Part 21

673 53 12
                                    

Flashback

Sehari setelah pernikahan digelar, Bian dengan sengaja meninggalkan istrinya untuk kembali bekerja. Bahkan agar tidak bertemu Nesa dia sengaja menginap di kantor atau apartemen yang biasanya disiapkan untuk koleganya yang berkunjung dalam rangka perjalanan bisnis. Hanya bisa dihitung dengan jari dalam sebulan itu Bian pulang ke rumah untung saja mereka hanya berdua, kalau sampai pembantu yang biasanya di perbantukan oleh mamak Bian tahu, pastinya Bian akan mendapat amukan dari sang orang tua karena telah menelantarkan istri sebaik Nesa.

Nesa itu gadis cantik, penurut dan nggak neko-neko salah jika orang bilang Bian tidak tertarik, Bian tertarik tapi rasa gengsinya yang besar maka dia menepis itu, bahkan sekarang dia mulai dekat dengan sekertarisnya Tania. Perempuan pintar, modis dan juga wanita karir, Bian pikir inilah sosok yang serasi berdampingan dengannya. Tania perempuan yang misterius membuat jiwa lelaki Bian terusik ingin menaklukkannya, Tania dikenal sebagai perempuan cuek yang susah didekati, dan Bian ingin membuktikan bahwa dirinya tidak mungkin ditolak apalagi diacuhkan.

Tania sendiri sebenarnya tidak pernah menanggapi apa yang Bian lakukan, mengirimi dia coklat atau bunga di setiap paginya, mengajak makan siang dan lain sebagainya. Tapi dasarnya Bian semakin dirinya diacuhkan maka semakin gencar untuk mendekat.

Sehingga di sinilah awalnya prahara dalam rumaha tangga Bian dan Nesa yang memang sedari awal sudah dingin. Pulang malam adalah rutinitas Bian, dia memilih kamar tamu untuk melepas lelah dibanding tidur di ranjang utama bersama sang istri. Bahkan dirinya dan Nesa tidak pernah bekomunikasi selama menikah, bayangkan jika kalian tinggal serimah dengan seseorang apalagi dia pasangan kita namun kita dianggap kasat mata, apa yang akan kau lakukan?

Bahkan saat pertemuan keluargapun Bian dengan sengaja tidak ikut serta karena alasan sibuk, membuat Nesa mau tidak mau menutupi sendiri permasalahan dirinya dan suami. Selain dirinya juga menjadikan dasarnsebuah hadist sebagai patokan untuk dia tidak menggubar aib rumah tangganya, Nesa juga berharap akan ada perubahan kedepannya dari sang suami.

Namun nyatanya empat bulan pernikahan tidak ada perubahan dari Bian hingga sebuah insiden merubah segalanya untuk Nesa. Ya malah itu sang suami pulang dengan keadaan demam yang sangat tinggi bahkan sampai mengigau. Melihat hal tersebut Nesa langsung memapah sang suami masuk ke kamar tamu di mana sang suami biasa tidur, dengan hati-hati ia mengganti pakaian sang suami yang sudah basah oleh keringat ia lap badan suaminya dengan air hangat agar lebih nyaman, namun tidak ada yang menyangka bahwa Bian yang sedang demam malah melakukan hal yang tidak Nesa duga. Di malam yang panas itu akhirnya Nesa melepaskan apa yang harusnya ia lepaskan untuk sang suami, meski dengan cara yang tidak ia bayangkan, sedih, bahagia bercampur jadi satu. Sedih karena harus melepaskan keperawanannya dengan cara seperti ini, namun ada setitik bahagia bahwa ia telah melaksanakan tugasnya sebagai istri. Menyempurnakan pernikahan mereka, air mata terus mengalir dari pipi Ayra di bawah pelukan sang suami yang entah dirinya sadar atau tidak tentang apa yang dia lakukan.

Merasa hembusan nafas sang suami yang teratur, Nesa memindahkan badan Bian dengan susah payah, mengganti seluruh baju dan kembali melap badan Bian sebelum akhirnya dirinya kembali ke kamarnya sendiri dan mandi besar. Setelah berganti pakaian Nesa kembali ke kamar Bian melihat apakah demamnya sudah turun, mengganti kompres Nesa duduk di kursi samping tempat tidur Bian dan akhirnya tertidur di sana.

Pagi menjelang Bian merasakan pusing yang luar biasa, melihat sekeliling ia menyadari dirinya sudah di kamarnya, tanpa babibu dia menuju kamar mandi dan berberes lalu bergegas pergi sebelum dia melihat Nesa. Nesa sendiri sebenarnya sudah melihat Bian namun ia bersembunyi, melihat reaksi Bian membuat hati Nesa mencelos apakah semalam tidak ada artinya apa-apa bagi sang suami?

Ya memang semuanya hanyalah sebuah mimpi bagi Bian karena sikap Bian tidak pernah berubah sampai bulan ketujuh pernikahan mereka, Bian mengajak Nesa berpisah tanpa ia tahu ada kehidupa lain yang hidup di dalam rahim sang istri, Bian mengingunkan perpisahan agar bisa menikah dengan pujaan hatinya, Tania yang bahkan ia sendiri tidak tahu bahwa kenyataannya Tania sudahlah menikah dan memiliki satu orang anak.

Assalamu'alaikum

Aku bawa cerita sebelum mereka bercerai yaa, jangan ditimpukk yaa, cukup lempar lebarang uang seratus ribuan aja ok. No esit harap wajar banyak typo

My Goal's FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang