4. Schiphol Airport

59 22 20
                                    

❄❄❄ HAPPY READING ❄❄❄

.

Hallohaaii ... Author yang kece badai kek gulali ini balik lagi di chapter 4.

.


Pagi itu Stasiun kota Ede sangat riuh. Kereta pagi menuju Amsterdam Station telah berangkat 15 menit yang lalu. Akhirnya Kiana berangkat sendiri ke Amsterdam kota tanpa sang Paman yang pagi itu ada rapat penting di kantornya.

"Bagaimana bisa aku bangun kesiangan. Aku bisa terlambat kalau begini!" keluh Kiana.

Sesampai di bandara, Kiana langsung berlari masuk Bandara, bersamaan dengan itu ponselnya tiba-tiba berdering.

"Hallo!" sapa Kiana menjawab teleponnya sambil berlari. Matanya menatap fokus ke depan.

"Waar ben je?" (1) jawab seseorang dari seberang.

"Wacht even!" (2) seru Kiana masih fokus berlari karna memang dia sangat terlambat pagi itu karna dia terbangun agak kesiangan.

"Ik heb lang gewacht!" (3) suara Mark terlihat kesal.

"Ik was op de luchthaven!" (4) jawab Kiana.

Kiana fokus berlari menerobos kerumunan orang-orang dan dia tidak sengaja menabrak seseorang.

BRUUUKK!!

Kiana terjatuh dan begitu pula dengan pemuda yang ditabrak oleh Kiana. Tas punggung milik Kiana dan pemuda itu jatuh berdekatan, semua isi tas berserakah kemana-mana. Sedangkan ponsel yang dipegang Kiana pun terjatuh. Keduanya otomatis langsung memunguti semua barang-barang yang tercecer di lantai.

"Het spijt me!" (5) kata Kiana.

"Als je loopt draag dan je ogen!!!" (6) ucap pemuda itu langsung pergi meninggalkan Kiana dengan cueknya.

"Ih, apaan sih! Sopan sekali, minta maaf juga tidak, main pergi gitu saja!" dengus Kiana sembari membenarkan ponselnya dan langsung menelpon sepupunya, Mark.

"Marky! Kau dimana?" tanya Kiana lagi sambil matanya mencari ke seluruh penjuru tempat.

"Kiana, kau yang dimana?!" tanya Mark balik bertanya pada Kiana.

"Aku sudah berada di terminal kedata---" ucapannya terhenti ketika sadar kalau dia salah tempat. "Sorry! Sepertinya aku salah tempat, aku berada di terminal keberangkatan!" pekik Kiana. "Tunggu sebentar!" Kiana langsung menutup telponnya dan segera berlari.

Selang beberapa menit.

"Maaf!" ujar Kiana dengan napas yang tak beraturan ketika sudah sampai di tempat Mark.

"Sudahlah, tak masalah. Ayo pulang!" ajak Mark menarik kopernya.

Keduanya berjalan menuju kereta bawah tanah yang tak jauh dari bandara.

"Biar aku yang bayar," ujar Mark.

"Dankje wel," balas Kiana.

Seperti biasa mereka menggunakan kereta intercity menuju Ede.

"Kapan kau sampai di Belanda?" tanya Mark.

"Dua hari kemarin," jawab Kiana singkat. "Lalu bagaimana liburanmu?" tanya Kian balik.

d'Oranje : Ik Hou Van Je { Terbit Novel } √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang