Part 6

3.1K 447 68
                                    

Iqbaal bersama keluarganya sudah kumpul di bandara, tidak banyak yang mengantar hanya ada jozz dan dinda yang slalu ada saat iqbaal kembali maupun berangkat ke Melbourne. Iqbaal yang sedari tadi merangkul kekasihnya itu yang masih mengenakan baju tidur, kasihan katanya gadis ini masih mengantuk dan memaksa untuk ikut.

"Heh masih merem aja!" Dinda menegur (namakamu) yang masih memejamkan matanya, bukannya membuka mata gadis itu malah mengeratkan pelukan dari samping kepada iqbaal.

"Nanti jatoh (nam), lagian kamu aku bilang kan langsung tidur kenapa begadang heh." iqbaal menyeimbangkan tubuhnya, gadisnya ini seolah tidak tahu tempat dan tidak merasa malu walaupun masih mengenakan pakaian tidur.

(Namakamu) tidak merespon iqbaal dia sepertinya memang harus melanjutkan tidurnya, iqbaal yang jahil itu langsung memberikan cubitan di hidung (namakamu) "Bunda ibay nih nakal jailin aku!" Pekik (namakamu) yang mengelus hidungnya yang sekarang memerah.

"Giliran di jailin aja bangun, bunda nih mantunya ada ada aja hahaha" ungkap jozz membuat rike, herry, iqbaal, dan juga dinda terkekeh pelan.

"Aku tuh baru tidur 15 menit, tibatiba udah di bangunin nganterin ibay ke bandara" ujar (namakamu) merapihkan kunciran di rambutnya, dia sudah sadar dan berdiri di dekat rike.

Iqbaal yang mendengar pemberitahuan mengenai keberangkatan pesawatnya langsung pamit kepada rike dan herry, mendengarkan apa nasehat kedua orangtua yang slalu mendukung apapun yang iqbaal perjuangkan. Selanjutnya iqbaal pergi kearah jozz dan dinda, memeluk bergantian.

"Udah balikan jangan macem macem loh bay" Ucap dinda kepada iqbaal.

"Iya bu, ibay gak bakalan macem macem"

"Kalo macem macem tau sendiri lah akibatnya, bapak sama ibu gabakalan mau bantuin lagi hahaha," jozz dan dinda terkekeh melihat ekspresi iqbaal.

"Insyaallah pak doain, semoga bisa jaga mata sama hati hahaha....."

"Kalo butuh apa apa kabarin ya bay, jangan sungkan. Kalo urgent ibu sama bapak usahain kesana."

"Siap laksanakan" iqbaal memberi hormat kepada pasangan mamut ini, dan sebagai salam perpisahan mereka berpelukan kembali. Pasangan mamut ini memang sudah menganggap iqbaal seperti anaknya sendiri, berhubung bunda dan ayah sibuk dengan urusan pribadi mereka lah yang menggantikan peran itu untuk iqbaal.

Iqbaal berjalan kearah (namakamu) dengan senyum manis, dia meraih tangan (namakamu) lalu menarik gadis itu agar jatuh kepelukannya. Pelukan hangat yang dibeeikan gadis itu membuat iqbaal tenang, ia ingin sekali membawa (namakamu) kesana namun ia juga tidak boleh egois mengingat kekasihnya juga masih banyak urusan di jakarta.

Keduanya hanya diam, menikmati pelukan yang sangat nyaman. (Namakamu) mulai membuka suara pelan, memberi iqbaal nasihat dan pria itu pun mendengarkan dengan baik "Disana jangan sibuk sibuk ya, kasih kabar yang di jakarta juga" iqbaal hanya berdeham sebagai jawaban.

"Utamin tugas sama keluarga kamu bay, jangan aku terus yang di hubungin."

"Kenapa?"

"Ya pokonya jangan, aku gabakalan kabur sih kalo gak dikasih kabar juga..."

"Hmmm.."

"Makan nya jangan susah, sholat jangan di tinggalin."

"Iya sayang..."

QueridaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang