Chapter 3: A Spoonful of Happiness

354 12 0
                                    

"Wow.." gumamku yang baru pertama kali menginjakkan kaki di sini.

"You'll love it sweety.." ujar Greyson kepadaku. Ia segera membuka peta Disneyland ini.

"Banyak atraksi di sini, tapi pastikan Jack boleh menaiki wahana itu.." ujarku. Jack tak sabar untuk mencoba satu persatu wahana di sana. Namun tinggi badannya belum mencukupi persyaratan beberapa wahana.

"Sepertinya permainan ini akan aman dan menyerukan.." ujar Greyson sembari menunjuk ke salah satu atraksi yang bernama "Alice in Wonderland". "Let's go, dad!" seru Jack. "Haha, I know Jack. Come on, boy.." jawab Greyson.

Kami pun segera berjalan ke wahana sana.

**

"Yay we're here!" seru Jack, riang. Kami berdiri di antrian yang tidak terlalu panjang. Ini bukan musim liburan yang banyak anak sekolah datang kesini, menyerbu setiap inci tempat ini.

Greyson dan Jack bersenandung dengan senang. Selama antrian, kami berbincang-bincang seru, dan bernyanyi. Heboh sendiri. Sampai tak terasa, sebuah mobil bumper sederhana sudah menyambut kedatangan kami, di depan mata kami.

"Aku mau duduk di depan!" seru Jack. Akhirnya Jack duduk di depan, aku dan Greyson duduk bersama di belakangnya. Ya di mobil itu terdapat dua bagian, depan dan belakang. Mobil itu mulai berjalan di atas rel.

Dengan suara-suara nyanyian dan suara soundsystem berupa suara kehidupan di alam bebas, mobil berjalan dengan perlahan. Kami melihat Alice dan teman-temannya, dan mobil masuk ke sebuah gua gelap.

"Ahh!"

Jack menutup matanya erat, karena gua itu gelap.

"You don't need to be scared , Jack.. nothing is scary here.." ujarku. Terdapat makhluk-makhluk aneh seperti raja dan ratu kartu, kucing belang, buah-buahan, dan seeokor kelinci dengan lampu yang remang-remang mulai menghiasi dinding gua.

"It's funny instead! Haha!" seruku menunjuk ke seekor kucing itu. *krik* -no one is responding :/

**

Greyson menarik bahuku dan menidurkan kepalaku di bahunya. Tangan kirinya merangkulku dan yang kanan mengusap kepala Jack, seraya mobil terus mengeksplorasi gua.

"I love you all.." ujarnya tersenyum. Entah mengapa Greyson bertingkah aneh seperti ini. Sebenarnya tidak aneh sih.

Jack menoleh ke ayahnya. "Dad this is amazing.." ucap Jack dari mulut kecilnya. Greyson mengangguk sambil tersenyum.

"Euh Grey? Kau .."

"Layla, aku cinta momen-momen seperti ini. Ternyata aku baru merasakan yang namanya berkeluarga.." ia menyelaku. Ia berhasil membuat pipiku memerah. Walaupun aku tahu, ia sudah menjadi suamiku. "Me too , Grey.." jawabku.

**

Mobil itu tiba-tiba berhenti. Perhentian mobil yang tak diduga itu membuat hentakan keras, yang hampir berhasil membuat jantungku copot.

Ternyata ada sebuah raja kartu yang sedang tertawa, menghalangi mobil kami. Dan, Jack menertawai balik kartu konyol itu.

"Enjoy your ride!" ucap si kartu dengan suara yang melengking. Tanpa bertele-tele, mobil mengambil arah kanan dan gua mulai menghasilkan garis-garis hitam putih yang berputar layaknya kartun. Mobil berjalan semakin cepat. Kami memegang pegangan yang tersedia di depan kami.

Kemudian nyanyian semakin keras. Aku mulai bertepuk tangan mengikuti irama musik bersama Greyson. Di sini seperti dunia fantasi! Banyak gelembung-gelembung udara yang menutupi mulut gua. Dan kupu-kupu imitasi yang berterbangan ke sana kemari..

Kiss the Rain (Greyson Chance), Piano Love SequelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang