Maaf

659 71 4
                                    

Suara lariku menggema memenuhi lorong rumah sakit.

Panik dan khawatir. Perasaan itu tercampur aduk sampai-sampai aku lupa mengenakan baju lengan panjang. Udara sangat dingin tapi aku berkeringat.

"Suster pasien bernama Ayena dirawat dimana?" Ucapku.

"Ah diruang ***** tuan."

"Terimakasih."

Aku harus cepat. Sepertinya Ayena sangat kecewa. Aku lupa. Aku lupa hari ini 1000 hariku dengannya.
Arrgghh. Aku terlalu sibuk dengan urusanku sampai lupa ada yang menunggu kabarku setiap hari.

Deg.

"Winwin larinya pelan-pe" Kun yang melihatku terpaku bahkan menutup mulutnya kaget.

"Eh kalian udah datang? Masuk aja." Ucap chenle membawa plastik berisi air mineral.

Aku masih diam dibalik pintu ruangan yang agak buram tersebut melihat perempuan milikku menangis sambil dipeluk oleh lelaki lain.

Tunggu.

Apakah pantas dia kusebut "millikku"?

"Dia gak makan tapi latihan sampai larut. Moodnya kacau. Tiba-tiba dia nangis trus Jaehyun hyung meluk dia."
Jelas chenle panjang lebar.

Aku berjalan mendudukkan diriku dikursi panjang yang terletak samping ruangan tempat ayena dirawat.
Aku mengacak rambutku frustasi. Aku menyakiti perempuan yang bahkan belum kubahagiakan. Brengsek.

"Masuk. Ayena udah tidur." Ucap Jaehyun membuka pintu ruangan.

Chenle, kun, dan aku masuk keruangan itu. Aku melihat ayena tertidur dengan jarum infus tertancap ditangannya.
Aku berdiri terdiam disamping tempat tidurnya dan menatapnya dalam-dalam.

"Apa lagi yang kamu perbuat win?" Jaehyun membalikkan badanku secara kasar dan bicara dengan santai  tapi hanya saja ekspresinya..

Marah.

"Jaehyun!! Tenanglah!." Ucap kun menghampiri Jaehyun.

Jaehyun menatapku dengan marah. Mukanya santai tapi tangannya mengepal seakan-akan ia hendak memukulku.

"Hyung sudahh. Kasian ayena lagi istirahat. Jangan bertengkar disini please!." Chenle menatapku dan Jaehyun secara bergantian.

"Chenle. Ayo pulang." Ucap jaehyun dengan nada kesal.

"Ayo!." Ucap jaehyun menarik tangan chenle dan keluar dari ruangan.

"Hahh." Ucapku frustasi mengacak rambut dan duduk disofa.

"Sebenarnya kalian ada masalah apa?" Kun menghampiriku dan duduk disebelahku.

"Ini salahku. Ini sa-lah-ku."

Ahh. Aku tak tahan. Aku tak tahan menahan tangisku. Untuk pertama kalinya aku menangisi perempuan yang sudah kukecewakan.



***



Jam menunjukkan pukul 8. Aku terbangun dengan keadaan lemas dan tenggorokan yang kering karena sebelum tidur aku nangis.

"Winwin?" Ucapku pelan karena menemukan sosok pria ini tertidur dibangsal sebelah kananku.

Dia kesini?
Ini beneran winwin?
Dia beneran kesini buat ngeliat aku?

Bukannya aku tidak seneng. Tapi dia memang tidak pernah punya waktu untukku. Ah aku rindu sekali dengannya.
Aku juga melihat kun tertidur disofa.

Dating With Idol | WinwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang