Chapter 8

228 23 54
                                    

Haii Para Readers ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii Para Readers ❤️

Happy Reading ❤️❤️

Pagi ini Marvin sedang menikmati semilir angin yang berhembus di balkon rumahnya.

Ivan melihat adiknya sedang menikmati udara, ia lantas menghampiri Marvin

"Lagi ngapain Vin?"tanya Ivan sembari memberikan segelas coklat hangat yang ia buat

"Lagi nikmatin pemandangan aja sih, oh ya kak Caroline sama Inara mana?"tanya Marvin

"Kalau Inara palingan lagi tidur pules, dia kan kebo, kalau Caroline tuh lagi masak."Ivan menyeruput coklat hangatnya

Saat Marvin dan Ivan sedang ngobrol, Evan memanggil Marvin untuk ke ruang kerjanya, Marvin pun langsung ke ruangan papanya

"Ada apa pah?"Marvin langsung bertanya to the point tanpa basa basi

"Kamu duduk dulu,"pinta Evan, Marvin pun menuruti papanya itu

"Can dad ask something from you?"tanya Evan sembari menarik napas panjang sebelum mengatakan ucapan selanjutnya

"Yes of course dad,"ucap Marvin tanpa rasa curiga sedikitpun

"Jauhi Zara,"ucap Evan santai, ucapan sialan ayahnya itu membuat Marvin emosi

Bagaimana tidak emosi, Evan memintanya menjauhi gadis yang ia cintai, itu kan tidak akan mungkin terjadi

"Aku gak mau pa! Udah aku bilang berkali kali kalau aku sangat mencintai Zara!"tegas Marvin dengan nada penuh emosi

"Tapi papa ingin yang terbaik untuk kamu Marvin, dan Zara bukanlah gadis yang baik untukmu,"ucap Evan lagi lagi dengan nada santai, bahkan tak ada sirat emosi di wajahnya, malahan wajahnya terlihat sangat tenang

"Papa tau apa tentang yang terbaik untuk aku, selama ini papa nggak pernah peduli tentang semuanya, tentang pergaulanku, tentang bagaimana aku di kampus dulu, bahkan papa nggak pernah support aku, malahan bi Inem yang selalu dukung aku, padahal dia bukan keluarga kandungku, dan papa malah sibuk mabuk mabukan setelah mama tiada, dan sekarang papa bilang ingin yang terbaik untuk aku! hebat!"Akhirnya Marvin mengeluarkan seluruh emosinya

Tapi Evan sepertinya tak terpengaruh sama sekali, sepertinya memang benar Evan tak pernah menyayangi putranya itu, tapi apa mungkin seorang ayah tidak menyayangi putranya? Ah, sepertinya itu tidak mungkin

"Pokoknya kamu harus menjauhi Zara, kalau kamu masih berhubungan dengannya, jangan salahkan papa jika terjadi apa apa dengan ayahnya,"ancam Evan

Inilah yang selalu membuat Marvin menuruti semua perintah Evan yang menurutnya gila. Evan selalu mengancam akan menyakiti kelemahannya itu jika ia tidak menuruti perintah Evan.

Marvin mengepalkan tangannya, nafasnya memburu sirat akan kemarahan, ia mengambil nafas kasar lalu keluar dari ruangan ayahnya itu

Marvin menuju kamarnya, ia masuk ke kamarnya dan duduk di ranjangnya, ia mengambil ponsel di atas nakasnya, lalu menchat Zara

MARSYA [COMPLETED STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang