Part 18

561 51 8
                                    

Waktu menunjukkan pukul tiga tigapuluh Dini hari Bian dan Nesa sudah berkutat di dapur menyiapkan makan saur di bantu pula dangan Sari dan Bi Narti. Namun ada yang berbeda dari hari biasanya di mana seorang gadis kecil bersama dengan Baby laki-laki sedang merangkak mundur menuruni tangga. Pelan-pelan mereka menuruni tangga. Saat tadi Ayra terbangun ia tidak melihat kedua orang tuanya hanya melihat sang adik yang duduk main-main di bawah tempat tidur. Ayra berinisiatif memanjat boxnya seperti biasa kala orang tuanya tidak ada, ia mendekati samg adik yang sedang bermain dengan kaos kaki miliknya yang ia lepaskan dan ketika melihat sekeliling Ayra melihat cahaya terang terang dari celah pintu yang tidak ditutup rapat. Ayra berjalan ke sana dan diikuti sang adik danish dengan merangkak, ya Danish sudah lancar merangkak bahkan sudah bisa berdiri dengan berpegangan lalu pelan-pelan merangkak, baby usia 7 bulan ini memang sangatlah pintar.

Tidak ada yang menyadari keduanya sudah berada tengah-tengah undakan tangga sampai Sari sang pengasuh beristighfar saat keluar dari dapur ingin menata lauk pauk di tempat makan.

"Astagfirullah," Sari dengan cepat menedakati tangga dan menggendong keduanya bersamaan. Mendengar Sari tiba-tiba berteriak istighfar tentu saja membuat semua yang di dapur keluar dan betapa syocknya mereka melihat kedua balita itu berada di gendongan Sari dan terlihat tertawa melihat senang.

"Sari, mereka turun tangga sendiri?" Tanya Bian setelah sadar dan menuju kedua anaknya dan mengambil mereka dari tangan Sari Diikuti sang istri di belakang.

"Iya, tuan, saya melihat mereka sudah di tenggah tangga."

"Mi, kok bisa? Ya Allah, Sayang." Mencium Ayra dan Danish yang saat ini sudah pindah ke tangan Nesa. Bayangan ketakutan anak-anak mereka terjatuh membuat Bian bergidik ngeri.

"Abi tadi terakhir keluar, pintunya ditutup rapat nggak?" Tanya Nesa mengingatkan.

"Masalahnya, Mi, ini Kakak ada di boxnya lho kok bisa keluar. Sari cek kamar saya apakah Boxnya jatuh?"

"Baik, tuan."

"Ini mereka udah makin aktif, Bi, kita harus makin extra jaganya."

Kedua orang tua balita tersebut masih sangat panik dengan kejadian tadi sedangkan Danish dan Ayra malah senyum senang karena sudah bertemu Abi Uminya. Bi Narti saja juga ikutan syock melihat anak majikannya, kesua balita tersebut tidak sadar bahwa yang mereka lakukan itu adalah hal berbahaya.

"Mi, maem" ucap Ayra menunjuk tempat makan yang beisi sajian saur."

"Kakak, liat umi, tadi gimana turun dari tangganya?"

"Yun?"

"CCTV aja, Mi, ada kan CCTV yang menyorot tangga, Kakak mana paham di tanya panjang begitu."

"Iya, Bi, lain kali jangan lupa lagi kunci tralis di tangga atas."

"Tuan, Boxnya aman tidak jatuh, kemungkinan non Ayra manjat Boxnya untuk turun."

"Ya udah nanti biar saya pastikan lagi. Sekarang kita saur dulu saja, ambilkan kursi baby ya."

"Umi susuin Danish ya di ruang anak."

"Ya udah nanti Abi bantu."

"Iya, Bi."

Akhirnya Bian memutuskan untuk saur dulu bersama, Sari, Bi Narti dan Pak Joko juga ikut makan saur di meja yang sama. Di rumah Bian Nesa tidak ada yang namanya berbeda tempat makan, mereka makan bersama dalam satu meja dan saling sharing setelah makan. Biasanya Bian dan Nesa akan bertanaya tentang apa saja yang kurang. Serta mereka juga akan diskusi makanan apa yanga akan di masak besok dan lain-lainnya.

Nesa menyusui Danish di ruang anak saat Bian makan saur bersama yang lain seraya menyuapi Ayra yang tadi minta makan. Tidak lama Bian mendekati Nesa membawa makanan saur dan gantian menyuapi sang istri. Awalnya Nesa menolak namun Bian lebih keras kepala, jadi sekarang posisinya, Danish menyusu ibunya, Nesa disuapi Bian seraya matanya tetap mengawasi Ayra yang sedang main.

"Kita harus lebih perhatian kepada Kakak dan adek, Mi." ucap Bian setelah menghabiskan satu sendok suapan terakhir pada istrinya.

"Iya, Bi. Tapi Umi masih nggak bisa bayangin caranya Ayra turun Box dan bagaimana Danish juga bisa ikut terbangun dan ikut turun tangga." Ya orang tua mana yang todak khawatir melihat kedua anak mereka sudah berada di tenggah tanga, bagaimana kalau mereka terpeleset. Untungnya mereka memasang karpet pada tangga jadinya tidak licin, ini Bian pasang saat kehamilah Nesa yang kedua."

"Iya, ini juga salah Abi yang tadi sepertinya juga kurang perhatian sama pintu, Tapi ada baiknya juga kita tahu mereka bangun, Mi, kalau nggak tahu dan mereka main-main di kamar kan juga bahaya, Mi." Dirinya tadi yang terakhir keluar setelah sang istri, dan kurang memperhatikan apakah pintunya tertutup dengan benar atau tidak.

"Colokan nggak ada yang colokan biasa kan, Bi?" Tanya Nesa karena baru sadar di kamar merek ada beberapa colokan yang posisinya rendah.

"Nggak ada, Mi, colokan kita tertitup, aman buat anak-anak yang suka main colok-colok apa saja yang berlubang."

"Ini pelajaran buat kita, Bi bahwa merawat anak itu gampang-gampang susah apalaginudah masa katif seperti mereka."

"Iya, bilangin, Sari juga buat lebih waspada sama anak-anak kalau lagi jagain sendirian."

"Iya, Bi. Sementara jangan tambah anak dulu kali ya, Bi. Umi takut."

"Anak kan rejeki, Bun, kalau dikasih lagi ya berarti Allah percaya sama kita."

"Iya juga, tapi Umi takut."

"Ada Abi kan? Ada juga kakek neneknya anak-anak kan?"

"Yah masa ngerepotin mereka?"

"Bukan merepotkan, kita hanya minta tolong kalau seandainya kita butuh bantuan. Sudah jangan dipikirkan lagi, yang penting berdoa untuk diberikan yang terbaik saja, Mi."

"Iya, Bi."

Saking asyik ya mereka mengobrol mereka tidak menyadari bahwa kedua anak mereka sudah kembali tertidur. Ayra yang tertidur di hamparan mainan yang tadi ia tumpahkan dan Danish yang tertidur sambil masih menyusu pada Nesa.

Lha baru saja bicara waspada dalam mengawasi anak-anak, mereka malah nggak sadar kesuanya sudah pergi ke alam mimpi.

TBC

Assalamu'alaikum semuanya yeye ide lagi ngalir lancar jadi upnya cepet, semoga tetep lancar seperti ini. Juga hari ini sudah 10 hari terlewat di bulan ramadhan, tidak terasa kan ya? Bagaimana sudah sampai mana tilawahnya?

My Goal's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang