Hampir menyerah

951 116 9
                                    

Kalian pernah gak sih kepikiran buat pacaran sama idol?Jujur aku sama sekali gak pernah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian pernah gak sih kepikiran buat pacaran sama idol?
Jujur aku sama sekali gak pernah. Karena ya gimana ya. Gak mungkin banget :')
Tapi kalo kata orang mah gaada yang gak mungkin.
Setuju sih. Karena aku membuat apa yang tidak mungkin menjadi mungkin.

•~•


"Grade C. Ayena, Seon Na, Hyewon, Chaewon, ........"

Aku menutup mulutku seolah tak percaya. Aku menjadi pusat perhatian para trainee.

" Kasian ya dia. Padahal penampilam dia tadi bagus. Tapi masuk C"
" Aku yakin pasti karena dia orang asing"
" Kasian ya dia."

Seon Na menatapku kasian dan menepuk bahuku. Aku tak suka dikasihani.

Aku muak dengan bisikan bisikan mereka. Lagi pula tidak pantas dibilang bisikan karena jelas-jelas mereka mengatakan itu dengan keras.

Aku pergi berlari meninggalkan aula. Bukannya tidak bersyukur. Tapi aku merasa kemampuanku tak pantas mendapatkan C. Apa hanya karena aku ijin kelas menari? Apa karena aku bukan orang korea?
Aku hanya kesal. Jelas-jelas juri tersenyum melihatku tampil. Bahkan trainee lain bertepuk tangan untukku. Apa yang salah?

Aku berlari mencari keberadaan Adrian. Aku hanya butuh tempat untuk mengeluarkan unek-unekku.

" Adrian kemana sih. Pas dibutuhin malah ngilang." ucapku frustasi.

Jam telah menunjukkan pukul 08.00 malam.
Tangisku pecah ketika mengingat Bunda.
Aku pun berjongkok dilorong kosong yang sering aku datangi ketika ingin menangis. Trainee lain tak pernah datang kesini. Banyak rumor lorong ini berhantu dan sebagainya. Tapi aku tak peduli. Aku hanya mau melepaskan beban.

Aku ingin menyerah.

Satu-satunya yang kupikirkan saat ini. Menyerah.

Masalah selalu datang padaku akhir-akhir ini. Dari kurang tidur, capek, sampai sempat aku menangis hanya karena rindu pada Mark.
Aku tak pernah memberitahu Bunda soal apa yang kurasakan. Aku tak ingin ia melihat keadaan anaknya yang miris seperti sekarang.

" Kamu ngapain disini?"

Pendengaranku samar karena efek aku menangis.
Aku melihat sepasang kaki berdiri didepanku.
Adrian?

Tanpa basa basi aku pun langsung berdiri memeluk lelaki itu sambil menangis.

Tapi

Laki-laki itu menghindar. Ternyata bukan Adrian. Aku mengucek mataku yang agak buram karena banjir air mata.

Aku gak kenal ini siapa.

" Ah aku minta maaf. Aku pikir kamu temanku. Aku sangat sangat minta maaf."

Aku membungkuk berulang kali karena sangat tidak sopan aku tidak mengenalnya tapi aku memeluknya.
Tanpa basa basi aku langsung pergi meninggalkan lelaki itu tanpa minta maaf.

Tidak terlalu jelas kulihat mukanya.
Ah biar saja. Dia pasti tau keadaanku.

" Ayenaaaa. Kamu nangis? Aku tau ini gaadil buat kamu. Tapi masih ada aku kok."

Seon Na memelukku erat sampai sampai tangisku kembali pecah.

" Eh.. Ayena. Dia kenapa? Yen lu kenapa nangis?" ucap Adrian berlari menghampiriku dan Seon Na yang sedang berpelukan.

Aku tidak bisa menjelaskan apa-apa kepadanya. Tangisku tak mau berhenti.
Mau tak mau Seon Na menceritakan kejadian dari awal sampai akhir.
Adrian menunduk kemudian menatapku dengan mata yang sendu.

" Yen." Adrian mulai berbicara sambil memegang pundakku.

" Kamu tau gak. Dulu aku pertama kali jadi trainee dapat Grade F."

Aku kaget dengan apa yang ia katakan. Begitupun Seon Na yang sedari tadi mengelap air mataku.

" Aku dulu gak bisa apa apa. Aku dulu sempat mau keluar dari trainee tapi aku teringat kalo bagaimanapun aku udah capek-capek latihan mengeluar kan tenaga yang tentunya gak sedikit. Kalo aku keluar usahaku sia-sia Yen."

" Sampai akhirnya aku berusaha terus menerus dan sekarang aku udah naik ke Grade A." ucapny menghela nafas cukup panjang.

Aku hanya menunduk sambil sesenggukan mendengar cerita Adrian yang ternyata dibandingkan aku tidak ada apa-apanya.

" Bukannya aku sok bijak. Tapi kamu gak boleh terus menyerah gitu Yen. Pikirin gimana ortumu khawatir selama ini tapi karena kamu nyerah kamu balik ke Indo tanpa bawa apa apa." Adrian memegang tanganku dan menatapku.

Aku hanya mengangguk dan kembali menangis. Aku beruntung punya Adrian dan Seon Na. Aku masih memiliki orang yang peduli denganku.

Aku bersyukur punya mereka.




*








Oh ya. Apakah kalian ingat cowo yang waktu itu berdiri didepanku saat aku lagi menangis?
Sejujurnya aku penasaran siapa dia.

 Apakah kalian ingat cowo yang waktu itu berdiri didepanku saat aku lagi menangis?Sejujurnya aku penasaran siapa dia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dating With Idol | WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang