu Sepupu Lo NYEBELIN, lain kali punya sepupu dikandangin aja" keluh Dira. Setelah sudah rapi, Dira pergi mencari Alya. Sahabat kesayangannya, yang kadang baik tapi juga nyebelin kayak tadi.

"Oiya Dir, tunggu" cegat Alvin

"Lo mau kan jadi timses gua nanti?"

"IYA, gua duluan ya" Dira orangnya gak ada adab. Nge iyain dulu aja biar cepet, katanya sih gitu.

            Dira tidak sadar, dari tadi hp berbunyi. Satu panggilan tak terjawab dari Alya. Hati Dira khawatir, pasti terjadi apa-apa. Benar saja, Alya mengirmkan pesan WA agar Dira menghampirinya di belakang kantin sekolah.

            Dira begegas menuju kesana. Tempat yang jarang sekali orang kunjungi. Bekas kantin kosong yang katanya kebakar terus ada hantunya. Terlihat dari jauh Alya sedang mengintip ke arah kedai kosong dari balik tiang.

"Lo ngapain?" bisik Dira

            Samuel dan gengnya ada di kedai kosong itu. Mereka berkumpul seperti rapat untuk melakukan penyerangan.

"Dir, lo dengerin kata-katanya" ucap Alya semakin pelan

            Kuping mereka focus menyadap obrolan geng brandalan di sekolah itu. Sebenernya gak penting buat Dira dan Alya. Namun penting UNTUK FARREL TAHU.

Hati khawatir, ada ketakutan menyambut

Jiwa yang lemah tanpa cinta, merintih..

Meminta tolong kepada Dewi Cinta

Agar rasa tetap sama, tak berubah

Baca terus lanjutannya...

Jangan lupa baca juga cepen "Pengemis Kecil dan Kaleng Ajaib"

TerbaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang