Bertemu

1K 107 16
                                    

" Drian. Lu tau tempat biasa gw nangis kan? Lorong itu." Aku menatap Adrian serius.

Well. Hampir 2 minggu aku menjalani kehidupan sebagai trainee grade C. Perasaanku mulai membaik karena terus mendapat dukungan dari ayah, bunda, adrian, seon na, lami, hyera, dan teman-temanku yang lain.

Hmm sekarang aku sedang duduk menikmati matahari terbenam dipinggiran sungai han bersama Adrian. Yaps hanya kami berdua. Sedekat itu aku dengan Adrian.

Dan untungnya kami tidak saling suka.

" Hooh napa? Jangan bilang lu lagi nangis disitu trus liat penampakan. Hihh serem." Ucapnya menjauhkan duduknya dariku.

" Ihh nggak!!!" Aku memukul Adrian Wgakkencang sehingga Adrian berteriak.

" Lebayyyy!!!!"

" Oakwoaowk. Iye dah kenapa emang?"

" Lupa cerita semalem. Kamu masih inget pas aku nangis gara-gara aku denger aku masuk grade C kan?"

Adrian mengangguk

" Nah sebelum aku ketemu kamu sama Seon Na, aku pergi ke lorong itu buat nangis. Aku nangis sambil jongkok trus nunduk. Trus tiba-tiba ada cowo bediri didepan trus nanya aku ngapain disitu. Aku pikir itu kamu Drian. Jadi aku peluk dia dan dia ngindar. Tapi aku masih ngerasain badan dia sekilas. Trus aku tau itu bukan kamu karena dia tinggi. Trus__"

Belum selesai aku bercerita tiba-tiba Adrian memotong ceritaku.

" Wait wait. Jadi lu nyindir gw karena gw pendek gitu!? Sori ye tinggian gw dari lu." Adrian menunjukkan muka songongnya padaku.

" Dengerin dulu udah protesnya nanti!!" Cibirku.

" Trus kan ya otomatis aku minta maaf dong sama tu orang. Tapi galiat mukanya gara-gara burem ketutupan air mata. Kira-kira ada gak temen-temenmu yang berani kesana?"

" Gamungkin Yen. Orang temen-temen ku aja mau ketoilet tengah malem masih bangunin aku. Mana mungkin mereka pergi kesana yang katanya berhantu." Balas Adrian.

Aku hanya ber-oh ria saja. Walaupun sebenarnya aku penasaran dia siapa. Aku hanya ingat dia tinggi. Dan ganteng mungkin (?). Pokoknya aku penasaran.


***


Aku gak bisa tidur. Walaupun kejadian itu sudah berlalu aku masih saja penasaran. Entah kenapa lelaki tersebut berhasil membuatku sengsara karena penasaran. Aku sangat ingat jelas sepatu yang ia kenakan. Sneakers putih dengan tali berwarna merah.

|

Aku bangun pukul 4 pagi. Sejak 2 minggu lalu, aku jadi sering lari pagi. Seon Na? Tentu saja dia masih tidur. Aku selalu berlari sendirian. Tidak mungkin aku keasrama cowo membangunkan Adrian. Menelpon? Hpnya pasti disilent.

Aku berlari keliling Seoul. Ntah jalan apa yang kulalui. Pulangnya aku juga mengikuti google maps. Sungguh canggih jaman sekarang.

Aku berlari sambil memasang earphone ditelinga dan mendengarkan beberapa lagu.


Now playing ...

Beautiful - Crush


Ah lagu ini tak cocok untuk lari pagi pikirku.
Aku berhenti untuk mengganti lagu. Baru saja aku ingin membuka layar hujan mulai turun.
Entah suatu kebetulan atau tidak aku pun tak tau.

Aku menatap keatas langit. Sudah lama aku tak merasakan hujan. Seoul selalu cerah walaupun udaranya dingin.

Aku menatap langit yang sedang menangis entah karena apa.
Lagu ini. Lagu yang kudengar saat sedang rindu Mark.

Dating With Idol | WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang